Waspada! Terpapar Polusi Udara Bisa Berisiko Melahirkan Prematur

Ibu hamil dianjurkan untuk tidak meremehkan paparan polusi udara. Para peneliti mengemukakan bahwa polusi udara dapat melemahkan plasenta atau ari-ari yang mengelilingi janin serta dapat menyebabkan kelahiran prematur. Polusi udara juga diketahui dapat menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan senyawa beracun dalam darah.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat efek polusi udara terhadap kesehatan. Polusi udara yang diteliti di sini adalah asap pembuangan hasil pembakaran mesin kendaraan yang mengandung campuran berbagai partikel dan gas beracun (karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida). Partikel yang dimaksud adalah partikel berukuran sangat kecil, yaitu kurang dari 10 mikron. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel ini dapat menyusup jauh ke dalam paru-paru. Partikel mikro ini juga mampu menembus batasan paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian masuk ke dalam otak dan plasenta. Hal ini nantinya dapat mengundang berbagai risiko kesehatan.

Waspada! Terpapar Polusi Udara Bisa Berisiko Melahirkan Prematur - Alodokter

Usia Kehamilan Yang Rentan Terhadap Paparan Polusi

Waktu antara pembuahan hingga melahirkan mungkin merupakan salah satu tahap kehidupan paling rentan.
Pada periode ini, lingkungan dapat memberikan efek kesehatan dasar pada bayi dan efeknya bersifat jangka panjang. Bukti menunjukkan bahwa paparan polusi udara dari kendaraan, dapat menyebabkan janin lahir sebelum berusia 37 minggu di dalam kandungan atau disebut prematur.

Bayi prematur atau yang pertumbuhannya terhambat bisa menjadi rentan terhadap tambahan paparan lingkungan. Misalnya, karena tahapan perkembangan paru-paru saat lahir belum sempurna, bayi prematur mudah mengalami gangguan pernapasan bila berada di lingkungan dengan polusi udara. Data turut menunjukkan bahwa dampak paparan lingkungan terhadap keterlambatan tumbuh kembang janin di dalam kandungan nantinya bisa berdampak kepada risiko penyakit jantung dan diabetes di masa dewasa.

Di samping itu, sebuah penelitian mengemukakan bahwa usia kandungan trimester pertama dan terakhir sangat rentan bermasalah bila terpapar kadar CO dan partikel mikro yang tinggi.

Selama awal kehamilan, paparan polusi udara dapat menghalangi perkembangan plasenta yang selanjutnya dapat mengganggu pengiriman gizi dan oksigen ke janin. Sementara trimester ketiga merupakan fase yang penting untuk perkembangan berat badan janin. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara paparan polusi udara dengan kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini dikarenakan paparan polusi udara selama periode kehamilan dapat memicu peradangan dan menyebabkan kelahiran prematur.

Bahaya Polusi Udara Lainnya Selama Kehamilan

Selain prematur, terdapat beberapa risiko lain, seperti:
  • Bayi lahir dengan cacat jantung bawaan. Bila Ibu hamil terpapar CO dan mungkin juga ozon pada usia kandungan dua bulan, maka terdapat peningkatan risiko bayi memiliki cacat jantung tertentu. Hal ini diperkirakan karena usia kandungan tersebut merupakan waktu terpenting untuk pembentukan organ jantung janin.
  • Bayi lahir dengan berat badan rendah, yaitu kurang dari 2,5 kg.
  • Bayi memiliki risiko kematian tinggi. Pada akhirnya, bayi yang mengalami cacat lahir tertentu, lahir dengan berat badan rendah, atau lahir prematur karena paparan lingkungan, memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk mengalami kematian di awal kehidupannya. Sementara bayi yang bertahan hidup dari kondisi ini, tetap memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan, otak, dan pencernaan di masa depan.
  • Menghambat perkembangan fisik anak. Usia dini merupakan periode kritis untuk perkembangan dan kematangan beberapa sistem biologis, seperti paru-paru, otak, dan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, polusi udara dapat merusak fungsi paru-paru dan perkembangan saraf, atau memperburuk penyakit yang sedang diderita, seperti asma.
Studi tentang dampak polusi udara terhadap kehamilan dan kelahiran memang masih menjadi area yang memerlukan penelitian lebih lanjut karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Namun, semakin banyak bukti menunjukkan paparan polusi udara terhadap kehamilan dan terhadap anak usia dini menempatkan anak pada risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan.

Setelah membaca pembahasan di atas, sangat penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan kondisi ingkungan di mana dia berada. Seorang pakar lingkungan mengatakan bahwa ibu hamil yang tinggal di wilayah dengan polusi udara yang signifikan harus berupaya meminimalkan waktu yang dihabiskan di luar ruangan. Bila memang harus beraktivitas di luar ruangan, upayakan memilih waktu pagi hari atau setelah matahari terbenam. Hal ini karena sinar matahari meningkatkan kadar ozon. Bunda juga bisa memasang filter udara di rumah dan menutup jendela agar polusi dari luar tidak masuk ke dalam rumah.

Di samping itu, Bunda dapat melindungi diri dan keluarga dari paparan polusi udara dengan tidak berolahraga di luar ruangan ketika kualitas udara dilaporkan terindikasi sebagai kondisi yang tidak sehat.

Saat berolahraga dalam kondisi udara yang tidak sehat, semakin cepat kamu bernapas maka semakin banyak pula polusi yang masuk ke dalam paru-paru. Yang tidak kalah penting adalah memperkuat daya tahan tubuh Bunda dengan mencukupi kebutuhan air putih, gizi, serta rutin berolahraga.


EmoticonEmoticon