Ciri-ciri mertua yang dapat menghancurkan pernikahan sang anak.

Klinik - Orangtua yang masih belum bisa memberikan kepercayaan kepada anak untuk belajar bersikap dewasa guna membina keluarga justru akan membawa kehancuran terhadap hubungan keluarga anak tercinta.


  • Pernikahan yang langgeng merupakan impian semua pasangan hidup di dunia ini, namun banyak sekali segala kendala dalam perkawinan mereka, salah satunya orangtua sendiri. Ya, orangtua ataupun mertua ternyata dapat merusak kebahagiaan Anda. Bagaimana ciri-cirinya?
  • 1. Ingin selalu diutamakan

    Mertua seperti ini bisa mengganggu kenyamanan sang anak saat bersama keluarga kecilnya. Mertua yang selalu ingin diutamakan masih belum rela kasih sayang dan perhatian dari anaknya terbagi. Contoh nyata, ada seorang ibu yang selalu ingin diutamakan dalam segala hal di rumah. Saat si anak akan pergi bersama istrinya dan mereka sudah sedikit terlambat, tapi si ibu memaksa diantar terlebih dahulu untuk keperluannya sendiri. Dan ketika si anak menolak, si ibu justru marah seperti anak kecil.
  • 2. Mengutamakan kehendak

    Mertua yang keras kepala menganggap dirinya yang paling tua dan berpengalaman. Itu memang benar, namun orangtua yang bijak akan memberikan kepercayaan kepada si anak dalam mengatur kehidupan rumah tangganya sendiri, agar si anak cepat dewasa.
    Contoh, suatu ketika suami-istri sedang bertukar pendapat, ayah sang istri mendengar dan memotong perbincangan mereka. Lalu, sang ayah tanpa ditanya mengemukakan pendapat, bahkan memaksa keduanya mengikuti pendapatnya, sampai akhirnya si anak dan suami terpaksa mengikuti kemauannya.
  • 3. Mengambinghitamkan menantu dalam setiap masalah

    Menganggap segala kesalahan yang terjadi dirumah merupakan kesalahan si menantu, untuk hal yang sepele sekalipun, dan akhirnya membuat si anak bertengkar dengan pasangannya. Misal, seorang suami pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup akibat kehujanan. Ketika ibunya mengetahui bahwa si anak tidak mengenakan jas hujan, sontak sang ibu memarahi dan menyalahkan menantunya karena tidak menyiapkan jas hujan ketika berangkat pagi tadi.
  • 4. Pemicu dalam masalah

    Sering membuat suasana ricuh di dalam rumah dan tidak membantu menciptakan suasana hangat dalam keluarga si anak. Hal yang tidak seharusnya terjadi ternyata justru dibuat-buat agar terjadi kesalahan.
  • 5. Gemar menggosip

    Suka membicarakan, dan membeberkan rahasia atau aib keluarga kepada tetangga. Hal ini akan menyebabkan fitnah yang akan dapat menghancurkan hubungan si anak dan menantu.
  • 6. Intervensi setiap masalah

    Mengatasi masalah rumah tangga hanya perlu diatasi oleh pasangan suami-istri agar mereka cepat dewasa. Apabila orangtua atau orang lain terlalu intervensi terhadap masalah keluarga Anda, justru malah memperkeruh suasana.
  • 7. Kurang bijaksana dalam berceramah

    Hampir setiap orang jika sedang menghadapi masalah membutuhkan suasana hening terlebih dahulu untuk berintrospeksi diri. Jika ada yang berceramah dengan nada tinggi justru akan menambah emosi dan masalah akan bertambah rumit.
    Mertua yang baik adalah mertua yang memberikan kesempatan kepada anak dan menantunya menghadapi segala permasalahan mereka sendiri. Sedangkan orangtua yang masih belum bisa memberikan kepercayaan kepada anak untuk belajar dewasa guna membina keluarga justru akan membawa kehancuran terhadap hubungan keluarga anak tercinta. Orangtua kebanyakan merasa sedih jika ditinggal anak tercinta, namun kebahagiaan anak adalah kebebasan untuk dapat membenahi kehidupan keluarganya sendiri dengan dukungan baik dari kedua orangtuanya.
Bagikan hasil Anda kepada teman..


EmoticonEmoticon