Lelaki dan Perempuan

Oleh: Ramadhan Aziz

AKU tak ingin mengatakan bahwa hati ini tak ada penyakit. Jujur! Tatkala pandangan manusia bisa menembus isi hati ini, maka kau akan menemukan dan tercengang betapa begitu banyak noda-noda yang menghiasi hati ini. Astagfirullah, hanya saja karena Cinta-Nya yang masih mengalir begitu deras menutupi segala aib-aib yang ada di hati ini. Dan engkau tak mampu melihatnya. Kembali izinkan diri ini merangkai serpihan kata-kata yang kiranya semoga masih menyimpan makna terlebih untuk diri ini.

Dan tahukah? Saat tersadar adalah saat paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih sayang Allah. Betapa mahal harga taubat yang menghapus semua kesalahan. Dan saat-saat seperti inilah selayaknya menjadi momentum sepesial kita berkhalwat kepada Allah SWT.

Izinkan mengutip Ungkapan Indah Sayyid Qutub, “Agama ini mengetahui kelemahan makhluknya bernama manusia yang terkadang jatuh tersungkur ke lembah kekejian karena tarikan jasad, kadang tersulur oleh gejolak daging dan darah sehingga mengumbar syahwat seperti binatang, atau kadang terdorong oleh naluri, bahwa nafsu, ambisi, dan berbagai keinginan untuk melanggar perintah Allah.”

Kini saatnya kita berfikir jernih. Mukmin sejati tentu memaknai penjagaan kesuciaan diri sebagai sebuah perjuangan, bersabar, menahan, dan kedekatan dengan Illahi. Namun, kini sering dalam diri tak mampu menahan diri atas nafsu syahwat yang mengebiri. Sedih hati saat maksiat diri tak terkendali. Sungguh selemah inikah iman dalam diri? Fagfirli.

Apalagi kini, saat berita menghampiri, saat fenomena mulai terjadi, saat muslimah taklagi pandai menjaga diri, saat penampilan “hijab” terlihat lebih trendi dengan dalih “gaul tapi syar’i” namun pada realita sungguh miris terjadi. Bukan maksud merendahkan harga diri kaum mudi “muslimah” tapi ini menjadi keprihatinan dalam diri yang memiliki iman tak setebal para nabi. Sehingga mudah masuk dalam lembah maksiat diri.

Tahukah engkau, bahwa imajinasi kaum lelaki begitu tinggi? (Ah, Malu Rasanya!). Tak apalah, buat pengingat pada diri. Betapa kami bisa menelusur dengan detail bayangan “imajinasi” atas apa yang terjadi. Sehingga kami harus rela terjebak dalam lingkaran bayangan maksiat yang menyesati.

Sekali lagi kami bukan para Nabi yang Imannya Menghujam tajam dalam diri, yang setiap saat bisa terkendali. Kami bukan orang suci terlebih layaknya nabi, setiap saat kami bisa jatuh dan tersungkur dalam maksiat diri. Bantulah kami.

Dan sesekali jangan pernah kau katakan pada kami, “Ah itu sih kan tergantung pribadilah. Kalau pribadinya ngeres sih apa aja juga bisa bikin nafsu!” Please… please…jangan kau katakan itu. Bukankah kau tahu, meski yang kau lihat laki-laki tampak alim nan suci seperti layaknya kyai, tapi ingatlah ada setan yang selalu siap meyesati di manapun yang ia sukai. Bantu aku, agar setan tak lagi menyesati diri. Sesekali ini tak sekadar untuk kebaikan bagi kaum kami, tetapi untuk kaum bersama yang cinta akan Illahi.

Mari kembali merenungkan makna kesucian diri melalui kaidah suci yang telah Allah garisi. Tentu muslim/mah yang baik memahami betapa apa yang Allah perintahi merupakan karunia kemuliaan dan bentuk kehormatan untukmu wahai diri.

Saat nafsu begitu berontak, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dan selalu dijaga mati-matian. Betapa berat memang perjuangan menjaga izzah diri,dan ia hanya takluk pada diri yang diselimuti rasa malu dan pemegang perisai diri “kesabaran”. Sungguh pengagungan yang begitu indah tatkala kita mampu memilih jalan seperti ini.

Terlalu mahal, bila kemolekan dalam diri, kecantikan paras wajah, keindahan bentuk tubuh kau tampilkan secara terbuka di khalayak pasang mata. Tunggulah, sampai nanti ada waktu tepat berhias itu menjadi pahala. Adalah rugi, berhias untuk orang yang belum pasti menjadi pasangan “halal” suami istri nanti. Sementara sekarang kau rela memberikan itu semua dan melanggar perintah Illahi. Tidakah engkau merasa rugi? Atau justru engkau bangga dan happy?

