Info Sehat

Info Kesehatan {Klinik F3 Cinoling} Tgk. Sabri. MH

Rumah Sehat: Buka Untuk Umum

Mengobati: ☯

* Kanker / Kelenjar / Kista-Meoma (Benjolan),
* Diabetes - Impotensi / Ejakulasi Dini
* Stroke Karena Darah Tinggi, Penyempitan Syaraf
* Hernia - Prostate - Hemorid / Ambeien - Asma
* Alergi / Gatal - Katarak

Menyediakan 
Perlengkapan Alat, Kosmetik dan Obat-obatan Dan Produk HPAI

@ Melayani Therapy BEKAM Steril, dan BIO ENERGI, pen Akupuntur

* Cek Kolesterol
* Asam Urat
* Diabetes

Kunjungi Alamat Kami:

JL. Raya Segog 327, Batununggal
Kec. Cibadak
Kab. Sukabumi, 43351. Jawa Barat.
👉 Hp/WA. 0812 9889 2003.

Praktek: Senin - kamis Jam 08.00 s/d 20.00. Sabtu - Minggu 09.00 s/d 17.00.

Dinkes: 448.13.10.08.11.16.dsb.99

klinikf3cinoling.blogspot.com. ☯

Manfaat Krokot untuk Kesehatan

KROKOT “BUKAN” GULMA!

Allah tidak menciptakan segala sesuatu tanpa manfaat..

Jantung Sembuh Total, Pegal Linu Hilang, Cacingan Terobati, Maag Musnah Sampai Mata Pun Jadi Sehat Berkat Bunga Krokot

Krokot yɑkni tɑnɑmɑn liɑr yɑng mudɑh tumbuh dimɑnɑ sɑjɑ bɑik dilɑdɑng, pinggir jɑlɑn, sɑwɑh, kebun, bɑhkɑn dihɑlɑmɑn tempɑt tinggɑl. Krokot yɑng memiliki nɑmɑ lɑtin Portulɑcɑ Olerɑceɑ L konon yɑkni tɑnɑmɑn yɑng dɑtɑng dɑri ɑmerikɑ Lɑtin yɑng jugɑ gɑmpɑng di ketɑhui di Indonesiɑ.

Untuk sebɑgiɑn petɑni krokot didugɑ sebɑgɑi tɑnɑmɑn gulmɑ yɑng menggɑnggu, oleh kɑrenɑnyɑ krokot kerɑpkɑli dicɑbut dɑn dibuɑng. Tetɑpi tɑhukɑh ɑndɑ ɑpɑbilɑ krokot yɑng dimɑksud tɑnɑmɑn liɑr yɑng disɑngkɑ sebɑgɑi tɑnɑmɑn pengɑnggu memiliki mɑnfɑɑt yɑng sekiɑn pɑling penting untuk kesehɑtɑn tubuh mɑnusiɑ.

Pɑdɑ dɑun krokot sendiri memiliki kɑndungɑn vitɑmin ɑ, B komplek sertɑ C, omegɑ 3, tɑnin, I­norɑdrenɑlin, dopɑ, ɑsɑm linoleɑt, KSO4, KCI, nicotinic ɑcid, sɑponin, dopɑmin, norɑdrenɑlin, dɑn KNO3.

Kɑrenɑnyɑ ɑdɑ bɑnyɑk kɑndungɑn minerɑl dɑn vitɑmin yɑng ɑdɑ pɑdɑ krokot jɑdi tidɑk herɑn jikɑ krokot memiliki fɑedɑh yɑng demikiɑn besɑr untuk menolong menɑngɑni mɑsɑlɑh kesehɑtɑn pɑdɑ bɑdɑn mɑnusiɑ.

Semuɑnyɑ bɑgiɑn dɑri tɑnɑmɑn krokot dɑpɑt dipɑkɑi sebɑgɑi obɑt herbɑl bɑik itu dɑun, bɑtɑng, bungɑ, hinggɑ ɑkɑrnyɑ bɑik dɑlɑm keɑdɑɑn tetɑp mɑsih fresh ɑtɑupun telɑh kering.

Beriku beberɑpɑ fɑedɑh krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng perlu kitɑ ketɑhui:

Menɑngɑni penyɑkit mɑɑg

Cɑrɑnyɑ: Siɑpkɑn krokot yɑng mɑsih fresh lɑntɑs diuɑpkɑn selɑmɑ 5 menit lɑlu dihɑluskɑn dɑn diperɑs. ɑir perɑsɑnnyɑ dɑpɑt diminum 3 kɑli dɑlɑm 1 hɑri.

Mencegɑh penyɑkit jɑntung

Kɑndungɑn omegɑ 3 pɑdɑ dɑun krokot yɑng termɑsuk cukup tinggi dɑpɑt mencegɑh penyɑkit jɑntung koroner hinggɑ sroke menyerɑng tubuh kitɑ. Diluɑr itu jugɑ bɑik untuk dikonsumsi oleh ɑnɑk­ ɑnɑk ɑutism untuk membɑntu pergɑntiɑn kecerdɑsɑn otɑk si ɑnɑk.
Lɑngkɑh mengonsumsinyɑ untuk mengcegɑh penyɑkit jɑntung yɑitu semuɑ bɑgiɑn tɑnɑmɑn krokot dibersihkɑn kemudiɑn di tumbuk hɑlus, tɑmbɑhkɑn ɑir lɑntɑs diperɑs dɑn disɑring. Untuk lebih fresh bisɑ ditɑmbɑh dengɑn mɑdu dɑn minum sehɑri 2 kɑli.

Menyehɑtkɑn mɑtɑ

Bɑtɑng sertɑ dɑun krokot mempunyɑi kɑdungɑn vitɑmin A yɑng tinggi dɑri pɑdɑ sɑyurɑn berdɑun hijɑu yɑng lɑin. Vitɑmin A yɑkni ɑnti-oksidɑn yɑng demikiɑn bɑik dɑn ɑlɑmi yɑng pɑling utɑmɑ dɑlɑm membɑntu menyehɑtkɑn pɑndɑngɑn kitɑ selɑin itu vitɑmin A bisɑ pulɑ buɑt perlindungɑn selɑput lendir. Jɑdi dengɑn konsumsi krokot yɑng dɑpɑt jugɑ jɑdikɑn sɑyurɑn ini dɑpɑt membɑntu ɑgɑr mɑtɑ tetɑplɑh sehɑt.

Selɑin itu konsumsi buɑh sertɑ sɑyur yɑng kɑyɑ vitɑmin A di dɑlɑmnyɑ jugɑ sebɑgɑi perlindungɑn tubuh dɑri penyɑkit kɑnker ronggɑ mulut sertɑ pɑru­pɑru.

Menɑngɑni rɑdɑng usus

Memiliki mɑsɑlɑh pɑdɑ usus ɑtɑu rɑdɑng usus bisɑ diɑtɑsi dengɑn obɑt herbɑ dɑri krokot ini. Lɑngkɑh buɑt rɑmuɑnnyɑ cukup mudɑh yɑkni dengɑn mengɑmbil semuɑ bɑgiɑn tɑnɑmɑn krokot yɑkni bɑtɑng, ɑkɑr dɑn dɑun lɑlu ditumbuk hinggɑ hɑlus dɑn diperɑs, jɑngɑn lupɑ disɑring untuk dɑpɑtkɑn ɑir perɑsɑn yɑng bersih. Nɑh, ɑir perɑsɑn itu ditɑmbɑh ɑir mɑsɑk sertɑ minumlɑh 3 kɑli sehɑri.

Mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh

Mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng lɑin yɑitu dɑpɑt menyembuhkɑn disentri, diɑre ɑkut, mengobɑti cɑcingɑn, sesɑk nɑfɑs, dɑn menɑngɑni bɑdɑn yɑng nyeri ɑtɑu pegɑl­ pegɑl. Sebenɑrnyɑ dɑlɑm mengkonsumsi rɑmuɑn ini hɑmpir sɑmɑ yɑitu dengɑn melembutkɑn dɑn diperɑs ɑirnyɑ lɑlu ɑir perɑsɑnnyɑ diminum dɑn jugɑ dɑpɑt dikonsumsi sebɑgɑi sɑyurɑn kesehɑriɑn.

Itulɑh mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng sɑngɑt ɑjɑib, dimɑksud ɑjɑib lɑntɑrɑn sɑtu tɑnɑmɑn yɑng dikirɑ liɑr, penggɑnggu ternyɑtɑ dɑpɑt menɑngɑni berbɑgɑi penyɑkit dɑn memiliki kɑndungɑn vitɑmin dɑn minerɑl yɑng demikiɑn bɑik bɑgi tubuh kitɑ.

Bermuka Dua


Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat penjilat yang sering kali bermuka dua, dapat mengatakan hal yang bertolak belakang, tergantung di hadapan siapa dia berbicara. Tujuan para penjilat sudah jelas hanyalah untuk kepentingan dirinya saja, agar orang lain terutama yang berada di atasnya memandang baik pada dirinya.
Sahabat, sesungguhnya orang yang beriman pada Allah tak mungkin memiliki karakter seorang penjilat, hal ini adalah sebuah kepastian:
“Menjilat bukanlah termasuk karakteristik moral seorang mukmin.” (Kanzul Ummat, hadits 29364)
Meskipun sebagian besar manusia di muka bumi memiliki sifat suka menjilat dan bermuka dua, bahkan dihormati oleh banyak orang karena sifat tersebut, seorang mukmin tetap takkan meninggalkan prinsip kejujuran dan kebenaran.
“Ketika hari pengadilan makin dekat … orang-orang yang paling dihormati pada zaman itu adalah para penjilat dan orang-orang yang suka mencari muka.”
(HR. Bukhari Muslim)
Lalu bagaimanakah cara menghindari sifat suka menjilat dan mencari muka? Berikut ini beberapa cara di antaranya yang bisa kita praktekkan:
1. Menghindari memuji seseorang secara berlebihan
Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, ”Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan.” (Nahjul Balaghah, hikmah 347)
Seorang penjilat biasanya memuji sesuatu secara berlebihan dengan tujuan mendapat perhatian. Ia akan memuji orang-orang kaya, orang-orang berkuasa, orang-orang berilmu, agar mendapat keuntungan dari mereka.
Maka kita perlu menghindari pujian berlebihan terhadap apapun. Karena sesungguhnya segala puji hanyalah bagi Allah.
2. Banyak menghidupkan hati dengan berdzikir pada Allah di kala sendiri dan menjauhi sifat pamer/riya’
”Sesungguhnya orang-orang Munafik itu Menipu Allah, dan Allah akan membalas Tipuan Mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa’: 142)
Seorang penjilat dimasukkan dalam kategori orang munafik, mereka hanya bersemangat beribadah di hadapan orang lain, sedangkan ketika sendirian akan sangat sedikit mengingat dan menyebut Allah.
Maka, selisihilah para penjilat dengan cara menambah semangat beribadah justru di saat sendirian dan tak ada seorang pun yang mengetahui.
3. Tidak meminta jabatan atau kedudukan pada manusia
“Janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah, dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong).” (HR. Bukhari)
Jelas bahwa seorang penjilat suka meminta suatu keuntungan bagi dirinya sendiri, misalnya jabatan, harta, dan lainnya.
4. Meminimalisir ambisi terhadap harta dan kekuasaan
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada rusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi.” (HR. at-Tirmidzi no. 2482, disahihkan asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad, 2/178)
Na’udzubillah. Ambisi terhadap harta benda dan kekuasaan bisa amat merusak, bahkan dapat merusak agama seseorang, yang berarti ia rela meninggalkan nilai-nilai agama hanya untuk mengejar ambisi duniawinya.
5. Jangan merasa takut pada manusia
Sahabat, takut pada manusia adalah salah satu ciri yang dimiliki seorang penjilat. Ia khawatir jika kehilangan jabatan, maka ia takut menyelisihi atasannya, jadilah ia seorang yang ABS (Asal Bos Senang). Ia khawatir akan tersisih dari pergaulan jika menampakkan simbol keagamaan, maka ia pun menanggalkan pakaian taqwanya.
“Maka janganlah kalian takut kepada manusia, tapi takutlah kepada-Ku. Dan jangan pula kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (al-Ma’idah: 44)
6. Integritas antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan
Seorang penjilat biasanya tak peduli apakah perkataan dan perbuatannya selaras atau jauh berbeda. Maka jauhilah sifat seperti ini, lihatlah apakah ucapan dan perilaku kita sudah sesuai.
“Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.” (HR. Ath-Thabrani)
7. Tidak menggunakan dalil agama untuk menyokong kepentingan pribadi
Orang dengan sifat munafik dan suka menjilat bisa memutar-mutar ayat dan hadits serta nilai agama dengan lidahnya untuk kepentingan pribadi. Mereka bisa melakukan berbagai pencitraan agar manusia terkecoh menyangkanya bersahaja, beriman pada Allah, padahal hati mereka tidak demikian.
“Pada Akhir Zaman akan muncul orang-orang yang tidak segan-segan menggunakan agama demi tujuan-tujuan duniawi dan mengenakan shuf (pakaian dari bahan bulu domba) di depan umum untuk memperlihatkan kesahajaan. Lidah mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala.” (HR. Tirmizi)
8. Berani mengatakan hal yang benar sekalipun di hadapan penguasa zhalim
Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zhalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Seorang penjilat tak mungkin berani mengatakan kebenaran di hadapan penguasa zhalim terutama jika kebenaran tersebut bisa menyeretnya menjauh dari kekuasaan dan kenikmatan duniawi. Maka, beranilah memegang prinsip dan mengatakan kebenaran walau pahit!
Sahabat, mudah-mudahan kita terhindar dari sifat munafik, penjilat, serta bermuka dua, seumur hidup kita. Aamiin. (F3). 

Hukum Merusak Rumah Tangga

Tak hanya dalam film yang selalu mengangkat tema perselingkuhan dalam rumah tangga, akan tetapi dalam kehidupan nyata dimana banyak terjadi perselingkuhan dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan mulai dari harta atau karena cinta buta yang sangat mudah terjadi pada orang yang lemah iman. Hal inilah yang menjadikan seseorang tidak segan segan merusak rumah tangga orang lain. Lalu, bagaimana Islam memandang hukum tentang merusak rumah tangga dalam Islam tersebut?, berikut ulasan selengkapnya untuk anda.

