Orangtua Mana yang Tega ketika Melihat Anaknya Sakit. 10 Gejala Penyakit yang Tidak Boleh Diabaikan

Ketika kita menjadi  orang tua, kesehatan anak-anak kita menjadi salah satu prioritas utama. Orang tua mana yang tidak tega ketika melihat anaknya sakit, terlihat menderita dan tidak berdaya, tidak  seperti biasanya. Karena itu, gejala yang tidak normal yang ditunjukkan anak-anak sering membuat kita cemas. Hal ini membuat kita sibuk mencari ahli medis untuk menyembuhkan penyakitnya sebelum semakin parah

Namun, seringkali kita salah mencermati gejala mana yang perlu diwaspadai dan yang tidak. Nah, untuk menempatkan kecemasan di waktu yang tepat, berikut adalah beberapa gejala-gejala berbahaya yang tidak boleh diabaikan dan patut diketahui.

1. Demam Tinggi

Fakta yang saat ini diketahui oleh orang tua cerdas adalah Anak kita akan mengalami demam dalam kehidupannya. Demam adalah respon terhadap infeksi. Itu berarti tubuh melakukan apa yang perlu dilakukan untuk melawannya. Namun, orang tua perlu khawatir jika suhu melebihi 98 derajat celcius karena bayi usia ini lebih rentan terhadap infeksi dan biasanya selalu berpotensi serius.
Namun, untuk bayi yang lebih tua dan anak-anak, orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Bahkan jika demam itu sangat tinggi, obat seperti asetaminofen akan membuat anak-anak lebih nyaman, bukan menyembuhkan.Karena itu, lihatlah gejala lain bersamaan dengan demam Anak. Apakah kepala dan wajahnya sering memerah dan berkeringat, jantung berdetak dan tingkat pernapasan menjadi lebih cepat? Jika gejala ini hilang seiring menurunnya demam, maka Anda tidak khawatir. Terutama jika anak Anda mesih terlihat riang

2. Sakit kepala

Kebanyakan anak akan mengeluh sakit kepala sesekali, dan ada banyak penyebabnya, diantaranya alergi, kurang tidur, masalah penglihatan, atau menonton TV terlalu lama. Dan dalam sebagian besar kasus, sakit kepala hanya dapat diobati dengan obat nyeri, seperti asetaminofen atau ibuprofen. Namun, ada beberapa bendera merah tentang sakit kepala ini yang harus diwaspadai, yaitu:
• Ketika anak di bawah usia empat tahun mengeluh sakit kepala,
• Ketika anak-anak bangun di tengah malam dengan sakit kepala (terutama dengan muntah),
• Ketika anak-anak merasa sakit kepala disertai dengan hilangnya keseimbangan, kaburnya penglihatan, melemahnya anggota badan, atau hilangnya koordinasi,
• Ketika sakit kepala parah tidak membaik dengan obat penghilang rasa sakit, yang disertai leher kaku atau sakit mata ketika melihat  cahaya terang
Gejala-gejala sakit kepala seperti ini dapat menjurus ke meningitis bakteri, trauma kepala dan, dalam kasus yang sangat jarang, tumor otak.

3. Terluka dan Tergores

Waspadalah ketika  Anda tidak dapat mengontrol perdarahan luka anak Anda setelah 30 menit atau jika luka itu terbuka. Segera beritahu dokter Anda jika  terlihat kemerahan atau bengkak di sekitar luka, peradangan, anak sakit yang berlebihan, lesu, atau demam. Bisa jadi itu adalah sepsis. Sepsis yang terdeteksi dari awal dapat diobati dengan antibiotik dan perawatan intensif, bahkan bisa menyelamatkan nyawa.

4. Muntah

Dalam kebanyakan kasus, muntah disebabkan oleh gastroenteritis (dikenal sebagai flu perut) yang jinak dan hilang dengan sendirinya. Hal yang harus Anda lakukan adalah mengusahakan agar anak Anda tidak dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi termasuk berkurangnya volume urin, mata cekung, sangat mengantuk, bibir kering, atau jika bayi Anda menangis tapi tidak memproduksi air mata. Jika Anda berpikir anak Anda mungkin mengalami dehidrasi, atau jika bayi 6 bulan (atau lebih muda) Anda muntah berulang, hubungi dokter Anda segera. Dehidrasi parah perlu penanganan serius, tapi dapat diobati dengan menyalurkan cairan melalui infus. Jika anak Anda muntah darah, segera hubungi dokter Anda untuk menyingkirkan penyakit serius. Dan jika muntahnya mengandung empedu – cairan berwarna terang kuning kehijauan – atau memiliki darah yang terlihat seperti bubuk kopi, segeralah rujuk ke unit gawat darurat untuk memastikan anak Anda tidak memiliki gejala usus buntu.