White Shark Is No Longer The Scariest Sea Monster
Bidadari tentu pandai menjaga diri. Mempercantik sesuai taklimat illahi. Tak rugi meski banyak yang menghujati. Terlebih dari manusia yang jauh dari Illahi.

Dan tentu Allah lebih cinta pada mereka yang menjaga diri. Dan sesekali ketahuilah wanita-wanita “Penjaga Diri” seperti inilah yang dicari kaum laki-laki tuk jadi isteri, sekalipun dari hati laki-laki yang jauh dari Illahi.

Dan berbahagialah kelak bila nanti menjadi istri kebanggaan suami lewat kesholihahan diri menjaga izzah diri. Dan hingga Allah beri balasan Indahnya Jannah Firdausi. Selamat Menjaga Diri. []

Kesehatan

Info Kesehatan {Klinik F3 Cinoling} Tgk. Sabri. MH

Rumah Sehat: Buka Untuk Umum

Mengobati:

* Kanker / Kelenjar / Kista-Meoma (Benjolan),
* Diabetes - Impotensi / Ejakulasi Dini
* Stroke Karena Darah Tinggi, Penyempitan Syaraf
* Hernia - Prostate - Hemorid / Ambeien - Asma
* Alergi / Gatal - Katarak

Menyediakan
Perlengkapan Alat, Kosmetik dan Obat-obatan Dan Produk HPAI

https://hni.id/00950186

@ Melayani Therapy BEKAM Steril, dan BIO ENERGI

* Cek Kolesterol
* Asam Urat
* Diabetes

Kunjungi Alamat Kami:

JL. Raya Segok 327. Batununggal
Kec. Cibadak
Kab. Sukabumi, 43351 Jawa Barat.
👉 Hp/WA. 0812 9889 2003.

Praktek: Senin - kamis Jam 08.00 s/d 20.00. Sabtu - Minggu 09.00 s/d 17.00.

Dinkes: 448.13.10.08.11.16.dsb.99

klinikf3cinoling.blogspot.com.

Akhir Zaman

DARI AbuHurairah Ra., bahwasanya Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika ada seseorang berkata, ‘Orang banyak (sekarang ini) sudah rusak’, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka,” (HR. Muslim).

Keterangan Imam Nawawi ketika menulis Hadits ini tertuliskan dalam kitab Riyadhus-Shalihin. Beliau memberikan penjelasan seperti berikut: “Larangan semacam di atas itu (larangan mengatakan orang banyak telah rusak) adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian rupa dengan tujuan rasa bangga pada diri sendiri, sebab dirinya tidak rusak, dengan tujuan merendahkan orang lain dan merasa dirinya lebih mulia daripada mereka. Maka yang demikian ini adalah haram.

Adapun orang yang berkata seperti ini karena ia melihat kurangnya perhatian orang banyak terhadap agama mereka serta didorong oleh perasaan sedih melihat nasib yang dialami oleh mereka, dan timbul dari perasaan cemburu terhadap agama, maka perkataan itu tidak ada salahnya.

Hadits ini sengaja diletakkan di permulaan buku ini supaya menjadi suatu peringatan kepada Umat Islam bila menerangkan Hadits-hadits akhir zaman seperti apa yang dituliskan di sini yang banyak menyingkap tentang kemunduran umat Islam dan kemerosotan moral mereka.

Oleh karena itu, ketika kita coba mengaitkan hadits-‘hadits tersebut dengan realitas umat Islam dewasa ini, maka janganlah kita merasa bangga dan ‘ujub dengan diri sendiri, bahkan hendaklah kita menegur diri kita masing-masing dan jangan seenaknya menuding orang lain.

Walaupun kerusakan moral umat Islam dewasa ini perlu dibicarakan untuk tujuan perbaikan, namun penyingkapannya itu perlu dalam bentuk yang sehat dan dengan perasaan yang penuh kasih sayang serta dengan rasa cemburu terhadap agama, bukan dengan perasaan bangga diri dan memandang rendah kepada orang lain.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan limpah karunia-Nya mencucuri kita rahmat, taufiq dan hidayah. []

Sumber: Islampos/Akhir Zaman.