Dalam pandangan Islam, berbagai upaya yang dilakukan untuk merusak rumah tangga seseorang adalah haram hukumnya dan bahkan masuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam. Salah satu argumennya adalah khitbah seorang perempuan yang sudah dipinang oleh seorang laki laki saja sudah dilarang untuk mendekati dan merusak seorang wanita dengan suaminya.

Dalam salah satu hadits dikatakan jika Rasulullah SAW bersabda, “Rasulullâh – shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami’”. [Hadîts shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzâr, Ibn Hibbaân, Al-Nasa-i dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi].

Dari penjelasan singkat diatas bisa disimpulkan jika hubungan laki laki dengan perempuan yang statusnya masih suami atau istri orang maka hubungan tersebut sangat terlarang dan bisa berdampak pada status hukum pernikahan dan memperlihatkan ciri ciri istri durhaka terhadap suami.

Imam Al Haitsami juga memasukan perbuatan dosa ini dalam perbuatan dosa yang tak terampuni. Dalam kitab Al Zawajir an Iqtiraf al Kabair disebutkan jika dosa besar pada urutan ke-257 dan juga 258 adalah merusak wanita agar terpisah dari suaminya dan juga merusak suami agar terpisah dari istrinya.

Selain itu, pendapat keras juga diutarakan Madzhab Maliki dimana seorang laki laki yang merusak hubungan istri dengan suaminya harus dibatalkan meski sesudah akad nikah. Pandangan tersebut juga dinukil dari Ibnu Arafah yang menyatakan jika barang siapa yang berusaha untuk memisahkan seorang perempuan dengan suaminya supaya ia dapat menikahi perempuan tersebut, maka tidak mungkin baginya atau tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan tersebut.

Jenis dan Cara Merusak Rumah Tangga

Ada berbagai bentuk dan jenis yang bisa dilakukan seseorang untuk merusak rumah tangga orang lain dan merusak hubungan antara suami dan istri dan diantaranya adalah sebagai berikut.

Berdoa dan memohon pada Allah SWT agar hubungan dari seorang wanita dengan suaminya bisa rusak dan akhirnya timbul perceraian antara kedua orang tersebut.
Berkata kata dengan manis dan melakukan segala cara lahiriah yang baik namun menyimpan maksud merusak hubungan wanita dengan suaminya atau sebaliknya.
Memberikan bisikan dan kata kata yang menipu dan memprovokasi sehingga wanita atau pria akhirnya berpisah dari pasangannya dengan iming iming akan dinikahi olehnya atau orang lain.
Meminta atau menekan dengan terus terang agar wanita meminta cerai pada suaminya atau sebaliknya dengan alasan yang tidak dibenarkan dalam syariat.
Hukum Islam tentang Merusak Rumah tangga
Dalam Islam, terdapat dosa besar dan juga hukum saat merusak rumah tangga orang lain dan beberapa hukuman yang siap untuk diterima tersebut diantaranya adalah:

Hukum Ukhrawi
Dari hadits Nabi Muhammad dan juga para ulama yang sudah bersepakat jika hukum merusak rumah tangga orang lain adalah haram hukumnya. Jika seseorang melakukan perbuatan tersebut, maka akan mendapat dosa dan juga siksaan kelak dalam neraka. Bahkan perbuatan merusak rumah tangga orang lain juga masuk dalam kategori dosa besar oleh Imam Al Haitsami.


Dari hadits juga dijelaskan jika dosa besar yang akan diterima bagi mereka yang sudah merusak rumah tangga orang lain yakni memisahkan suami dari istrinya atau sebaliknya, menurut hadits Nabi yang shahih merupakan perbuatan yang masuk dalam dosa tak terampuni.

Hukum Duniawi
Jika berbicara tentang hukum duniawi yang akan diterima perusak rumah tangga orang lain maka terbagi menjadi dua hukum yang berbeda, yakni:

Hukum Duniawi I


Jika seorang laki laki merusak pernikahan wanita dan suaminya sampai membuat wanita tersebut meminta cerai dari suami dan suaminya mengabulkan permintaan tersebut, atau laki laki yang merusak hubungan wanita dengan suaminya sampai suaminya marah dan meceraikan wanita tersebut. Menurut Jumhur ulama, menikahi janda cerai menurut Islam yang dilakukan laki laki perusak rumah tangga dan wanita yang merupakan istri orang lain tersebut haram untuk dinikahi. Namun, ulama Malikiyyah memiliki pandangan berbeda sebab pernikahan tersebut wajib dibatalkan baik sebelum terjadi pernikahan ataupun sesudah terjadi pernikahan. Berikut ini adalah beberapa alasan Malikiyyah mengenai azab wanita perusak rumah tangga orang lain.

Supaya dijadikan ancaman untuk kasus lain yang serupa dan bertujuan agar laki laki tersebut tidak merusak rumah tangga orang lain sehingga sebuah pernikahan bisa terjaga dengan baik.
Untuk menerapkan hadits dari Nabi Muhammad.
Terhitung dalam kaidah fiqih yang menjelaskan jika siapa yang tergesa gesa memperoleh sesuatu sebelum waktunya maka harus dihukum dengan cara tidak mendapatkan hal tersebut dan ini juga berkaitan dengan hukum pernikahan wanita yang ditinggal mati suaminya.
Hukum Duniawi II

Jika seseorang yang merusak rumah tangga orang lain, maka harus mendapatkan hukuman secara global. Berdasarkan pendapat para ulama, jika ada orang yang melakukan perbuatan terlarang tersebut, maka hakim memiliki wewenang untuk menjatuhkan ta’zir berupa hukuman yang diberikan berdasarkan ketentuan hakim atau penguasa. Hukuman tersebut adalah syarat yang tidak lebih dari 40 kali cambukan.

Namun, ada sebagian pendapat lain yang berkata jika orang tersebut harus mendapat hukuman penjara sampai ia bertaubat atau meninggal dan hal ini diyakini oleh sebagian penganut mazhab Hanafi. Sebagian penganut Mahzab Hanbali berpendapat jika hukumannya berupa cambukan keras dan dilakukan di depan umum sehingga bisa dijadikan peringatan untuk orang lain.

Merusak Rumah Tangga Merupakan Perbuatan Penyihir
Melakukan perbuatan dosa yakni merusak rumah tangga orang lain merupakan perbuatan penyihir berdasarkan dari hadits berikut ini.

“dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya”. [Al-Baqoroh: 102].

Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan jika aktivitas sihir dari Harut dan Marut merupakan sihir untuk memisahkan pasangan. Sihir tersebut kemudian akan membawa ke kufuran dan seperti yang sudah diketahui dalam Islam jika perbuatan sihir masuk ke dalam salah satu dari ketujuh dosa besar dalam Islam dan akan mendapat hukuman bunuh. Dalil tersebut akan semakin menguatkan jika merusak rumah tangga orang lain masuk dalam kaba ir arau dosa besar dan merupakan kemungkaran yang berat.

Mmemisahkan pasangan suami istri dan mengganggu sekaligus merusak rumah tangga juga menjadi pekerjaan utama dari iblis dan tentaranya sehingga bisa menimbulkan fitnah dalam Islam serta kerusakan di dunia.

