Penyakit degeneratif umumnya diakibatkan oleh perubahan secara bertahap pada sel-sel tubuh yang kemudian berdampak kepada fungsi organ secara umum. Sebagian besar penyakit degeneratif muncul sebagai akibat dari pertambahan usia, bukan akibat virus atau bakteri. Meski nyatanya, menjalani gaya hidup yang buruk turut berisiko menyebabkan kelompok penyakit ini dapat menjangkiti siapa saja tanpa melihat usia.
Di masa kini, manusia lebih banyak mengonsumsi makanan olahan, daging, rokok, makanan tinggi lemak dan gula, serta minuman keras, dibandingkan masa lalu. Di samping itu, kini lebih banyak orang-orang, terutama yang tinggal di kota, yang menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk bekerja sepanjang hari. Selain makanan dan rokok, penyakit degeneratif juga berisiko terjadi akibat faktor-faktor lain seperti: kemiskinan, lingkungan hidup dan kerja yang kurang ideal, stres, rendahnya tingkat kesadaran untuk berolahraga secara rutin.
Penyakit Degeneratif yang Sering Terjadi
Sebagian penyakit degeneratif dipicu oleh kebiasaan buruk manusia sehari-hari yang kemudian menyebabkan gangguan pada organ tertentu. Cermati dan sadari latar belakang beberapa penyakit degeneratif yang sering terjadi berikut ini.
Penyakit kanker
Kanker
umumnya disebabkan oleh adanya mutasi pada DNA di dalam sel-sel tubuh.
Mutasi gen ini bisa diturunkan dari DNA orangtua atau bisa timbul di
kemudian hari. Terdapat banyak hal yang dapat memicu mutasi gen, yaitu
gaya hidup yang buruk seperti kebiasaan merokok, obesitas, kurang berolahraga, serta konsumsi makanan yang mengandung karsinogenik (bahan kimia pemicu kanker).
Diabetes tipe 2
Penyakit
diabetes tipe 2 umumnya bersifat keturunan, sehingga anak dari orang
tua pengidap diabetes tipe 2 perlu memeriksakan diri dan lebih menjaga
gaya hidupnya, terutama rutinitas pola makan.
Namun selain faktor keturunan dan pertambahan usia, risiko diabetes tipe 2
dapat meningkat, terutama pada orang-orang yang menghabiskan sebagian
besar waktu sehari-hari tanpa banyak bergerak aktif, kelebihan berat
badan terbiasa mengonsumsi makanan kaya lemak dan karbohidrat, serta
sering mengonsumsi minuman keras . Pola hidup yang tidak sehat inilah
yang kemudian memicu gangguan pada sistem pengaturan kadar gula darah
dalam tubuh.
Penyakit kardiovaskular
Penyakit
kardiovaskular pada umumnya disebabkan oleh adanya penumpukan plak
lemak pada pembuluh darah menuju jantung yang disebut aterosklerosis.
Penumpukan ini kemudian dapat menghambat aliran darah menuju jaringan
dan organ tubuh. Kondisi ini sebenarnya dapat bersumber pada kebiasaan
buruk, seperti kurang olahraga, kelebihan berat badan, pola makan tidak
sehat, stres, serta kebiasaan merokok.
Osteoporosis
Selain kekurangan vitamin D yang menyebabkan kerapuhan tulang, osteoporosis
lebih rentan terjadi pada orang yang mengalami kelumpuhan sehingga
tidak bisa menggerakkan anggota badan, ataupun orang yang kurang
bergerak aktif tiap hari. Sepanjang hari duduk menonton TV ataupun duduk
bekerja di depan laptop dapat mempercepat penurunan kualitas kepadatan
tulang.
Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Menurut suatu penelitian, zat nikotin yang terkandung di tiap isapan rokok memiliki efek buruk langsung terhadap tulang. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan sel-sel tulang gagal menyerap kalsium, vitamin D, dan estrogen. Akibatnya, perokok lebih berisiko mengalami risiko keretakan tulang. Serupa dengan kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko kehilangan kalsium tulang serta menghambat proses perbaikan tulang. Efek dari kekurangan kalsium adalah buruknya kemampuan tubuh dalam mengembangkan struktur tulang.
Risiko penyakit degeneratif sebenarnya dapat dicegah sejak usia dini melalui kebiasaan menjalani gaya hidup sehat. Daripada susah berhenti, lebih baik jangan mencoba-coba merokok dan mengonsumsi minuman keras. Biasakan bergerak aktif di sela-sela kegiatan sehari-hari, seperti berjalan kaki atau sekadar menyapu dan membersihkan rumah. Lebih baik lagi, biasakan olahraga setidaknya 30 menit tiap hari atau rata-rata 2,5 jam per minggu. Untuk mencegah osteoporosis, tulang dapat dibentuk kembali dengan aktif berolahraga, terutama latihan angkat beban.
Dalam hal pola makan, kurangi konsumsi makanan olahan, terutama yang berlemak tinggi, seperti daging merah dan sosis. Di samping itu, upayakan untuk mengonsumsi beragam makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Jika berkeinginan untuk mengonsumsi suplemen vitamin, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk mendapatkan dosis pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh secara ideal.
EmoticonEmoticon