Demi Masa

Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ﴿١﴾ وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى ﴿٢
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya, maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan. Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.
Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim yang ideal adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan ayat 62 yang berbunyi: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullailshaum sunnahbertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya. Dalam sejarah Rasulullah saw. dan orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap bahwa mereka sangat memperhatikan waktu, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi. Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari.

Karakteristik waktu

Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancaran cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis. Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka ria maupun saat susah atau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu waktu prihatin, maka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut, maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.\
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti. Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia. Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik. Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu (perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.

Kiat menyikapi waktu

Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu, manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu. Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pelajaran dengan segala peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasihat dengan kejadian yang dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mereka, sebab masa lalu merupakan wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan. Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di dalamnya, maka ia pun diberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini. Seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Setelah kita mengenal karakteristik waktu dan kiat untuk menyikapinya, yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah bagaimana manajemen waktu yang baik menurut Islam. Manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, sebuah persoalan memiliki kaitan dengan persoalan yang lainnya.
6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Syarat dan perencanaan menyikapi waktu

Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, menghargai waktu sejak kecil merupakan hal penting. Dengan demikian, seseorang akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan akan membabi buta.”
2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Munculnya indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan hal di atas.
3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme, berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi, seperti sedih, berduka dan susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhhlak yang tinggi.
4. Memiliki ketrampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaannya.
Dalam manajemen waktu, tentunya perencanaan merupakan salah satu hal yang penting. Dalam membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Niat yang Kuat
Niat sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat, kita tidak akan pernah berhasil dalam beramal. Tahun, bulan, atau hari tidak akan pernah menjadi tahun, bulan, atau hari yang berprestasi, jika kita tidak berniat untuk mengisinya dengan amal terbaik dan niat seorang muslim adalah melakukan amal ibadah setiap waktu karena Allah swt. Jika itu yang kita lakukan, semuanya akan memiliki nilai ibadah.
2. Memiliki Tujuan yang Jelas
Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin besar. Dan tujuan kita melakukan amal ibadah dalam mengisi waktu-waktu kita adalah berharap ridha Allah swt.
Pelajari pula teknik membuat rencana dan segera membuat rencana yang matang dan teruji. Buat program dalam bentuk rencana harian, mingguan, dan bulanan.
Di sini penting pula memahami skala prioritas, mana yang harus didahulukan, dan mana pula yang bisa ditunda, mana yang harus di kerjakan, mana pula yang tidak. Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam Fikih Prioritas, mengungkapkan urutan amal yang terpenting diantara yang penting. Patokannya :
-Sangat Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Pertama.
-Tidak Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Kedua.
-Sangat Penting dan Tidak Mendesak dikerjakan pada urutan Ketiga.
-Tidak Penting dan Tidak mendesak dikerjakan pada urutan Keempat.
3. Buat Rencana Cadangan
Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan tak terduga. Kita merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Karena itu, buat rencana B dan C sebagai rencana cadangan jika rencana utama mengalami kegagalan. Insya Allah kita tidak akan kehilangan waktu untuk panik.
4. Rencana atau Program Harus Realistis, Terukur, dan Adil
Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis, dan terlalu sulit dicapai. Program kita pun harus adil dan seimbang. Sebab kita harus menunaikan banyak hak, di mana setiap hak menuntut pemenuhan. Ada hak Allah, hak keluarga, dan hak akal, hak tetangga, hak badan, hak diri.
5. Disiplin dalam Rencana.
Sehebat apapun program dan rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disiplin melaksanakannya. Karena itu, jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, atau apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana yang telah disusun.
Selain itu, yang tak kalah penting, lawan dan kalahkan rasa malas. Tidak ada amal yang terlaksana jika kita malas. Malas adalah kendaraan setan. Malas tidak akan mendatangkan apapun, selain kerugian dan kesengsaraan. Ada satu prinsip, “Tiada Prestasi tanpa Disiplin”. Siapa lagi yang dapat memaksa kita untuk sukses selain diri kita sendiri.
6. Sempurnakan Setiap Kali Beramal.
Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang ‘terbaik’, jika melakukan yang terbaik pula. Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini, kita akan berjalan di hari-hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini.
Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.
Dari perintah-perintah Allah saw. dan sejarah perjalanan hidup Rasulullah terkandung hikmah yang dalam bagaimana kita sebagai muslim harus menata waktu dengan sebaik-baiknya. Allah swt. telah menunjukkan kepada kita dengan penataan waktu shalat, perjalanan siang dan malam yang sudah tertata dengan baik dan terencana. Itu semua menjadi petunjuk bagi kita bagaimana harus menata waktu ini dengan satu perencanaan dan pelaksanaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan kemudian melakukan muhasabah sesudah pelaksanaannya, yaitu evaluasi diri atas apa yang telah kita lakukan. Wallahu a’lam.

Keshalehahan seorang istri diuji kesetiaannya saat Suami...

Kesetiaan adalah pondasi awal berumah tangga, karena kesetiaan merupakan janji yang sangat penting dalam mempertahankan hubungan rumah tangga agar tetap langgeng sampai mau memisahkan

Keshalehahan seorang istri diuji kesetiaannya saat suami tak mempunyai apa-apa,  dan keshalehan seorang suami kesetiaan diuji saat dirinya berada diambang tertinggi kesuksesaannya.

Kesetiaan itu sama halnya dengan kita berjanji pada diri sendiri dan pasangan, untuk saling melakukan keterbukaan, saling menaruh kepercayaan, dan saling menjaga satu sama lain. Namun, kesetiaan itu beragam ujiannya, tak sedikit antara suami dan istri mengalami ujian tersebut.

Kesetiaan wanita diuji saat lelaki tidak punya apa-apa, dan kesetiaan lelaki diuji saat dia memiliki segalanya. jika kita mempunyai segalanya dan ia mencintai, itu memang sudah kenyataan yang biasa. Namun jika kita tidak mempunyai segalanya dan ia masih mencintai, itulah sebuah ketulusan yang langka.

Maka bersyukurlah jika pasangan yang tengah menyanding kita memiliki sifat seperti itu, karena sesungguhnya tak perlu memiliki segalanya untuk bahagia.

Karena yang kita butuh hanya seseorang yang mampu membuat kita tersenyum ketika hati sedang terluka. Dan semoga kita dikaruniai pasangan halal yang tulus mencintai kita dan mampu saling membahagiakan.

Kesuksesan Adalah Ujian Kesetiaan Terbesar Antara Suami Dan Istri, Maka Pandai-Pandailah Dalam Menjaga hati

Kesetiaan seorang suami diuji saat berada di titik tertinggi dalam kehidupannya (puncak kesuksesannya) dan kesetiaan seorang istri diuji saat suaminya berada di titik terrendah dalam kehidupannya.

Faktanya adalah kebanyakan istri merasa dirinya setia ketika suaminya berada di puncak kesuksesannya dan kebanyakan suami merasa dirinya setia saat berada di titik terendah dalam hidupnya.

Itu sebabnya ketika seorang istri yang memiliki suami sukses namun selingkuh akan menganggap suaminya tidak setia dan dirinya sangat setia. Begitu juga ketika istri yang meninggalkan suaminya saat berada dititik terendah dalam hidupnya, suami akan merasa dirinya begitu setia dan istrinya tidak setia.

Dan hal ini terjadi karena keduanya tak mampu menjaga hati untuk terus mengingat Allah, karena jika hati dalam keadaan selalu mengingat Allah kejadian buruk tadi tidak akan menimpa. Maka sesukses apapun usaha yang kita capai dalam hidup, janganlah pernah bosan untuk melibatkan Allah dalam menjaganya agar semuanya terjaga dengan baik

Mengaku Setia Ketika Suami Masih Berharta Itu Sudah Bisa, Tapi Mengaku Setia Disaat Suami Sudah Tak Punya Apa-Apa Itu Langka  Tidak usah bangga mengatakan dirimu setia saat berada di puncak keberhasilan suamimu, karena itu sama sekali tidak membuktikan kamu setia, melainkan hanya perasaan nyaman karena terpenuhi semua keinginanmu.

Tetapi banggalah ketika kamu masih dengan perasaan cinta yang sama saat melihat suamimu ditengah keringkihan, saat kamu masih menyayanginya dengan penuh kesadaran yang tinggi.

Mengaku Setia Kepada Istri Ketika Harta Sudah Binasa Itu Biasa, Tapi Mengaku Setia Disaat Kesuksesan Yang Kamu Genggam Itu Baru Luar Biasa

Dan untuk para lelaki, janganlah bangga mengatakan dirimu setia saat berada di titik terendah dalam hidupmu karena itu tidak membuktikan kamu setia, melainkan hanya kebutuhan untuk penghiburan dirimu saat menjalani kesulitan.

Karena kebanyakan laki-laki lupa diri saat sudah bergelimang harta, meski sudah mempunyai satu bidadari amanah dari Allah, ia masih saja menggoda wanita lain. Dan hal itu terjadi, karena terlalu besarnya rasa bangga yang dimiliki, sehingga lupa bahwa harta yang didapat adalah titipan Allah.

Wahai Wanita…Ingatlah Bahwa Titik Terendah Suamimu Adalah Ujian Dari Allah Agar Kamu Tetap Setia Kepada Suamimu

Untuk wanita, ingatlah ketika suamimu berada di titik terendah dalam hidupnya, itu berarti Allah sedang mengujimu dan mempersiapkanmu untuk menuju ke titik tertinggi dalam kehidupan suamimu, jadi berbahagialah dan tetaplah setia. Jangan mengeluh apalagi berniat untuk meninggalkannya, karena hal itu hanya akan membuatmu rendah dimata Allah.

Wahai Lelaki…Ingatlah Bahwa Titik Tertinggi Kesuksesanmu Adalah Ujian Dari Allah Untuk Selalu Setia Kepada Amanahmu (Istri)

Untuk Lelaki, ingatlah ketika kamu mencapai titik tertinggi dalam hidupmu, itu berarti Tuhan sedang mengujimu untuk selalu mengingat istrimu yang tetap setia mendampingimu saat kamu berada di titik  terendah dalam hidupmu, jadi berbahagialah dan tetaplah setia.

Jangan sampai kamu melupakan kesetiaannya, ingatlah betapa ia menjadi sandaran terkuat saat kamu masih berada dititik terendah, saat kamu masih bukan siapa-siapa. Karena kesuksesan yang kamu dapat hari ini tak lain adalah doa ikhlas darinya.

Karena Dibalik Kesuksesan Seorang Suami Ada Doa Seorang Istri Yang Tak Pernah Bosan Meminta Berkah Kepada Allah

Iya, dibalik kesuksesan seorang suami memang akan selalu ada doa dari bidadari dirumah yang selalu tak pernah bosan dalam meminta berkah kepada sang pemberi kesuksesan. Maka jangan sampai lupa jika kesuksesan itu sudah benar-benar didapat untuk tak pernah melupakan jasa ikhlasnya.
Klinik F3 Cinoling

Saudara adalah harta yang harus dijaga

Harta, dalam pandangan orang-orang tertentu harta nampak menjadi segalanya dalam kehidupannya yang terkadang membuat ia lupa bahwa masih banyak hal lainnya yang lebih berharga daripada harta ataupun kekuasaan.

Banyak dari kita yang mengorbankan persaudaraan hanya demi harta yang bahkan bukanlah kunci dari kebahagiaan bagi kehidupan kita.

Jangan bairkan hubungan persaudaraan kita memudar hanya karena harta dunia.

Hakikatnya Persaudaraan Jauh Lebih Penting dan Tidak Bisa Ditukar Dengan Harta Ataupun Kekuasaan

Jangan biarkan hidup kita dibutakan oleh kekuasaan dunia, harta berlimpah namun menjadi buta dalam segala hal.

Hakikatnya persaudaraan adalah separuh bagian terpenting dalam kehidupan kita yang tidak bisa ditukar dengan harta ataupun kekuasaan dan jauh lebih penting dari segalanya.

Jangan Biarkan Memudar, Persaudaraan Tingkatnya Jauh Diatas Harta yang Sifatnya Bisa Hilang Seketika

Tidaklah baik jika terlalu berambisi untuk menjadi penguasa namun menjadi lupa pada hal yang benar-benar tidak bisa dihilangkan dari kehidup

Persaudaraan tingkatnya jauh diatas harta, sedang harta hanyalah kepemilikan dunia yang bisa hilang dengan seketika, tetapi saudara adalah bagian terpenting yang harus selalu kita jaga dan jangan sampai ikatan persaudaraan kita menjadi pudar hanya karena urusan dunia.

Saudara Tidak Bisa Dikorbankan Demi Apapun Apalagi Karena Harta dan Kekuasaan Semata

Jangan sampai kita menjadi lupa diri dan buta hati hanya karena harta dunia, karena terkadang hartamembuat kita acuh taak acuh pada saudara ataupun keluarga yang lainnya sedangkan saudara jangan sampai menjadi korban hanya karena harta dan kekuasaan semata atau bahkan demi apapun.

Harta Bukanlah Kunci Dari Segala Kehidupan, Tapi Persaudaraan Adalah Harta yang Sesungguhnya

Harta bukanlah kunci kebahagiaan dala hidup kita, tapi persaudaraan juga menjadi kunci kebahagiaan hidup kita yang benar-benar harus diaga kerukunannya sebab saudara dan keluarga adalah harta yang sesungguhnya.

