Kisah Wanita Tidak Bisa Masuk Surga Meskipun Ia Rajin Shalat Taat Agama. Subhanallah, alangkah damainya hidup di
dunia saat kita dengan ikhlas taat beribadah kepada Allah swt. serasa
yakin kelak akan masuk kedalam surgaNya. Namun ternyata tidak semua
seseorang yang taat ibadah bisa masuk surga karena beberapa hal.
Seperti halnya kisah seorang wanita ini, seorang wanita yang dikenal sebagai makhluk Allah taat dalam beribadah di kesehariannya. Setiap hari ia rajin melaksanakan shalat wajib dan sering menambah amalan-amalan sunah. Namun sayangnya ada satu kekurangan yang hinggap pada dirinya, yaitu ia tidak mau mengenakan hijab untuk menutup auratnya.
Seperti halnya kisah seorang wanita ini, seorang wanita yang dikenal sebagai makhluk Allah taat dalam beribadah di kesehariannya. Setiap hari ia rajin melaksanakan shalat wajib dan sering menambah amalan-amalan sunah. Namun sayangnya ada satu kekurangan yang hinggap pada dirinya, yaitu ia tidak mau mengenakan hijab untuk menutup auratnya.
Setiap ada seseorang yang bertanya dan menasihatinya agar mengenakan
jilbab, namun ia hanya tersenyum dan sering menjawab dengan jawababn
yang sama. “Insayaallah, yang penting hati dulu yang berjilbab” demikian
jawaban wanita ini setiap kali ditanya. Jawababn itupun terus
dilontarkan saat ada yang menanyakan hal yang sama.
Pada suatu malam ia bermimpi ia berada di sebuah taman yang indah,
dipenuhi dengan berbagai pemandangan yang tak biasa ia lihat, penuh
dengan keindahan bunga, udara di taman tersebut terasa segar dan
wanginya bung semerbak memenuhi taman. Terdapat sebuah sungai dengan air
yang sangat jernih mengalir melintasi pinggir taman. Semilir angin juga
ia rasakan di sela-sela jarinya. Di taman tersebut juga ditemui
beberapa wanita tengah melintas menikmati indahnya pemandangan taman
saat itu.
Sang wanita ini kemudian menghampiri salah satu wani ta tersebut. Semua
wanita yang ada di taman itu wajahnya terlihat berseri. Kemudian sang
wanita ini menyapa “Assalamualaikum…” Jawab waita yang ada di taman itu
“Waalaikumsalam…,seamat datang wahai saudariku..”
Lanjut sang wanita menjawab dan bertanya “Terimakasih, apakah ini
surga?” Mendengar pertanyaan itu wanita di taman tersenyum dan menjawab
“Tentu saja bukan, ini hanyalah tempat menunggu sebelum masuk ke surga”
Sang wanita terkagum “Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa
indahnya surga jika
tempat menunggunya saja seindah ini…” Wanita yang
ada ditaman tersebut tersenyum, kemudian bertanya kembali tentang amalan
apa yang bisa membuat kembali “Amalan apa yang bisa membuatmu kembali
wahai saudariku?”
Sang
wanita lantas menjawab, aku selalu menjaga shalat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunnah, Alhamdulilla”.
Saai itu pula terlihat sebuah pintu indah. Pintu tersebut terbuka, dan mereka melihat beberapa wanita yang di taman mulai memasuki pintu satu per satu. Kemudai wanita yang diajak ngobrol tersebut mengajak sang wanita ini untuk mengikutinya. “Ayo kita ikuti mereka!” ajak wanita itu sambil setengah berlari.
Sebuah pertanyaan muncul dari sang wanita “Apa di balik pintu itu?” sambil setengah berlari wanita di taman itu menjawab “tentu saja itu surga wahai saudariku” wanita yang diajak ngobrol tersebut larinya semakin kencang, namun sang wanita ini sudah berusaha lari sekencangnya masih saja tertinggal tak mampu mengejarnya.
