Kelainan Pita Suara Mirip Gejala Penyakit Asma

Sakit asma ternyata sering kali memiliki gejala yang sama dengan disfungsi pita suara. Lalu bagaimana membedakannya?

Pita suara merupakan sepasang otot kecil yang ada di dalam laring. Jika bergetar, kedua otot ini akan menghasilkan suara. Ketika kita berbicara, pita suara akan menegang dan bergerak mendekati satu sama lain. Udara yang berasal dari paru-paru lalu dipaksa melewati pita suara dan membuat sepasang otot ini bergetar. Hasilnya, suara pun tercipta.






Sama seperti jaringan lain dalam tubuh, pita suara juga bisa rusak dan rentan terhadap infeksi, tumor, atau trauma. Pita suara juga dapat menutup secara tidak terkendali ketika kita bernapas (menghirup atau mengembuskan napas). Hal ini disebut sebagai kelainan atau disfungsi pita suara. Tapi ada juga yang menyebutnya sebagai disfungsi laring atau gerakan pita suara paradoks
.
Disfungsi pita suara terkadang dapat terjadi dengan cepat dan mungkin memerlukan perawatan di ruang gawat darurat. Tidak berfungsinya pita suara dengan baik ini bisa terjadi pada pria maupun wanita, namun wanita lebih rentan terserang. Kelainan pada pita suara ini bisa disebabkan oleh olahraga, stres, asam lambung atau GERD (penyakit asam lambung), asap tembakau, asap atau bau yang kuat, atau infeksi saluran pernapasan atas.
Disfungsi pita suara dapat dikenali dari berbagai gejalanya seperti:
  • suara serak,
  • mengi (suara berisik ketika bernapas),
  • merasa tersedak atau tercekik,
  • sering batuk,
  • tenggorokan atau dada terasa sesak,
  • merasa sulit menghirup dan mengeluarkan udara dari paru-paru atau sesak napas.
Gejala disfungsi pita suara rupanya sama dengan penyakit asma. Kelainan tersebut bahkan dapat terjadi berbarengan dengan asma. Jika sudah begini, membedakan gejala antara dua kondisi tersebut kemungkinan akan sulit. Namun, tidak seperti asma, disfungsi pita suara tidak melibatkan saluran udara yang lebih rendah dan bukan merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh. Pengobatan untuk dua kondisi tersebut pun berbeda.

Dokter kemungkinan akan mendiagnosis dengan disfungsi pita suara apabila hasil tes pernapasan (fungsi paru) atau tes asma lainnya normal, obat asma tidak meringankan gejala-gejala di atas, dan menghirup napas terasa lebih sulit dibandingkan dengan mengeluarkan napas.

Disfungsi pita suara sering kali dikaitkan dengan serangan akut panik atau kecemasan yang membutuhkan obat anti kecemasan, terapi wicara, dan psikoterapi untuk mencegah kelainan kambuh kembali. Oleh karena itu, pengobatan untuk disfungsi pita suara sering kali melibatkan bantuan dari dokter, terapis bicara, dan psikiater.

Segera temui dokter atau pergi ke unit gawat darurat jika disfungsi pita suara yang diderita membuat suara serak disertai dengan batuk darah, merasakan nyeri yang tidak dapat dijelaskan, ada benjolan di tenggorokan, susah menelan; serak tidak hilang walau sudah lebih dari dua minggu; dan suara hilang selama beberapa hari.


EmoticonEmoticon