Genggam Erat Persaudaraan Kita Agar Sama-sama Tahu dan Menyadari Bahwa Saudara Adalah Segalanya

Saudara adalah harta yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya, karena saudara adalah tempat istirahat paling nyaman baik dalam keadaan suka ataupun duka.

Genggam erat persaudaraan kita jangan sampai orang lain mengusiknya apalagi hanya karena harta, kita harus sama-sama tahu dan sadar bahwa saudara adalah segalanya.

Sumber: humairoh.com Klinik F3 Cinoling

Info Kesehatan

Info Kesehatan {Klinik F3 Cinoling} Mr. Sabri. MH

Rumah Sehat: Buka Untuk Umum

Mengobati:

* Kanker / Kelenjar / Kista-Meoma (Benjolan),
* Diabetes - Impotensi / Ejakulasi Dini
* Stroke Karena Darah Tinggi, Penyempitan Syaraf
* Hernia - Prostate - Hemorid / Ambeien - Asma
* Alergi / Gatal - Katarak

Menyediakan
Perlengkapan Alat, Kosmetik dan Obat-obatan Dan Produk HPAI

https://hni.id/00950186

@ Melayani Therapy BEKAM Steril, dan BIO ENERGI

* Cek Kolesterol
* Asam Urat
* Diabetes

Kunjungi Alamat Kami:

JL. Raya Selakopi - Segok. No. 11. 05/04. Lembursawah
Kec. Cicantayan
Kab. Sukabumi, 43155. Jawa Barat.
👉 Hp/WA. 0812 9889 2003.

Praktek: Senin - kamis Jam 08.00 s/d 20.00. Sabtu - Minggu 09.00 s/d 17.00.

Dinkes: 448.13.10.08.11.16.dsb.99

klinikf3cinoling.blogspot.com.

Cukup Berharap lah kepada Allah



Siapapun dari kita pastinya memiliki keinginan untuk bisa bersama dan berjodoh dengan seseorang yang kita impikan, atau setidaknya sesuai dengan kriteria sekalipun tidak dengan orang tersebut.

Setelah kamu berhasil mendapatkannya dan bisa hidup bersama dengan seseorang yang kamu impikan terkadang Allah memisahkanmu dari orang tersebut dan kalian tidak lagi bisa menikmati kebersamaan seperti sedia kala.

Tetaplah berhusnudzon, jika Allah memisahkanmu dengan seorang yang kamu mau itu sudah skenario Allah untuk menyatukanmu dengan jodoh yang telah Dia tentukan untukmu.

Boleh Menginginkan Hidup Bersama Dengan Orang yang Kamu Mau, Tapi Kamu Juga Harus Siap Untuk Kehilangannya

Boleh-boleh saja kamu menginginkan hidup bersama dengan orang yang kamu mau selamanya, namun disatu sisi kamu harus siap jika suatu saat kamu kehilangannya, sebab Allah tidak akan menjodohkanmu dengan orang yang kamu impikan namun bersama orang yang kamu butuhkan.

Tidak Bisa Kamu Tolak Jika Akhirnya Kamu Berpisah Dari Ia yang Ingin Kau Jadikan Pasangan Hingga Ke Jannah-Nya

Jika pada akhirnya kamu dipisahkan dari seorang yang ingin kau jadikan pasangan hingga ke Jannah-Nya tidak perlu marah karena itupun tidak bisa kamu tolak, cukup terima dan pikirkan lagi bahwa takdir Allah selalu lebih baik dari rencanamu.

Jangan Benci Jika Perpisahan Itu Terjadi Karena Skenario Allah Tidak Pernah Bisa Kau Duga Bahagianya Nanti

Percuma jika kamu benci pada takdir Allah hanya karena kamu tidak lagi bersama dengan orang yang kamu mau, mungkin kamu menginginkannya namun kamu tidak membutuhkannya.
Skenario Allah tidak pernah bisa kau duga tentang kebahagiaan yang akan menyapamu nanti.

Cukup Berharaplah Kepada Allah, Sebab Skenario-Nya Selalu Indah dan Tidak Pernah Menyisakan Sakit

Apapun masalah yang terjadi dalam hubunganmu tetaplah berharap kepada Allah, sebab skenario-Nya selalu saja indah dan tidak pernah menyisakan sakit meski pada awalnya begitu sulit bagimu untuk menerima dan menghadapinya.

