Muncul Memar Bisa Menjadi Gejala Penyakit Berbahaya

Memar setelah terbentur adalah hal biasa dan dapat reda seiring waktu, tetapi bagaimana jika sering memar tanpa penyebab yang jelas? Hal ini perlu diwaspadai karena dapat menjadi gejala penyakit berbahaya. 

Memar terjadi ketika pembuluh darah kecil di dekat permukaan kulit pecah akibat benturan atau cedera. Akibatnya, darah di dalam pembuluh darah bocor keluar mengisi jaringan sekitar. Oleh karena itu, memar yang baru saja terbentuk cenderung berwarna merah. Kemudian dalam beberapa waktu akan berubah warna menjadi ungu gelap atau biru.


Warna memar akan berubah menguning saat menjelang sembuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang yang sering mengalami memar pada kulit berarti pembuluh darah kecilnya mudah dan sering pecah.
Benturan adalah salah satu penyebab utama memar, tetapi bagi seseorang yang mudah mengalami memar, patut waspada karena hal ini bisa menjadi gejala kondisi medis yang lebih serius. Untuk mengantisipasi, cermati berbagai penyakit di bawah ini yang salah satu gejalanya adalah mudah memar.
  • Hemofilia A (defisiensi faktor VIII): gangguan pembekuan darah paling umum yang dapat menyebabkan perdarahan, memar, dan sendi kaku.
  • Kadar trombosit rendah: trombositopenia atau kadar trombosit rendah dapat bersifat ringan hingga berat. Selain memar, perdarahan parah juga bisa menjadi gejalanya yang lain.
  • Leukemia: penderita kanker darah cenderung mudah mengalami memar karena kekurangan platelet trombosit untuk proses pembekuan darah
  • Defisiensi faktor-faktor pembekuan darah seperti faktor II, V, VII, X: Kekurangan faktor-faktor ini dapat menyebabkan darah sulit membeku sehingga waktu pembekuan darah semakin lama. Hal ini dapat berakibat timbulnya memar
  • Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP): gangguan saat darah tidak dapat membeku secara normal sehingga menyebabkan perdarahan dan muncul memar.
  • Koagulasi intravaskular terdiseminasi (Disseminated Intravascular Coagulation/DIC): pada masa awal, DIC dapat menyebabkan darah membeku yang menggunakan seluruh persediaan trombosit. Akibatnya, ketika trombosit habis, timbul perdarahan internal dan eksternal yang salah satu tandanya adalah memar.
  • Hemofilia B atau penyakit Christmas: kelainan genetis langka yang dapat menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal dan akhirnya memicu memar.
  • Gangguan fungsi platelet/acquired platelet function disorder: gangguan saat platelet trombosit tidak berfungsi secara normal akibat penyakit, makanan, ataupun konsumsi obat-obatan. Hal ini meningkatkan risiko pendarahan yang berakibat ke timbulnya memar.
Beberapa penyakit lainnya yang disinyalir menyebabkan gejala memar adalah: gagal ginjal, penyakit ginjal kronis, glomerulonefritis, penyakit tulang rapuh (osteogenesis imperfecta), penyakit Von Willebrand, sindrom Cushing, sindrom Ehlers Danlos, dan penyakit Gaucher.
Untuk mendiagnosis kondisi ini, diperlukan tes darah untuk mengukur jumlah trombosit dan waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Oleh karena sebagian besar penyakit di atas berisiko mengancam nyawa jika tidak segera ditangani, maka segera periksakan diri ke dokter, terutama jika:
  • Anda mengalami memar lebih sering dari biasanya.
  • Gampang  mengalami memar dan memiliki riwayat perdarahan parah, misalnya perdarahan berat pada saat pembedahan.
  • Muncul memar-memar saat sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah.
  • Memar disertai nyeri parah dan bengkak.
  • Timbul memar yang disertai rasa sakit di bawah kuku kaki dan kuku tangan.
  • Memar tidak kunjung mereda setelah dua minggu.
Di samping itu, tidak hanya karena penyakit, pertambahan usia juga dapat menjadi penyebab seseorang sering mengalami memar. Pada lansia, terutama wanita, akan terjadi penipisan pada kulit akibat hilangnya lapisan lemak. Hal ini menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tidak terlindungi lagi sehingga rentan pecah. Ini yang menyebabkan makin bertambah usia, makin mudah mengalami memar.


EmoticonEmoticon