Imam Muslim meriwayatkan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab: ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Lalu yang lain datang dan berkata: ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Beliau bersabda, “Iblis mendekatinya lalu berkata: ‘Bagus kamu.”[H.R.Muslim].

Dari hadits diatas sudah dijelaskan jika iblis meremehkan apa yang sudah dibuat para tentaranya dalam menimbulkan fitnah dan kerusakan manusia. Akan tetapi saat tentara melakukan kerusakan dalam sebuah rumah tangga menurut Islam, maka iblis akan sangat senangg dan semakin mendekatkan syetan tersebut disisinya sambil memberikan pujian. Dari sini bisa terlihat jika siapa saja yang terlibat dalam kerusakan rumah tangga sebuah pasangan meski ia bersorban besar sekali pun, maka sesungguhnya ia merupakan bagian dari iblis dan mewujudkan pekerjaan iblis sekaligus menjadi antek baik dilakukan secara sadar atau tidak.

Ibnu Taimiyah berkata, “Upaya seseorang untuk memisahkan istri dengan suaminya adalah diantara dosa-dosa berat, termasuk perbuatan tukang sihir, dan sebesar-besar perbuatan Syetan.” [Al-Fatawa Al-Kubra, vol.2 hlm 313].

Demikian ulasan dari kami tentang hukum merusak rumah tangga orang lain dalam Islam yang haram hukumnya apapun alasan dibalik melakukan hal tersebut. Semoga kita semua bisa terhindar dari perbuatan tercela semacam ini.🙏😇

Ciri-ciri Isteri Durhaka


Tentu setiap orang menginginkan dapat membina sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, di mana terdapat keharmonisan serta kebahagian dalam hubungan yang terjalin di dalam rumah tangga tersebut, sehingga besar kemungkinan keluarga yang mereka bina akan langgeng. Salah satu faktor pendorong terciptanya keluarga yang harmonis adalah hadirnya seorang istri yang selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, salah satunya adalah taat kepada perintah suaminya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :


لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Artinya “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi, banyak dari para istri yang kurang memahami tentang arti pentingnya hal itu, bahkan baik disadari ataupun tidak mereka justru melakukan hal-hal yang mendurhakai suaminya. Hal-hal tersebut di antaranya :

Tidak taat pada suami
Ciri ciri istri durhaka pada suami yang pertama adalah istri tidak taat pada perintah suami. Seorang istri yang baik dan shalihah adalah istri yang senantiasa taat pada suami dalam keadaan dan kondisi apapun. Dengan taat pada suami, hal itu akan dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kesetiaan suami kepada istrinya. Akan tetapi sebaliknya, jika istri tidak taat pada suami, maka besar kemungkinan rasa kasih sayang, rasa cinta, serta kesetiaan suami akan  hilang.


Islam menyebut perbuatan seorang istri yang tidak taat kepada suaminya sebagai nusyus yang artinya sikap membangkang. Artinya, istri yang melakukan nusyus adalah istri yang melawan dan melanggar perintah suami (tidak taat pada suami), serta tidak ridho atas kedudukan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ


Artinya:

 “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

Dalam hadist yang lain, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :


إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Artinya:

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dari dua hadist di atas kita bisa tahu bahwa seorang istri yang taat pada suami adalah salah satu ciri wanita yang baik, dan bagi wanita seperti itu, maka Allah SWT menjanjikan surga bagi mereka. Akan tetapi kenyataannya banyak para wanita yang tidak paham akan arti pentingnya mentaati perintah suami. Banyak alasan yang menyebabkannya seperti status sosial serta latar belakang pendidikan yang dimiliki istri lebih tinggi dari suami, dan lain sebagainya.

Banyak sekali perbuatan-perbuatan yang menjurus pada ketidaktaatan seorang istri kepada suami, seperti :

Keluar rumah tanpa seizin dari suami
Berkata-kata yang menyakiti hati suami
Membuka rahasia suami pada orang lain
Membelanjakan uang suami secara berlebihan tidak pada tempatnya
Menghianati suami, misalnya berselingkuh dengan pria lain
Lalai atau tidak mau melayani suami, baik secara terang-terangan maupun secara samar.
2. Menuntut adanya kesempurnaan dalam rumah tangga

Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak sempurna, termasuk sebuah rumah tangga. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Ketika seorang wanita melihat film atau dengan membaca novel yang mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga yang dianggapnya sempurna, maka ia pun berangan ingin memiliki hal yang sama.

Dan ketika telah menikah, kemungkinan besar ia akan kaget dan bisa jadi tidak bisa menerima dengan kehidupan berkeluarga yang dijalaninya, di mana kehidupan tersebut tidak sama dengan apa yang ia angankan sebelumnya. Lalu ia pun menuntut suami agar memenuhi kesmpurnaan yang ia inginkan tanpa menyadari bahwa semua hal itu tidak sama, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, termasuk dalam sebuah keluarga.

3. Mengingkari segala bentuk kebaikan yang dilakukan suami kepadanya

Islam sangat memuliakan seorang wanita, bahkan dalam islam seorang ibu memiliki tiga kali lipat hak untuk lebih dihormati daripada seorang ayah dan surga berada di bawah telapak kaki seorang ibu. Akan tetapi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam perban mengatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah para wanit. Mengapa bisa seperti itu?

Salah sat penyebab seorang wanita menjadi penghuni neraka adalah karena kekufurannya atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini adalah karena mereka mengingkari semua kebaikan yang telah dilakukan oleh suami kepada mereka.

Misalnya saja, seorang suami selalu berusaha melakukan kebaikan terhadap istrinya, akan tetapi istri melihat sesuatu yang tidak disenangi dari suami, maka ia pun mengatakan bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan yang bisa ia lihat dari sang suami.

4. Tidak suka pada keluarga suami

Hubungan pernikahan tidak hanya bertujuan untuk menyatukan dua insan yaitu lelaki dan perempuan ke dalam hubungan yang sah, akan tetapi suatu pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Kecintaan, kasih sayang, dan penghormatan seorang suami akan semakin bertambah apabila istrinya mampu menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga si suami.

Akan tetapi terkadang seorang istri menuntut agar perhatian dan kasih sayang suami hanya ditujukan padanya saja, tanpa menyadari bahwa suami juga memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orangtuanya. Hal inilah yang sering menyebabkan kecemburuan istri pada keluarga suami dan berupaya untuk menjauhkan suami dari keluarganya.

5. Hilangnya rasa Qona’ah dan ridho istri terhadap apa yang diberikan suami

Terkadang, messkipun suami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi keinginan sang istri, akan tetapi ketika keinginan tersebut tidak terwujud, justru apa yang ia lakukan tadi dianggap sia-sia oleh istrinya. Kenapa? Karena istri menganggap bahwa upaya yang dilakukan suami kurang, bahkan hanya dianggap main-main. Ia tidak mampu memahami bahwa setiap orang, termasuk suaminya memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan sesuatu.

6. Mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang, termasuk seorang istri pernah melakukan kebaikan, meskipun hanya sebiji kurma. Akan tetapi akan menjadi sebuah bentuk kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang telah ia lakukan terhadap suami atau keluarganya, bahkan menganggap bahwa kebaikan yang dilakukan suami terhadapnya tidak lebih besar dari kebaikan yang ia lakukan. Hal ini tentu akan menyakiti perasaan sang suami.

7. Cemburu yang berlebihan

Ciri ciri istri durhaka terhadap suami selanjutnya terletak pada rasa kecemburuan, hal ini banyak tak disadari oleh para istri. Salah satu sifat alami manusia, terutama kaum hawa adalah cemburu. Cemburu boleh saja, asal memiliki dasar dan masih berada dalam batas kewajaran. Rasa cemburu seorang istri terhadap suaminya menurut syariat islam adalah apabila suami melakukan kemaksiatan seperti berzina, mendzalimi istri, mengurangi hak-hak istri, dan lain sebagainya.

Rasa cemburu seorang istri akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan terhadap suami apabila cemburu tersebut tidak memiliki dasar berupa fakta atau bukti dan cemburu yang terlalu berlebihan (cemburu buta).

8. Kurang atau tidak bisa menjaga perasaan suami

Seorang istri yang baik harus selalu berusaha menyenangkan suaminya, seperti menunjukkan wajah yang ramah, tidak mermuka masam, serta sejuk ketika suami memandangnya. Selain itu, istri juga harus selalu menjaga perbuatan dan ucapannya agar tidak menyakiti hati suami, misalnya tidak mencaci, suka mengkritik, berkata-kata keras, maupun sering memojokkan suami. Hal ini akan membuat perasaan suami terluka.

9. Terlalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah

Tidak ada salahnya jika sorang istri memiliki kegiatan di luar rumah, akan tetapi setiap kali melakukan aktivitas tersebut, istri harus mendapatkan ijin dari suami dan tidak boleh mengabaikan tugas serta tanggungjawabnya di rumah.

10. Kurang atau tidak bisa menjaga penampilan

Seorang istri harus bisa menjaga penampilannya di depan suami, tidak hanya ketika ia sedang bepergian ke luar rumah. Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan bau ketika berada di hadapan suami, maka tidak heran jika lama kelamaan suami akan menjadi tidak betah di rumah. Akan tetapi juga merupakan hal yang tidak baik apabila seorang istri terlalu sibuk berdandan sehingga lupa akan kewajibannya sebagai istri.
🙏🙏😇

Sikap Suami Durhaka pada Isteri.!



DALAM Al-Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 34 disebutkan, bahwasannya kaum lelaki (suami) adalah pemimpin bagi kaum wanita (istrinya). Seorang suami dituntut untuk bisa mendidik, melindungi, serta selalu menegakkan kebenaran dalam kehidupan rumah tangganya.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik akhlaknya atau perlakuannya terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi tak jarang kita dengar dan saksikan hadirnya seorang suami yang mendurhakai istrinya. Daripada melindungi, mereka justru memilih tindakan atau perbuatan yang dalam islam digolongkan ke dalam perbuatan dzalim terhadap istri. Perbuatan-perbuatan tersebut di antaranya :

1.    Menelantarkan untuk memberikan nafkah pada istri
Ciri-ciri suami durhaka terhadap suami yang pertama terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Ath- Thabrani, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:

“Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.”

Hadist tersebut menggambarkan betapa berdosanya seorang suami yang melalaikan kewajibannya terhadap istri dan anaknya.

2. Melimpahkan tanggungjawab suami kepada istri
Suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Ia berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin bagi keluarganya. Lalu bagaimana jika suami melimpahkan kewajiban seperti mencari nafkah dan mengatur segala urusan rumah tangga kepada sang istri?

Hal ini tentu saja bertentangan dengan syariat islam, dan keluarga tersebut digolongkan menjadi keluarga yang tidak beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.“ (HR.Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Jika tanggung jawab menjadi pemimpin diambil alih oleh istri, maka tentu saja kewibawaan suami akan hilang, dan hal itu bisa menjerumuskan istri pada perbuatan durhaka pada suami.

3. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri
Jika seorang suami memutuskan untuk menceraikan istrinya, maka ia berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan layak kepada istri yang hendak diceraikan selama masa iddah. Kewajiban lain yang tidak boleh dilupakan suami adalah bahwa ia harus tetap memberikan nafkah kepada istri yang hendak ia cerai sebagaimana biasanya.

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS Ath- Thalaaq: 6)

4. Tidak mau melunasi mahar
Seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya, maka itu berarti suami telah menipu istrinya dan ia akan mempertanggungjawabkannya di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq.” (HR.Thabarani)


5. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri
Islam memandang mahar suatu perkawinan dengan tujuan untuk menghormati kedudukan istri serta untuk pertanda  atau lambang kekuasaan seorang wanita atas laki-laki yang menikahinya. Seorang pria yang apabila ia berniat menceraikan istrinya lalu meminta atau mengambil kembali mahar yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri, maka itu adalah perbuatan yang tercela, dan Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan tersebut.

6. Menuduh istri berzina tanpa adanya bukti yang kuat

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An- Nuur ayat 6-7)

BACA JUGA: Jangan Jadi Suami Durhaka, Ini Tandanya

7. Menganiaya serta merendahkan martabat istri
Rasulullah SAW melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan istri dengan wanita lain dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri baik di hadapannya sendiri atau di hadapan orang lain.

Sebagaimana sabda Beliau SAW dalam sebuah hadist,

”Saya pernah datang kepada Rasulullah SAW, ’saya lalu bertanya: ’Ya Rosulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami? ’Beliau bersabda: ‘janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.” (HR. Abu Dawud)

8. Memeras dan mengajak istri untuk berbuat dosa
Ini salah satu hal yang tidak dibenarkan dalam islam. Seorang suami haruslah selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk istri dan anak-anaknya, seperti mengajari dan mengajak mereka untuk shalat, mengaji, atau melakukan hal-hal yang dapat memberikan motivasi bagi istri dan anak untuk beramal ibadah.

Seorang suami yang memeras istri dan memaksanya untuk berbuat dosa, maka di akhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban dari Allah SWT atas apa yang pernah ia lakukan tersebut.

9. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri
Selalu curiga terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat kurang baik yang harus dihindari oleh para suami. Ketika seorang suami curiga kepada istrinya, maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya tersebut. Hal itu akhirnya bisa menimbulkan pertengkaran di antara keduanya.

10. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i
Seorang suami yang sudah bosan dengan istri karena berbagai alasan seperti memiliki wanita idaman lain, bisa saja selalu berusaha mencari-cari jalan agar ia segera dapat bercerai dari istrinya. Misalnya saja dengan menuduh istri tanpa adanya bukti yang jelas. []

SUMBER: DALAMISLAM.COM

🌸 Carilah Calon Istri yang Paham Agama dan Mau Ngaji 🌸



Berbicara masalah calon pendamping hidup tentu setiap orang mempunyai kriteria masing-masing. Apalagi bagi kami kaum cowok, sudah barang tentu wanita yang berkulit putih, tinggi, cantik atau bahkan mengidamkan gadis secantik Miss Indonesia dan beberapa kriteria lainnya sudah ada dipikiran kami.

Sah-sah saja sebenarnya mempunyai kriteria tersebut, tapi alangkah baiknya jika istri kamu kelak paham agama karena kedamaianlah yang akan kamu dapatkan dalam rumah tangga. Istri yang baik dalam agamanya tentu tahu cara memperlakukan suami dengan baik dan pandai bersyukur.