5. Diare

Seperti muntah, diare biasanya hanya berupa gangguan pencernaan. Gejala ini biasanya akan mereda dengan sendirinya setelah virus telah melewati sistem pencernaan. Sekali lagi, pastikan anak Anda terhindar dari dehidrasi dan segeralah merujuk ke UGD jika diare disertai dengan nyeri perut yang parah, atau jika anak Anda sulit tidur. Beritahu dokter segera jika Anda menemukan darah dalam tinja. Salah satu penyebab lain yang mungkin perlu dipertimbangkan jika anak Anda  sering diare adalah adanyakram perut, perdarahan dubur, kurang nafsu makan, atau penurunan berat badan. Mintalah dokter Anda untuk memeriksa untuk ulcerative colitis dan penyakit Chron, dua kondisi kronis yang dapat diobati sekali diagnosis.

6. Ruam

Ruam sangat umum selama masa kanak-kanak, dan sebagian besar memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, hubungi dokter Anda jika terdapat ruam berubah warna menjadi ungu, terasa sakit, atau datang bersamaan dengan demam atau muntah. Jika anda melihat anak kesulitan bernapas, mengi, kesulitan menelan, jika bibir dan wajah anak Anda bengkak, atau jika dia mengatakan dia memiliki sakit perut atau perasaan aneh di tenggorokannya, itu bisa menjadi tanda reaksi anafilaksis.

7. Nyeri Kencing

Jika gadis kecil Anda mengeluh sakit ketika dia kencing, kemungkinan itu vulvitis, peradangan pada vulva yang disebabkan oleh busa sabun atau sabun yang keras. Penyebab lain bisa jadi infeksi saluran kemih (ISK). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat kondisi anak Anda. Untuk bayi yang lebih muda, mereka mungkin tampak mudah marah, demam, muntah, atau susah makan. Anak yang lebih tua mungkin mengeluhkan ketidaknyamanan saat kencing, dorongan untuk buang air kecil yang meningkat, urin yang berbau busuk, dan mengompol di celana. Mereka juga mungkin mengalami demam. Jika Anda melihat gejala-gejala tersebut, beritahu dokter Anda, yang dapat meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi jika itu penyebabnya. Juga, cobalah untuk mencegah ISK dengan menghindari berendam, menggunakan sabun yang kuat, menyeka alat kelamin dari depan ke belakang, dan pastikan pakaian dalamnya tidak terlalu ketat.

8. Kantuk berlebihan

Perlu diingat bahwa anak-anak membutuhkan banyak tidur. Menurut National Sleep Foundation, bayi perlu 14-15 jam, balita perlu 12 sampai 14 jam, anak-anak prasekolah membutuhkan 11-13 jam, dan anak-anak usia sekolah hingga usia 10 tahun membutuhkan 10 atau 11 jam. Jadi, bagaimana cara  mengetahui apakah kantuk berlebihan merupakan tanda sesuatu yang serius? Tunggulah menjelang waktu makan. Jika anak Anda tidak bangun untuk makan, Anda harus menghubungi dokter untuk membantu menentukan penyebabnya.

9. Memar

Jangan terburu-buru ke dokter setiap kali Anda melihat anak Anda memar. Anak, terutama balita yang baru belajar berjalan dan usia sekolah, sering mengalami memar karena jatuh saat bermain. Namun, ada pengecualian. Jika Anda melihat anak Anda memiliki memar di daerah Anda yang jarang terjadi, seperti punggung atau perut. Atau jika dia sering memar, hal ini bisa menunjukkan masalah hematologi mulai dari jinak ke sangat serius, seperti leukemia. Namun, ingat bahwa dalam kebanyakan kasus, memar pada anak berarti dia hanya mendapatkan banyak latihan selama istirahat sekolah. Kunjungi dokter hanya ketika situasi memburuk atau gejala tidak hilang. Selain itu, carilah pendapat kedua.

10. Rasa haus yang berlebihan

Ya, anak-anak membutuhkan banyak cairan untuk aktivitas mereka. Namun, jika Anda tiba-tiba melihat anak Anda minum lebih banyak dari biasanya, terutama selama beberapa hari berturut-turut, atau jika dia bangun di malam hari untuk minum, beritahu dokter Anda. Karena, bisa jadi ini adalah tanda diabetes, terutama jika disertai dengan buang air kecil berlebihan. Alasannya, ketika diabetes, tubuh akan mencoba ‘membilas’ gula yang menumpuk dalam darah melalui minum dan buang air kecil. Seseorang dengan diabetes juga mungkin mengalami penurunan berat badan, kelelahan, dan nafsu makan meningkat. Sangat penting untuk mendiagnosa diabetes sesegera mungkin, sehingga anak Anda dapat mulai mendapatkan suntikan insulin sebelum segalanya terlambat.


EmoticonEmoticon