Sakit kepala yang dirasakan bisa sangat mengganggu. Apalagi jika yang terjadi adalah sakit kepala terus-menerus.
Sakit kepala terus-menerus atau kronis ditandai dengan sakit kepala yang
berlangsung minimal 15 hari dalam satu bulan, yang terjadi selama tiga
bulan berturut-turut.
Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala kronis dikelompokkan menjadi dua,
yaitu sakit kepala kronis primer, yaitu sakit kepala murni tanpa adanya
penyakit dasar lain yang memicu sakit kepala, dan sakit kepala kronis
non-primer, yaitu sakit kepala kronis yang disebabkan atau dipicu dari
penyakit lain.
Mengenali Gejala yang Timbul
Banyak kasus sakit kepala kronis primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Namun, sakit kepala kronis non-primer, memiliki beberapa
kemungkinan penyebab, antara lain infeksi, peradangan atau gangguan
pembuluh darah otak, tumor otak, cedera dan gangguan tekanan pada otak.
Beberapa jenis sakit kepala terus-menerus yang umum dikeluhkan, antara lain :
Sakit kepala tegang kronis
Sakit kepala jenis ini ditandai dengan gejala rasa sakit yang menekan
pada dua sisi kepala. Intensitasnya mulai dari ringan hingga menengah.
Sakit kepala tegang yang terjadi secara kronis dapat terjadi tanpa
pemicu aktivitas fisik. Sebagian orang mengalami peningkatan
sensitivitas di kepalanya ketika disentuh.
Migren kronis
Migrain jenis ini umumnya terjadi pada seseorang yang pernah mengalami
migrain sebelumnya. Dapat dikenali dengan gejala berupa sakit kepala
pada satu atau dua sisi kepala, sensasi berdenyut, dan kemungkinan
menyebabkan rasa sakit menengah sampai sakit luar biasa. Migrain kronis
dapat dipicu oleh aktivitas fisik rutin. Kondisi ini juga mungkin
diiringi dengan mual, muntah, dan sensitif terhadap suara serta cahaya.
Sakit kepala yang baru timbul dan terjadi terus-menerus
Sakit kepala jenis ini biasa muncul mendadak. Dengan gejala sakit kepala
yang menekan atau kepala terasa mengencang. Rasa sakitnya mulai dari
ringan hingga menengah, tanpa dipengaruhi oleh aktivitas tertentu.
Umumnya terjadi selama tiga hari berturut-turut pada serangan pertama.
Hemicrania continua
Ditandai dengan sakit kepala di salah satu sisi kepala, tiap hari secara
terus-menerus dengan intensitas yang naik turun. Bisa diiringi dengan
gejala mata berair atau merah pada sisi yang terasa sakit, hidung
tersumbat atau berair, menurunnya kelopak mata atau pembesaran pupil
mata dan merasa lelah. Sakit kepala ini biasanya akan menjadi lebih
parah, dengan munculnya gejala-gejala mirip migrain.
Sakit kepala berulang (rebound headaches)
Sakit kepala ini merupakan akibat dari penggunaan obat pereda nyeri
berlebihan. Penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka waktu lama ataupun
obat ergotamine untuk mengobati migrain yang dihentikan tiba-tiba,
kemungkinan akan memicu sakit kepala rebound.
Sakit kepala akibat peningkatan tekanan intrakranial (di dalam rongga kepala)
Dapat dipicu oleh tumor otak, kista atau volume cairan otak yang
meningkat sehingga tekanan di kepala meningkat. Gejalanya berupa sakit
kepala yang muncul secara tiba-tiba, parah serta diiringi gejala
gangguan saraf lain seperti muntah, kejang-kejang dan gangguan
penglihatan. Namun sering kali diawali dengan sakit kepala konstan
selama beberapa waktu pada saat tekanan di dalam rongga kepala meningkat
secara bertahap sebelum akhirnya menimbulkan gejala-gejala di atas.
Sindrom pascatrauma.
Sakit kepala terus-menerus kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama setelah trauma kepala.
Sakit kepala akibat usia lanjut
Umumnya dialami pasien di atas usia 60 tahun, yang dipicu oleh tekanan
bola mata yang meningkat atau disebut glaukoma, baru sembuh dari infeksi
herpes, penyakit pembuluh darah seperti arteritis sel raksasa atau
alasan psikologis.
Apa yang Harus Dilakukan?
Sebagaimana mengatasi sakit kepala sebelah kiri, sakit kepala sebelah
kanan dan sakit kepala bagian belakang, untuk mengatasi sakit kepala
terus-menerus, perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Hal itu
diperlukan untuk menentukan pemicu sakit kepala, apakah karena gangguan
saraf atau infeksi. Anda juga akan dimintai penjelasan mengenai riwayat
sakit kepala yang dirasakan. Jika penyebabnya belum jelas, dokter dapat
melakukan CT-scan atau MRI.
Kemungkinan dokter Anda perlu bekerjasama dengan spesialis, seperti
neurolog atau psikiater, untuk menemukan penyebabnya dan menegakkan
diagnosis. Pada sebagian kasus, terdapat kemungkinan sakit kepala
konstan membutuhkan pengobatan jangka panjang.
Yang juga perlu diperhatikan adalah para penderita sakit kepala
terus-menerus juga berisiko mengalami gangguan lain. Misalnya kecemasan,
gangguan tidur, depresi, serta gangguan fisik dan psikologis lainnya.
Jangan remehkan sakit kepala terus-menerus yang Anda alami. Segera
konsultasikan dengan dokter jika sakit kepala yang Anda alami tidak
segera mereda.
Via : Alodokter.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon