Selain umum terjadi, perdarahan saat hamil pada kebanyakan perempuan tetap terkait dengan peluang melahirkan bayi yang sehat. Hanya saja, hal ini harus diwaspadai alias disikapi dengan bijak. Pada kasus-kasus tertentu, perdarahan saat hamil bisa jadi merupakan tanda akan terjadinya keguguran atau kondisi ibu hamil yang memerlukan perawatan secepat mungkin
Penyebab Umum Perdarahan Saat Hamil
Pada trimester pertama atau 12 minggu pertama, perdarahan saat hamil dialami oleh 2 dari 10 ibu hamil. Beberapa keadaan yang berpotensi menyebabkan hal tersebut antara lain:
- Keguguran
Penyebab
paling sering dari perdarahan saat hamil di trimester pertama adalah
keguguran. Hampir setengah ibu hamil yang di trimester pertama kehamilan
mengalami perdarahan berakhir dengan keguguran. Keguguran sendiri
biasanya diikuti gejala-gejala lain selain perdarahan, yaitu kram yang
kuat di perut bagian bawah dan keluarnya jaringan atau gumpalan daging
melalui vagina. Namun jika perdarahan tidak disertai dengan
gejala-gejala seperti di atas, maka bisa dipastikan tidak terjadi
keguguran.
- Perdarahan implantasi
Pada
6-12 hari pertama kehamilan, ibu hamil kemungkinan akan mengeluarkan
bercak darah. Bercak-bercak tersebut dikarenakan melekatnya set telur
yang sudah dibuahi di dinding rahim. Biasanya perdarahan ringan ini
berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Pada umumnya, banyak
perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, apalagi jika
mengingat bahwa perdarahan ini berlangsung sebentar saja.
- Kehamilan ektopik
Kehamilan
ektopik terhitung jarang karena penyebab perdarahan saat hamil ini
biasanya hanya menimpa sekitar dua persen dari jumlah ibu hamil.
Kehamilan ini sendiri terjadi ketika implan embrio dibuahi di luar
rahim, biasanya di tuba falopi. Ketika embrio ini terus berkembang, maka
yang terjadi adalah pecahnya saluran indung telur (tuba fallopi) yang
bisa menyebabkan perdarahan sekaligus membahayakan jiwa ibu hamil.
Selain perdarahan, kehamilan ektopik biasanya juga disertai dengan kram
atau terasa sangat nyeri di perut bagian bawah, dan kepala pusing.
Jika penyebab di atas terjadi ketika kehamilan baru menginjak usia trimester pertama, maka beberapa kondisi di bawah ini bisa menyebabkan perdarahan saat hamil ketika usia kehamilan sudah lebih tua.
- Hubungan seksual
Perdarahan
saat hamil bisa juga disebabkan oleh hubungan seksual antara ibu hamil
dan pasangannya. Hal ini bisa terjadi ketika usia kehamilan sudah tua.
Perdarahan sendiri terjadi karena hubungan seksual tersebut menyebabkan
adanya perubahan pada tekstur serviks atau rahim.
- Solusio plasenta
Penyebab
lain yang mungkin muncul adalah solusio plasenta yang merupakan kondisi
serius, yaitu ketika plasenta mulai terlepas dari dinding rahim.
Kondisi ini juga bisa terjadi meskipun tanpa menyebabkan perdarahan.
Pada umumnya ditandai dengan kemunculan rasa sakit perut pada ibu hamil.
- Plasenta previa
Kondisi
lain yang bisa menyebabkan perdarahan adalah plasenta previa. Problem
ibu hamil ini terjadi ketika plasenta melekat pada bagian bawah rahim,
berada di dekat mulut rahim, atau menutupi leher rahim. Jika hal ini
terjadi, maka perdarahan yang diakibatkan akan menyebabkan ibu dan bayi
pada keadaan yang berbahaya. Untuk mengatasi hal ini, ibu hamil biasanya
direkomendasikan untuk melakukan operasi caesar.
- Bukaan lahir
Perdarahan
saat hamil bisa juga diakibatkan oleh pembukaan saat ibu hendak
melahirkan. Hal ini mungkin akan terjadi selama beberapa hari sebelum
kontraksi mulai atau selama proses persalinan.
Hal-hal lain yang
mungkin menyebabkan perdarahan saat hamil ketika usia kehamilan sudah
lebih tua adalah infeksi vagina dan perubahan hormon. Yang harus
dilakukan oleh ibu hamil dan pasangan dalam menghadapi hal ini adalah
jangan menganggap enteng kondisi-kondisi semacam ini. Apa pun penyebab
perdarahan, sangat disarankan untuk menghubungi dokter kandungan. Hal
ini sebaiknya dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan.via alodokter/klinikf3cinoling
EmoticonEmoticon