Lalu sang wanita bertanya dengan suara keras/ berteriak “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau nampak begitu ringan?” Wanita itu menjawab sambil tersenyum “Sama sepertimu wahai saudariku”. Wanita itu telah mencapai pintu surga dengan kaki yang sebelah berhasil melewatinya, sebelum tubuhnya sepenuhnya melewati pintu itu, dari kejauhan sang wanita bertanya kepadanya, “Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan” Wanita menatapnya dan menjawab “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?” namun sang wanita sudah kehabisan nafas dan tidak mampu lagi menjawabnya.
Tiba-tiba wanita yang telah berhasil melewati pintu surga kepalanya terlihat sedikit keluar mengintip keluar memandanginya dan berkata “Apakah engkau mengira Tuhan Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab penutup aurat? “Sungguh disayangkan, amalanmu tidak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menhijabi hati”.
Mendengar perkataan itu, sang wanita tertegun kemudian terbangun dari tidurnya. Mengalami mimpi seperti itu, sang wanita kemudian beristighfar lalu mengambil wudhu dan menunaikan shalat malam. Ia menangis dan menyesali perkataan terdahulu tentang pertanyaan yang kerap dilontarkan orang-orang yang menasihatinya untuk mengenakan hijab.
Mengalami semua itu, sekarang Sang wanita berjanji mulai saat ini ia akan menutup auratnya. Sebhanallah, ternyata kita sebagai seorang wanita setaat apapun kepada Tuhan Rabb kita jika tidak berhijab menutup aurat maka sia-sialah amalan kita, tidak mampu mengantarkan kita masuk kedalam surgaNya.
Semoga cerita ini dapat membuat kita berfikir kembali kalau kita sebagai wanita muslim diwajibkan mengenakan hijab menutup aurat. Seperti Q.S Al-Ahzab ayat 59 yang artinya “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuan, dan isteri-sisteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Saai itu pula terlihat sebuah pintu indah. Pintu tersebut terbuka, dan mereka melihat beberapa wanita yang di taman mulai memasuki pintu satu per satu. Kemudai wanita yang diajak ngobrol tersebut mengajak sang wanita ini untuk mengikutinya. “Ayo kita ikuti mereka!” ajak wanita itu sambil setengah berlari.
Sebuah pertanyaan muncul dari sang wanita “Apa di balik pintu itu?” sambil setengah berlari wanita di taman itu menjawab “tentu saja itu surga wahai saudariku” wanita yang diajak ngobrol tersebut larinya semakin kencang, namun sang wanita ini sudah berusaha lari sekencangnya masih saja tertinggal tak mampu mengejarnya.
Lalu sang wanita bertanya dengan suara keras/ berteriak “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau nampak begitu ringan?” Wanita itu menjawab sambil tersenyum “Sama sepertimu wahai saudariku”. Wanita itu telah mencapai pintu surga dengan kaki yang sebelah berhasil melewatinya, sebelum tubuhnya sepenuhnya melewati pintu itu, dari kejauhan sang wanita bertanya kepadanya, “Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan” Wanita menatapnya dan menjawab “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?” namun sang wanita sudah kehabisan nafas dan tidak mampu lagi menjawabnya.
Tiba-tiba wanita yang telah berhasil melewati pintu surga kepalanya terlihat sedikit keluar mengintip keluar memandanginya dan berkata “Apakah engkau mengira Tuhan Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab penutup aurat? “Sungguh disayangkan, amalanmu tidak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menhijabi hati”.
Mendengar perkataan itu, sang wanita tertegun kemudian terbangun dari tidurnya. Mengalami mimpi seperti itu, sang wanita kemudian beristighfar lalu mengambil wudhu dan menunaikan shalat malam. Ia menangis dan menyesali perkataan terdahulu tentang pertanyaan yang kerap dilontarkan orang-orang yang menasihatinya untuk mengenakan hijab.
Mengalami semua itu, sekarang Sang wanita berjanji mulai saat ini ia akan menutup auratnya. Sebhanallah, ternyata kita sebagai seorang wanita setaat apapun kepada Tuhan Rabb kita jika tidak berhijab menutup aurat maka sia-sialah amalan kita, tidak mampu mengantarkan kita masuk kedalam surgaNya.
Semoga cerita ini dapat membuat kita berfikir kembali kalau kita sebagai wanita muslim diwajibkan mengenakan hijab menutup aurat. Seperti Q.S Al-Ahzab ayat 59 yang artinya “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuan, dan isteri-sisteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
EmoticonEmoticon