Jodohmu Hanya Allah yang Tahu, Maka Berdoalah Semoga yang Bersamamu Sekarang Ialah Jodoh yang Allah Tentukan

Siapapun yang kamu mau untuk dijadikan pasangan hidup hingga ke Jannah-Nya teruslah permohonkan namanya dihadapan-Nya karena jodohmu hanya Allah yang tahu, dan berdoalah semoga yang bersamamu saat ini ia adalah jodoh yang sudah Allah tetapkan kepadamu.

Haram Mendatangi Dukun

✅Haram mendatangi dukun, tukang ramal, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu  
dari Nabi Sallallahualaihiwas salam  beliau bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan !" Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu ?" Beliau bersabda, "
🍀1. Syirik kepada Allah, 
🍀2. sihir,
🍀 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 
🍀4. makan riba,
🍀 5. makan harta anak yatim,
🍀 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), 
dan 7. menuduh berzina pada wanita yang baik-baik lagi mukminah". 
(HR. Bukhari dan Muslim)

✅Tukang sihir dan dukun adalah Thagut sekaligus syaitan dari kalangan manusia
Allah Ta’ala berfirman,
{هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ}
“Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta” (QS asy-Syu’araa’:221-223).

✅Imam Qatadah
 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “para pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk” adalah para dukun dan tukang sihir
mereka itulah teman-teman dekat para syaitan yang mendapat berita yang dicuri para syaitan tersebut dari langit

{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” 
(QS al-An’aam:112).

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ عَقَدَ مُدَّةً ثُمَّ نَفَثَ فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ، وَ مَنْ سَحَرَ فَقَدْ اَشْرَكَ، وَ مَنْ تَعَلَّقَ بِشَىءٍ وُكِلَ اِلَيْهِ. النسائى
🍀Dari Abu Hurairah Radliallahu anhu , bahwasanya Rasulullah Sallallahualaihiwas salam  bersabda, "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Dan barangsiapa berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu
 (Allah tidak akan menolongnya). 
(HR. Nasai)

✅Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَعَلَى مُحَمَّد
? “Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal, lalu ia mempercayai ucapan dukun atau peramal tersebut maka ia telah kafir terhadap (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-.(HR. Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan Al-Bazzar dari Jabir radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 3387)

Disusun oleh Humaira Medina

Rumah Tangga

Rumah Tangga Tidak Akan Bahagia Jika Orang Tua Terlalu Ikut Campur

Setiap pernikahan pasti memiliki cerita tersendiri dan selalu memiliki hal yang berbeda-beda setiap orangnya.

Ada yang memiliki suami kasar, ada pula yang memiliki mertua yang jahat bahkan ada juga yang memiliki mertua suka ikut campur tentang urusan rumah tangganya, sebagaimana kisah perempuan ini yang memiliki orang tua suka ikut campur masalah rumah tangganya.

Perempuan ini bernama suci yang mana ia sudah menikah selama 1 tahun 10 bulan namun belum dikarunia anak.

Menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang saja melainkan menyatukan dua keluarga, tentu bukan hal yang mudah.

Terutama jika dia anak satu-satunya sehingga orang tuanya selalu ikut andil dalam banyak hal termasuk dalam rumah tangganya, padahal dia sudah menikah.

Padahal jika seorang perempuan sudah menikah maka pengambil keputusan adalah suaminya, sedangkan dia justru ayahnya.

Ketika anaknya memberi saran kepada orang tuanya agar tidak mengatur kehidupan ankanya karena dia sudah menikah justru orang tuanya marah dan mengatakan bahwa ia anak durhaka

Tentu sebagai anak juga sebagai istri merasa kebingungan, usia kehamilan sudah menginjak 1 tahun sepuluh bulan namun orang tuanya yang mengambil peran.

Tentu suaminya terlihat sedih, pernah sang anak mengabaikan keputusan orang tuanya justru malah sedih dan sakit. Maka dari itu sebagai anak dan juga istri merasa kebingungan untuk mencari solusinya.

Padahal sebagai isrti harus patuh kepada suaminya, karena setelah menikah kewajiban istri yang awalnya patuh kepada orang tua berpindah kepada sang suami, namun bukan berarti sebagai anak akan berhenti berbakti kepada orang tuanya.

Singkat cerita pada jaman Nabi Muhammad diceritakan, bahwa ada seorang istri yang dilarang oleh sang suaminya untuk keluar rumah sampai suaminya pulang.

Lalu tiba-tiba sang kakak datang menemuinya dan mengatakan bahwa orang tuanya meninggal dunia.

Sang kakak mengajak adeknya tersebut namun ia berkata bahwa ia dilarang keluar rumah oleh suaminya hingga sang suami pulang kerumah.