Jangan memilihnya hanya karena dasar cantik semata, bila tidak maka tingkahnya akan menggelitikmu dalam derita.

Dalam memilih pendamping hidupmu juga, pilihlah dia yang baik akhlak dan tata kramanya, agar dalam menjaga rumah tangga ia akan selalu menggunakan syariat. Dan jangan pula kamu lupa bahwa dalam memilih kriteria harus seiman dengan kamu.

Jika hanya fisik semata yang kamu agungkan, damai dalam berumah tangga belum tentu kamu peroleh. Jadi jangan salah pilih, pilihlah dia yang baik agamanya, akhlaknya, tata kramanya, dan bahkan pintar ngajinya, maka sudah pasti ia akan selalu bisa mengkaji apapun yang terjadi dalam hidup bersama dengan bijaksana.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber Artikel : hipwee/Klinik

Jika Allah Sudah Berkata Dia Jodohmu

Jika Allah Sudah Berkata Dia Jodohmu, Harta, Tahta, Jarak dan Status Sosial Tak Berlaku

Bagi kamu yang saat ini belum mapan tetapi yang kamu taksir adalah orang yang mapan. Dia sangat cantik/ganteng sekali, sedangkan kamu hanya bermuka pas-pasan dengan penghasilan yang pas-pasan pula. Padahal jauh dari lubuk hatimu yang paling dalam, ingin menikah dengannya orang yang kamu impikan. Namun, apalah daya. Status sosial bak langit dan bumi.

Namun satu hal yang harus kamu tahu, bahwa jodoh itu tak mengenal kasta, tak melihat harta dan tak memandang status sosial juga. Bila dia memang yang ditakdirkan yang menjadi tulang rusukmu atau penggenapmu, sekuat apapun dia menolak tetap saja tak bisa. Karena memang jodoh mutlak keputusan Allah dengan jalan takdir yang telah ditentukannya.

Ya Allah, Berikan Surga-Mu Untuk Ibuku, Karena Ibu Adalah Surga Dalam Hidupku
Tangisan Baginda Rasulullah Mengguncang Arsy Karena Memikirkan Keselamatan Umatnya
Sejauh Apapun Jaraknya Jika Memang Sudah Takdirnya Bersatu, Maka Pasti Akan Menemukan Jalan Untuk Mendekat
Kamu yang mengalami hubungan LDR pasti sudah tak asing lagi dengan yang namanya jarak. Meski kalian dipisahkan oleh pulau atau bahkan negara, jarak bukanlah suatu penghalang. Jika kalian memang ditakdirkan berjodoh, jarak itu hanya sebagai rintangan bagi kalian. Toh juga bisa komunikasi dengan berbagai media yang canggih, mulai chat di media sosial sampai dengan vidio call.

Lantas bagaimana dengan jodoh yang tak tahu dimana sekarang? Mungkin saja memang jarak kalian jauh, tapi bila memang kalian ditakdirkan berjodoh. Cepat atau lambat kalian akan dipertemukan, misalnya melalui perjalanan yang menyatukan kalian ketika melanglangbuana ke suatu daerah. Atau bisa jadi kalian dipertemukan lewat agenda sosial nasional. Tak ada yang sulit bagi Allah, semuanya bisa terjadi atas izin-Nya.

Tentang Harta dan Jabatan, Tidak Sebanding Apapun Keadaannya Jika Sudah Jodoh Pasti Akan Menemukan Jalan Untuk Bersatu
Mungkin saat ini kamu mempunyai penghasilan yang masih pas-pasan, tapi percayalah jika kamu mensyukuirnya semuanya akan berkah. Sebenarnya penghasilan itu bukan di ukur dari seberapa besar nominalnya tapi seberapa berkah manfaatnya. Jika mempunyai penghasilan besar tetapi hidup tak tenang dan tak bahagia buat apa.

Begitu juga dengan jodohmu, meski salah satu diantara kalian mempunyai penghasilan yang berbanding terbalik. Atau jabatan kalian juga tak seimbang, sehingga menurut pandangan banyak orang kalian tak akan mungkin berjodoh. Namun percayalah, bila Allah sudah menakdirkan tak ada yang bisa menghalangi.

Sungguh Sehebat Apapun Rencana Manusia Akan Kalah Dengan Rencana Allah yang Maha Segalanya.
Memang manusia bisa mempunyai rencana-rencana yang hebat dan harus dicapai. Termasuk perihal jodoh, bisa jadi dia mempunyai kriteria yang sesuai dengan impiannya. Hal itu memang wajar karena setiap manusia ingin mempunyai kehidupan yang layak dan bahagia bersama orang yang didambkan.

Tapi kadang semua rencana kita tak sesaui dengan harapan, begitu juga perihal jodoh. Bisa jadi orang yang bermartabat, harta dan tahta yang menjadi jodohmu. Ditambah lagi dia sholeh/sholehah, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber Artikel : humairoh./klinikf3cinoling

"BISAKAH KITA MENGUBAH TAQDIR.....?



سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Meski tidak semua taqdir bis kita rubah sesuai apa yang kita inginkan.....
Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan. Tetapi kebanyakan manusia sekarang justru menyalahi taqdir dengan sengaja merubah taqdir yang sudah dikodratkan kepadanya, contoh : merubah penampilan wajah atau jenis kelamin, dari laki-laki ke perempuan, dari perempuan ke laki-laki,atau hidung yang kecil dioperasi plastik menjadi mancung, dsb.....

Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir disini ialah mengubah takdir dimasa mendatang.

Kita sering menyatakan atas suatu kejadian: “Ah- itu semuanya adalah Takdir, ketentuan Allah yang tidak bisa dirubah”. Betulkah semua bentuk takdir tak dapat dirubah? Atau bisakah kita merubah taqdir Allah dengan kemampuan terbatas kita sebagai manusia ?

Dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam yang dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni; TAKDIR MUBROM dan TAKDIR MU’ALLAQ,

I. TAKDIR MUBROM (TETAP)
1.Takdir Dalam Ilmu Alloh.

Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:
لاَيَهْلِكُ اللهُ إلاَّ هَالِكًا

“Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, (yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.)”

2.Takdir Dalam Kandungan.
Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut.
Maka takdir ini termasuk takdir yang tak dapat dirubah sesuai kelanjutan dari hadist tersebut. Takdir ini sebetulnya termasuk takdir dari Ilmu Alloh seperti no I/1 diatas yang telah digariskan dalam tubuh sang jabang bayi. (Dalam ilmu pengetahuan Genetika modern mungkin dapat digambarkan pada unsur DNA?)

II.TAKDIR MU’ALLAQ (TAKDIR YANG TERGANTUNG)
1. Takdir Dalam Lauh Mahfudh.

Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berbunyi:

يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ

“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).”

Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam do’anya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”.

2.Takdir Yang Diikuti Sebab Akibat
Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu DAN HAL- HAL yang telah ditentukan. Gambarannya: “Seandainya hambaku berdo’a atau bersilaturrahmi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka Aku jadikan dia begini, jika dia tak berdo’a dan tidak bersilaturrahmi serta durhaka kepada kedua orang tua, maka ia Aku jadikan seperti ini..”

