ANDA tentu mengetahui begitu beratnya hukuman bagi pelaku zina bukan?
Ya, tetapi, seolah-olah perbuatan ini, kini menjadi hal biasa. Padahal,
perbuatan ini banyak kita lihat di mana-mana. Sebab, tak sedikit orang
yang berzina secara terang-terangan.
Tahukah Anda, bahwa ternyata, selain memperoleh siksa, zina juga
termasuk utang? Bagaimana bisa? Perbuatan zina tidak hanya akan
membahayakan pelakunya, namun juga keluarga dan masyarakat disekitarnya.
Bahkan, kelak keturunan para pezina juga akan dizinai pula seperti
halnya yang mereka lakukan terdahulu. Sebab zina adalah utang, sehingga
para pelakunya harus membayar utang tersebut baik dengan dirinya sendiri
maupun anak keturunannya.
Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh imam Syafi’i bahwa
zina adalah utang yang harus dibayarkan. Berawal dari seseorang yang
datang dan bertanya kepada Imam Syafi’i, “Mengapa hukuman bagi para
pezina sedemikian beratnya?”
Maka wajah Imam Syafi’i pun memerah, pipinya merona delima. Lalu
beliau berkata, “Karena zina adalah dosa yang bala’ (besar risikonya).
Akibatnya akan mengenai keluarganya, tetangganya, keturunanya, hingga
tikus di rumahnya dan semut di liang sekitar rumahnya.”
Orang itu kembali bertanya, “Mengapa pelaksanaan hukumannya dengan
itu? Sebagaimana Allah berfirman, ‘Dan janganlah rasa ibamu pada mereka
menghalangimu untuk menegakkan agama’.”
Maka Imam Syafi’i pun terdiam, ia menunduk lalu menangis. Setelah
tangisnya berhenti, beliau berkata, “Sebab zina seringkali datang dari
cinta dan cinta selalu membuat seseorang menjadi iba. Kemudian setan
datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia daripada
mencintai-Nya.”
Lalu orang itu bertanya kembali, “Dan mengapa Allah berfirman, ‘Dan
hendaklah pelaksanaan hukuman mereka (pezina) disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman?’ Bukankah hukuman bagi pembunuh, orang murtad
dan pencuri, Allah tidak mensyaratkan menjadikannya tontonan?”
Seketika janggut imam Syafi’i basah, ia terguncang. Lalu beliau berkata, “Agar menjadi pelajaran.” Ucapnya sambil terisak.
Kemudian ia bangkit dari duduknya dan matanya kembali menyala, ia
kembali bersemangat dan berkata, “Sebab ketahuilah oleh kalian bahwa
sesungguhnya zina adalah utang. Dan sungguh utang tetaplah utang. Salah
seorang dalam nasab/ keturunan pelakunya pasti harus membayarnya.”
Sebab zina adalah utang, maka taruhannya adalah keluarganya. Oleh sebab itu, jauhilah zina agar keluarga terselamatkan.
Sumber: Kitab Imannul Taqwa halaman 15 yang kami lansir dari palingyunik.blogspot.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon