Obat, termasuk obat tanpa resep, seharusnya berperan menyembuhkan. Tetapi nyatanya, konsumsi obat dapat menjadi berbahaya jika disalahgunakan atau dikonsumsi tidak sesuai petunjuk.
Obat
tanpa resep dokter adalah obat-obatan yang dijual langsung kepada
konsumen di apotek atau supermarket. Di Indonesia, peredaran obat ini
harus mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM
berperan memastikan bahwa kandungan dan cara pakai obat tersebut
dianggap efektif dan aman digunakan tanpa pengawasan dokter. Obat flu
dan batuk, obat pereda nyeri, penurun panas, obat kulit, hingga nyeri otot adalah contoh obat tanpa resep dokter yang biasa dijual di toko obat.
Jika tidak digunakan dengan tepat, obat tanpa resep dokter justru dapat membawa risiko tersendiri. Misalnya, konsumsi obat tidur dalam jangka panjang dapat berisiko menyebabkan konsumen menjadi tergantung atau kecanduan pada obat tersebut.
Begitu
juga dengan penggunaan obat yang mengandung
dextromethorphan. Dextromethorphan adalah kandungan yang biasa terdapat
dalam obat batuk dan flu. Oleh karena diproduksi dalam bentuk sirop,
obat ini populer digunakan remaja. Sayangnya dalam dosis tinggi, obat
ini dapat menyebabkan halusinasi, muntah, dan peningkatan detak jantung.
Mengingat
bahaya-bahaya di atas, disarankan untuk mencermati cara mengonsumsi
obat tanpa resep dokter agar tetap berkhasiat dan tidak mengundang
risiko.
- Ibu hamil dan menyusui perlu berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat tanpa resep dokter.
- Periksa apakah obat tanpa resep yang akan dikonsumsi dapat berinteraksi dengan obat, suplemen, minuman, ataupun makanan lain.
- Cek apakah pada kemasan tertulis peringatan atau larangan khusus untuk pengidap penyakit tertentu.
- Baca dan patuhi petunjuk konsumsi. Hindari menggandakan dosis ataupun mengonsumsi obat lebih lama dari yang tertulis. Selain itu, hindari memberikan obat dewasa untuk anak-anak dan sebaliknya.
- Jika perlu, catat obat tanpa resep, suplemen, dan vitamin yang Anda konsumsi. Ini penting untuk mendiagnosis sumber reaksi negatif yang mungkin timbul.
- Selalu tanyakan kepada ahli farmasi jika ada yang belum jelas mengenai dosis atau petunjuk penggunaan obat.
- Perhatikan bahwa sebagian obat perlu dikonsumsi bersama makanan, sementara obat lain justru disarankan dikonsumsi saat perut kosong.
- Hindari mengonsumsi obat bersamaan dengan makanan, apalagi minuman keras, karena dapat mengubah cara kerja obat tersebut. Begitu juga jangan ditelan dengan minuman panas, kecuali petunjuk pemakaian merekomendasikan demikian.
- Hindari mengonsumsi obat bersamaan dengan vitamin lain. Untuk menghindari risiko overdosis, hindari mengonsumsinya bersamaan dengan obat lain dengan kandungan bahan aktif yang sama.
- Cermati dan catat jika ada reaksi alergi setelah mengonsumsi obat tertentu.
Untuk
mencegah penyalahgunaan obat tanpa resep dokter, selalu tempatkan kotak
obat dalam posisi terkunci dan jauh dari jangkauan anak-anak. Sebagian
orang, termasuk anak-anak, mengira bahwa obat tanpa resep dokter aman
untuk dikonsumsi secara terus-menerus ataupun dalam dosis yang
berbeda-beda. Cermati jika ada obat yang berkurang atau hilang serta
langsung buang obat yang kedaluarsa.
Terakhir,
penting untuk memberikan pemahaman bahwa meski dibeli tanpa resep
dokter, obat justru dapat mendatangkan risiko jika tidak dikonsumsi
dengan tepat. Segera periksakan diri ke dokter jika gejala tidak kunjung
reda, bertambah parah, atau terjadi reaksi lain yang tidak diharapkan.[klinikf3cinoling]
EmoticonEmoticon