Takdir ini juga dapat diubah sebagaimana hadits yang menyatakan:

“Sesungguhnya sedekah dan silaturrahim dapat menolak kematian yang jelek dan mengubah menjadi bahagia.”

Dalam salah satu hadits lain Nabi Muhammad saw pernah bersabda;

إنَّ الدُّعَاءَ وَالبَلاَءَ بَيْنَ السَّمَاءِ والاَرْضِ يَقْتَتِلاَنِ وَيَدْفَعُ الدُّعَاءُ البَلاَءَ قَبْلَ أنْ يَنْزِلَ

“Sesungguhnya doa dan bencana itu diantara langit dan bumi, keduanya berperang; dan doa dapat menolak bencana, sebelum bencana tersebut turun.”

Khalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke Syam ( Yordania, Palestina, Suriah dan sekitarnya). pada saat itu di Syam sedang berjangkit penyakit menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembatalan tersebut didengar oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah ?”. Umar pun menjawab: “Aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik”.

Hal senada itu juga dialami oleh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah?”. Ali menjawab bahwa rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit dan sebagainya adalah hokum dan Sunnatulloh. Maka apabila seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia berusaha menghindar dan luput dari bahayanya, itu juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH MENGANUGRAH KAN MANUSIA, kemampuan memilah dan memilih, dan kemampuan berusaha dan berikhtiyar. Kemampuan itu juga takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Bahkan Rasululloh sebagai tauladan tertinggi, saat Hijroh dan dikejar musuh, beliau bersembunyi di gua Tsaur sebagai bentuk Ikhtiyar, bukan karena takut atau lari dari Takdir, dan Allah telah mentakdirkan seekor burung dan seekor laba- laba bersarang disana, dan Alloh pun telah mentaqdirkan beliau akan selamat sampai di Madinah dan telah menraqdirkan pula Islam sebagai agama dunia.

Syekh K.H. A.Rifa’i menulis dan menuqil dari Tuhfatul Murid Syarah Jauhar – At Tauhid dalam Kitab Ri’ayatul Himmah, demikian:

ﻮﻋﻨﺪﻨﺎ ﻟﻟﻌﺑﺪ ﻜﺴﺐ ﻜﻟﻔﺎ # ﺑﻪ ﻮﻟﻜﻦ ﻻ ﻴﺆﺛﺭ ﻔﺎﻋﺭﻔﺎ

“Dan bagi kita kaum Ahlussunnah, kita diwajibkan ber- usaha dan ber- ikhtiyar seraya kita harus berkeyakinan bahwa kita TIDAK BOLEH MEMASTIKAN BERHASILNYA USAHA DAN IKHTIYAR yang kita lakukan itu”.

Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir? Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.

Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silahkan simak hadist berikut:

Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Jika Anda ditakdirkan lahir dari keluarga miskin, itu memang tidak bisa diubah. Masa lalu sampai saat ini miskin, itu pun tidak bisa diubah. Namun, Anda bisa menolak takdir menjadi orang miskin terus dengan do’a.

@ Cara Mengubah Takdir
1. Mengubah Takdir Dengan Berdo’a.

Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.

Silahkan berdo’a, saya juga terus berdo’a untuk hidup yang lebih baik di dunia dan mengharapkan kebaikan juga di akhirat. Berdo’a itu penting dan harus dilakukan serius, jangan asal. Luangkan waktu dan hati untuk benar-benar bedo’a, bukan hanya komat kamit sekilas tanpa menghadirkan hati bahkan tidak memahami apa yang dikatakan.

Do’a tanpa tindakan percuma? Tidak, kadang ada kondisi dimana kita tidak bisa bertindak lagi, maka bedo’alah. Kadang, kita bingung mau bertindak apa? Berdo’alah. Anda sudah berusaha dan sedang bertindak, maka berdo’alah. Mudah-mudahan Allah membimbing langkah kita. Termasuk membuka pikiran untuk melakukan sesuatu.

2. Cara Kedua adalah bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)

Bisa jadi Anda akan celaka atau mengalami kerugian, namun bisa jadi tidak terjadi karena Anda melakukan sedekah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan sedekah, mudah-mudahan kita terhindar dari takdir-takdir yang tidak kita sukai dan diubah oleh Allah menjadi takdir yang menambah kebaikan bagi kita.

3. Cara Ketiga adalah bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :

“Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?  Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).

Yuk kita amalkan, sempat setelah melaksanakan shalat, selipkan disela-sela do’a kita. jadikan dzikir harian.

4. Cara keempat ialah dengan bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)

Punya kesedihan, teruslah bershalawat. Rasulullah SAW pastilah menjadi orang yang mendapatkan keselamatan, namun balasan karena kita rajin bershalawat akan kembali kepada kita, diantaranya dilenyapkannya kesedihan kita.

Shalawat juga sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.

Tidak ada lagi alasan, semua kelemahan, kesedihan, dan kemiskinan adalah sudah menjadi takdir. Mungkin, yang lalu biarlah berlalu, itu sudah takdir kita. Sekarang, kita masih memiliki harapan agar Allah mengubah takdir pahit menjadi takdir manis.

Oleh karena itu marilah kita banyak berdo’a, bersodaqoh,bersilaturrahmi, birrul Walidain serta mengamalkan kebaikan- kebaikan lainnya serta berusaha dan berikhtiyar tanpa henti, mudah- mudahan ada bagian takdir buruk kita yang bisa dihapuskan dan digantikan Allah tersebab amaliyah- maliyah dan segala ikhtiyar kita tersebut serta menggantinya dengan kebaikan- kebaikan dan keberhasilan. Jangan pernah putus asa atau pesimis jika kita merasa " Taqdir tak bisa kita pahami atau mengapa taqdir tak berpihak baik kepada kita."

Tak menutup kekurangan diri,bahwa saya pun terkadang merasa taqdir saya koq begini buruk sebab ujian dan cobaan yang terjadi bertubi-tubi menerpa hidup saya, dan saya merasa lelah untuk berjuang dan bangkit kembali dari keterpurukan, merasa diri lemah dan sial, tapi kembali saya berpikir jernih bahwa apa yang sudah Allah tuliskan dan Allah timpakan kepada saya adalah bukti kasih sayang dan perhatianNya kepada saya. Bahwa Allah tak membiarkan saya menjalani hidup ini semaunya, bahwa Allah mempercyai saya sanggup jalani dan hadapi setiap masalah dan persoalan hidup meski saya ditaqdirkan sebagai wanita biasa saja.
wawlahu...... InshaAllah.
Teruntukmu, janganlah jadikan persoalan dan kendala itu sebagai senjata menyayat hati atau kepesimisanmu untuk terus ikhtiar dan berusaha menjadi insan yang lebih baik lagi dari segi ibadah dan usaha mencari rejekiNya.
آمِيّنْ آمِيّنْ آمِيّنْ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menjatuhkan Talak


🌻Bismillahirrahmanirrahim 🌻
🌼Assalamualaikum 🌼
            🌺 🌺 🌺
🍃Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menjatuhkan Talak🍃

By Redaksi Konsultasi -Mar 11201111499
 jubah akhwat murah

Pertanyaan:

Islam membolehkan talak sebagai jalan terakhir dari perselisihan antara suami-istri. Sebelum dijatuhkan talak, terlebih dahulu diusahakan jalan keluar dari perselisihan antara kedua belah pihak. Dalam kesempatan ini, kami mohon kepada Anda untuk menjelaskan hal-hal yang telah ditetapkan oleh syariat Islam untuk menyelesaikan perselisihan antara suami-istri sebelum mereka memutuskan untuk bercerai.

