Ketika kita menjadi orang tua, kesehatan anak-anak kita menjadi
salah satu prioritas utama. Orang tua mana yang tidak tega ketika
melihat anaknya sakit, terlihat menderita dan tidak berdaya, tidak
seperti biasanya. Karena itu, gejala yang tidak normal yang ditunjukkan
anak-anak sering membuat kita cemas. Hal ini membuat kita sibuk mencari
ahli medis untuk menyembuhkan penyakitnya sebelum semakin parah
Namun, seringkali kita salah mencermati gejala mana yang perlu
diwaspadai dan yang tidak. Nah, untuk menempatkan kecemasan di waktu
yang tepat, berikut adalah beberapa gejala-gejala berbahaya yang tidak
boleh diabaikan dan patut diketahui.
1. Demam Tinggi
Fakta yang saat ini diketahui oleh orang tua cerdas adalah Anak kita
akan mengalami demam dalam kehidupannya. Demam adalah respon terhadap
infeksi. Itu berarti tubuh melakukan apa yang perlu dilakukan untuk
melawannya. Namun, orang tua perlu khawatir jika suhu melebihi 98
derajat celcius karena bayi usia ini lebih rentan terhadap infeksi dan
biasanya selalu berpotensi serius.
Namun, untuk bayi yang lebih tua dan anak-anak, orang tua tidak perlu
terlalu khawatir. Bahkan jika demam itu sangat tinggi, obat seperti
asetaminofen akan membuat anak-anak lebih nyaman, bukan
menyembuhkan.Karena itu, lihatlah gejala lain bersamaan dengan demam
Anak. Apakah kepala dan wajahnya sering memerah dan berkeringat, jantung
berdetak dan tingkat pernapasan menjadi lebih cepat? Jika gejala ini
hilang seiring menurunnya demam, maka Anda tidak khawatir. Terutama jika
anak Anda mesih terlihat riang
2. Sakit kepala
Kebanyakan anak akan mengeluh sakit kepala sesekali, dan ada banyak
penyebabnya, diantaranya alergi, kurang tidur, masalah penglihatan, atau
menonton TV terlalu lama. Dan dalam sebagian besar kasus, sakit kepala
hanya dapat diobati dengan obat nyeri, seperti asetaminofen atau
ibuprofen. Namun, ada beberapa bendera merah tentang sakit kepala ini
yang harus diwaspadai, yaitu:
• Ketika anak di bawah usia empat tahun mengeluh sakit kepala,
• Ketika anak-anak bangun di tengah malam dengan sakit kepala (terutama dengan muntah),
• Ketika anak-anak merasa sakit kepala disertai dengan hilangnya
keseimbangan, kaburnya penglihatan, melemahnya anggota badan, atau
hilangnya koordinasi,
• Ketika sakit kepala parah tidak membaik dengan obat penghilang rasa
sakit, yang disertai leher kaku atau sakit mata ketika melihat cahaya
terang
Gejala-gejala sakit kepala seperti ini dapat menjurus ke meningitis
bakteri, trauma kepala dan, dalam kasus yang sangat jarang, tumor otak.
3. Terluka dan Tergores
Waspadalah ketika Anda tidak dapat mengontrol perdarahan luka anak
Anda setelah 30 menit atau jika luka itu terbuka. Segera beritahu dokter
Anda jika terlihat kemerahan atau bengkak di sekitar luka, peradangan,
anak sakit yang berlebihan, lesu, atau demam. Bisa jadi itu adalah
sepsis. Sepsis yang terdeteksi dari awal dapat diobati dengan antibiotik
dan perawatan intensif, bahkan bisa menyelamatkan nyawa.
4. Muntah
Dalam kebanyakan kasus, muntah disebabkan oleh gastroenteritis
(dikenal sebagai flu perut) yang jinak dan hilang dengan sendirinya. Hal
yang harus Anda lakukan adalah mengusahakan agar anak Anda tidak
dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi termasuk berkurangnya volume urin, mata
cekung, sangat mengantuk, bibir kering, atau jika bayi Anda menangis
tapi tidak memproduksi air mata. Jika Anda berpikir anak Anda mungkin
mengalami dehidrasi, atau jika bayi 6 bulan (atau lebih muda) Anda
muntah berulang, hubungi dokter Anda segera. Dehidrasi parah perlu
penanganan serius, tapi dapat diobati dengan menyalurkan cairan melalui
infus. Jika anak Anda muntah darah, segera hubungi dokter Anda untuk
menyingkirkan penyakit serius. Dan jika muntahnya mengandung empedu –
cairan berwarna terang kuning kehijauan – atau memiliki darah yang
terlihat seperti bubuk kopi, segeralah rujuk ke unit gawat darurat untuk
memastikan anak Anda tidak memiliki gejala usus buntu.
5. Diare
Seperti muntah, diare biasanya hanya berupa gangguan pencernaan.
Gejala ini biasanya akan mereda dengan sendirinya setelah virus telah
melewati sistem pencernaan. Sekali lagi, pastikan anak Anda terhindar
dari dehidrasi dan segeralah merujuk ke UGD jika diare disertai dengan
nyeri perut yang parah, atau jika anak Anda sulit tidur. Beritahu dokter
segera jika Anda menemukan darah dalam tinja. Salah satu penyebab lain
yang mungkin perlu dipertimbangkan jika anak Anda sering diare adalah
adanyakram perut, perdarahan dubur, kurang nafsu makan, atau penurunan
berat badan. Mintalah dokter Anda untuk memeriksa untuk ulcerative
colitis dan penyakit Chron, dua kondisi kronis yang dapat diobati sekali
diagnosis.
6. Ruam
Ruam sangat umum selama masa kanak-kanak, dan sebagian besar memang
tidak perlu dikhawatirkan. Namun, hubungi dokter Anda jika terdapat ruam
berubah warna menjadi ungu, terasa sakit, atau datang bersamaan dengan
demam atau muntah. Jika anda melihat anak kesulitan bernapas, mengi,
kesulitan menelan, jika bibir dan wajah anak Anda bengkak, atau jika dia
mengatakan dia memiliki sakit perut atau perasaan aneh di
tenggorokannya, itu bisa menjadi tanda reaksi anafilaksis.
7. Nyeri Kencing
Jika gadis kecil Anda mengeluh sakit ketika dia kencing, kemungkinan
itu vulvitis, peradangan pada vulva yang disebabkan oleh busa sabun atau
sabun yang keras. Penyebab lain bisa jadi infeksi saluran kemih (ISK).
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat kondisi anak Anda. Untuk bayi
yang lebih muda, mereka mungkin tampak mudah marah, demam, muntah, atau
susah makan. Anak yang lebih tua mungkin mengeluhkan ketidaknyamanan
saat kencing, dorongan untuk buang air kecil yang meningkat, urin yang
berbau busuk, dan mengompol di celana. Mereka juga mungkin mengalami
demam. Jika Anda melihat gejala-gejala tersebut, beritahu dokter Anda,
yang dapat meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi jika itu
penyebabnya. Juga, cobalah untuk mencegah ISK dengan menghindari
berendam, menggunakan sabun yang kuat, menyeka alat kelamin dari depan
ke belakang, dan pastikan pakaian dalamnya tidak terlalu ketat.
8. Kantuk berlebihan
Perlu diingat bahwa anak-anak membutuhkan banyak tidur. Menurut
National Sleep Foundation, bayi perlu 14-15 jam, balita perlu 12 sampai
14 jam, anak-anak prasekolah membutuhkan 11-13 jam, dan anak-anak usia
sekolah hingga usia 10 tahun membutuhkan 10 atau 11 jam. Jadi, bagaimana
cara mengetahui apakah kantuk berlebihan merupakan tanda sesuatu yang
serius? Tunggulah menjelang waktu makan. Jika anak Anda tidak bangun
untuk makan, Anda harus menghubungi dokter untuk membantu menentukan
penyebabnya.
9. Memar
Jangan terburu-buru ke dokter setiap kali Anda melihat anak Anda
memar. Anak, terutama balita yang baru belajar berjalan dan usia
sekolah, sering mengalami memar karena jatuh saat bermain. Namun, ada
pengecualian. Jika Anda melihat anak Anda memiliki memar di daerah Anda
yang jarang terjadi, seperti punggung atau perut. Atau jika dia sering
memar, hal ini bisa menunjukkan masalah hematologi mulai dari jinak ke
sangat serius, seperti leukemia. Namun, ingat bahwa dalam kebanyakan
kasus, memar pada anak berarti dia hanya mendapatkan banyak latihan
selama istirahat sekolah. Kunjungi dokter hanya ketika situasi memburuk
atau gejala tidak hilang. Selain itu, carilah pendapat kedua.
10. Rasa haus yang berlebihan
Ya, anak-anak membutuhkan banyak cairan untuk aktivitas mereka.
Namun, jika Anda tiba-tiba melihat anak Anda minum lebih banyak dari
biasanya, terutama selama beberapa hari berturut-turut, atau jika dia
bangun di malam hari untuk minum, beritahu dokter Anda. Karena, bisa
jadi ini adalah tanda diabetes, terutama jika disertai dengan buang air
kecil berlebihan. Alasannya, ketika diabetes, tubuh akan mencoba
‘membilas’ gula yang menumpuk dalam darah melalui minum dan buang air
kecil. Seseorang dengan diabetes juga mungkin mengalami penurunan berat
badan, kelelahan, dan nafsu makan meningkat. Sangat penting untuk
mendiagnosa diabetes sesegera mungkin, sehingga anak Anda dapat mulai
mendapatkan suntikan insulin sebelum segalanya terlambat.
EmoticonEmoticon