Sang kakak marah lalu meninggalakn sang adek tersebut. Akan tetapi karena sang anak patuh kepada suaminya, maka orang tua dari sang anak tersebut masuk surga karena telah mematuhi suaminya. Ia pun berkata bahwa ia ingin menjadi istri yang patuh kepada suaminya.

Namun ia tidak tahu harus bagaimana dengan sikap orang tua yang selalu ikut campur dalam keluarganya.

Ia hanya bisa berdoa kepada Allah semoga Allah memberi hidayah dan orang tuanya terbuka hatinya sehingga tidak ikut campur dalam rumah tangga anaknya lagi.
 (F3)

Begitu Besar Godaan Wanita

Betapa banyak laki-laki yang tak dapat mengontrol dirinya hingga ia terjerumus ke dalam zina. Naudzubillahi minazzina.

Allah ta’ala berfirman tentang godaan wanita,

ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَﻛُﻦَّ ﻋَﻈِﻴﻢٌ

“Sesungguhnya godaan kalian wahai para wanita begitu besar.” (Yusuf: 28)

Allah ta’ala berfirman tentang godaan setan,

ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻛَﺎﻥَ ﺿَﻌِﻴﻔًﺎ

“Sesungguhnya godaan setan itu lemah.” (An-Nisa: 76)

Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata,

ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺂﻳَﺔُ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳﻤَﺔُ ﺇِﺫَﺍ ﺿُﻤَّﺖْ ﻟَﻬَﺎ ﺁﻳَﺔٌ ﺃُﺧْﺮَﻯ ﺣَﺼَﻞَ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺑَﻴَﺎﻥُ ﺃَﻥَّ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺃَﻋْﻈَﻢُ ﻣِﻦْ ﻛَﻴْﺪِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ

“Ayat yang mulia ini (An-Nisa: 76), apabila dipadukan dengan ayat yang lain (Yusuf: 28), maka hasilnya adalah penjelasan bahwa godaan wanita lebih dahsyat dibanding godaan setan.” [Adhwaul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an, 2/217]

Asy-Syaikh AbdurRahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

ﻭﺍﻟﻜﻴﺪ : ﺳﻠﻮﻙ ﺍﻟﻄﺮﻕ ﺍﻟﺨﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﺿﺮﺭ ﺍﻟﻌﺪﻭ، ﻓﺎﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﺇﻥ ﺑﻠﻎ ﻣَﻜْﺮُﻩُ ﻣﻬﻤﺎ ﺑﻠﻎ ﻓﺈﻧﻪ ﻓﻲ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﻀﻌﻒ

“Godaan adalah menempuh cara-cara yang samar dalam membahayakan musuh. Maka setan, meskipun godaannya telah sedemikian rupa akan tetapi godaannya sangat lemah.” [Taysirul Karimir Rahman, hal. 187]

Sungguh dahsyat godaan wanita, walaupun setan sudah mengerahkan segenap “potensi” yang ada pada dirinya untuk menyesatkan anak Adam, namun ternyata godaannya tidak bisa sejajar, apalagi melebihi godaan wanita.

Akan tetapi sayang seribu sayang, ternyata setan pun bisa memanfaatkan wanita sebagai kaki tangannya, entah sang wanita sadar atau tidak. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﻋَﻮْﺭَﺓٌ، ﻭَﺇِﻧَّﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺮَﺟَﺖِ ﺍﺳْﺘَﺸْﺮَﻓَﻬَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ، ﻭَﺇِﻧَّﻬَﺎ ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻫِﻲَ ﻓِﻲ ﻗَﻌْﺮِ ﺑَﻴْﺘِﻬَﺎ

“Wanita adalah aurat, dan apabila ia keluar dari rumahnya maka setan akan menghiasinya, dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah ta’ala ketika ia berada di dalam rumahnya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabarani, dan lafaz ini milik beliau, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, As Shahihah: 2688)

Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,

ﺃَﻱْ ﺯَﻳَّﻨَﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻧَﻈَﺮِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻭَﻗِﻴﻞَ ﺃَﻱْ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻟِﻴُﻐْﻮِﻳَﻬَﺎ ﻭَﻳُﻐْﻮِﻱَ ﺑِﻬَﺎ

“Maknanya adalah setan menghiasi wanita di mata laki-laki. Juga dikatakan maknanya adalah setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya dan menyesatkan laki-laki dengannya.” [Tuhfatul Ahwadzi, 4/283]

Maka berhati-hatilah wahai saudariku. []

SUMBER: SUFYANRURAR

Kategori

Kategori