Jawaban:

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan (menyuruh) kepada suami-istri (yang sedang berselisih) untuk mengadakan perdamaian dengan cara melakukan hal-hal yang bisa menyatukan kembali mereka berdua, sehingga perceraian bisa dihindari. Di antaranya adalah dengan cara menasihati istri dan berpisah tidur darinya. Apabila dua hal tersebut belum juga mendatangkan hasil, seorang suami boleh memukul istrinya dengan pukulan yang ringan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً

“Jika kalian khawatir mereka (istri-istri kalian) berbuat nusyuz (durhaka), maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur kalian dan pukulah mereka. Jika mereka menaati kalian, maka tidak ada jalan (alasan bagi kalian untuk menceraikannya). Sesungguhnya Allah Mahatinggi dan Mahabesar.” (QS. An-Nisa’: 34)

Di antara cara untuk mendamaikan perselisihan antara suami-istri ialah mengutus dua orang hakim (dari kedua belah pihak) untuk menyelesaikan perselisihan antara suami-istri tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُواْ حَكَماً مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَماً مِّنْ أَهْلِهَا إِن يُرِيدَا إِصْلاَحاً يُوَفِّقِ اللّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيماً خَبِيراً

“Dan jika kalian mengkhawatirkan perpecahan antara mereka berdua (suami-istri), maka utuslah seorang hakim dari pihak suami dan seorang hakim dari pihak istri. Jika mereka berdua memang menginginkan perdamaian, niscaya Allah akan menolong mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pandai dan Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa’: 35)

Jika melalui perantara (utusan) ini tidak ada hasil yang dicapai dan perdamaian pun tidak mudah terwujud, serta perselisihan terus berlanjut, maka disyariatkan (dibolehkan) bagi suami untuk menjatuhkan talak apabila dia memang menghendaki perceraian. Adapun jika pihak istri yang menghendaki perceraian, maka disyariatkan bagi istri untuk melakukan “talak tebus”, yaitu dengan cara memberikan tebusan berupa harta (uang) agar suami mau menjatuhkan talak. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

الطَّلاَقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُواْ مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئاً إِلاَّ أَن يَخَافَا أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ

“Talak (yang dapat dirujuki) adalah dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya….” (QS. Al-Baqarah: 229)

Perlu diketahui bahwa perpisahan (perceraian) dengan cara baik-baik itu lebih baik dan lebih mulia daripada perpecahan dan perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga yang mengakibatkan hilangnya tujuan pokok pernikahan. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ وَكَانَ اللّهُ وَاسِعاً حَكِيماً

“Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahabijaksana” (QS. An-Nisa’: 130)

Sebuah hadits shahih meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh istri Tsabit bin Qais Al-Anshari untuk mengembalikan mahar berupa kebun kepada suaminya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Tsabit bin Qais Al-Anshari menerima kembali kebun tersebut dan mentalak istrinya dengan satu kali talak, lalu Tsabit pun mentalak istrinya. Hal ini diputuskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena istri Tsabit bin Qais tidak sanggup tinggal bersama suaminya karena (dari awal) dia memang tidak suka kepada Tsabit.

Sumber: Fatawa Syaikh Bin Baaz, Jilid 2, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz.
😇😇😇

Jagalah Hatimu

Betapa indahnya sekiranya kita memiliki qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, terawat dengan sebaik-baiknya. Ibarat taman bunga yang pemiliknya mampu merawatnya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Alur-alur penanamannya tertata rapih.

Pengelompokan jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik. Yang ditanam hanya tanaman bunga yang memiliki warna-warni yang indah atau bahkan yang menyemerbakan keharuman yang menyegarkan.

Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.

Walhasil, tanahnya senantiasa gembur, tanaman bunga pun tumbuh dengan subur. Dedaunannya sehat menghijau. Dan, subhanallah, bila pagi tiba manakala sang matahari naik sepenggalah, dan saat titik-titik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan menagkap kilatan cahayanya, bunga-bunga itu, dengan aneka warnanya, mekar merekah. Wewangian harumnya semerbak ke seantero taman, tak hanya tercium oleh pemiliknya, tetapi juga oleh siapapun yang kebetulan berlalu dekat taman. Sungguh, alangkah indah dan mengesankan.

Begitu pun qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun.

Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.

Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namanya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah. [] BERSAMBUNG

SUMBER: E-book Tausyiah Aa Gym

Ikhlaskan Melangkah

Jalan keluar terbaik tidak
akan pernah bisa ditemukan
pada hati yang tidak ikhlas
dan tidak sabar.

Allah mungkin memberi kita
ujian melalui situasi yang sulit.
Ikhlaslah melangkah di situasi
tersebut, maka anda akan
melewatinya dengan sangat mudah.

Allah tidak menjanjikan
langit selalu biru, tapi ia
selalu menghadirkan pelangi
setelah badai berlalu.

Ipar dan Martua

Lantas gimana ya menghadapi ipar yang nggak suka sama kita? Kalau menurut psikolog klinis, Christina Tedja, tidak hanya ipar aja, Bun. Orang lain pun jika pada dasarnya nggak suka sama kita ya memang nggak banyak yang bisa diperbuat

"Cukup diam dan tidak memperkeruh suasana dengan berbicara atau bertindak pura-pura, manipulatif, menjelek-jelekan atau tindakan lain yang dapat membuat orang lain atau ipar semakin benci," ungkap psikolog yang akrab disapa Tina ini.

Tina menambahkan jika kita paham ada beberapa tindakan yang tidak mereka senangi lebih baik jangan lakukan. Jika perlakuan ipar tersebut dirasa membuat kita makin nggak nyaman, menurut Tina, sah-sah saja kita untuk bercerita ke suami mengenai sikap si ipar.

Tapi ada yang perlu diperhatikan kalau kita mau membicarakan keluh kesah kita ke suami tentang si saudara ipar. "Yang perlu diwaspadai adalah berceritalah ke suami apa adanya dan bukan mengadu domba pasangan dengan saudaranya karena hal tersebut bisa memengaruhi hubungan suami istri," ungkap Tina saat ngobrol dengan HaiBunda.
Dengan bercerita pada pasangan, diharapkan suami bisa membantu kita membicarakan hal ini atau minimal punya pandangan soal perlakukan saudaranya. Terlebih, sudah pasti suami lebih memahami cara menghadapi saudaranya yang notabene udah dia kenal sejak lama kan, Bun.

Nah, sedangkan pasangan, Tina bilang bertindaklah sebahai pihak yang ada di bagian tengah, antara saudara dan pasangan. Sikap yang senggaknya harus dimiliki adalah tahu apa yang patut dan nggak patut untuk disampaikan. 

"Setelah itu barulah bersikap dengan respons yang menenangkan tanpa menjatuhkan salah satu pihak. Maksudnya sikap menenangkan seperti bermaksud baik, meluruskan perkara dan tidak provokatif, itu biasanya cukup efektif," ungkap Tina.

Kategori

Kategori