Allah SWT akan menguji setiap hamba-Nya
dengan berbagai musibah, dengan hal yang tidak disukai, bahkan Allah
juga akan menguji dengan musuh mereka dari orang kafir dan munafik.
Sebagai manusia biasa, kita harus bersabar dan tidak putus asa dari
rahmat Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji
mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya
ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka
baginya murka-Nya,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi berkata
bahwa hadits ini Hasan Ghorib).
Dari Mush’ab bin Sa’id (seorang tabi’in) dari ayahnya berkata,
“Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang
semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan
kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka dia akan
mendapat ujian begitu kuat. Apabila agamanya lemah, maka dia akan diuji
sesuai dengan agamanya. Senantiasa seorang hamba akan mendapatkan cobaan
hingga dia berjalan di bumi dalam keadaan bersih dari dosa,” (HR.
Tirmidzi. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih).
Jika mendapati sebuah musibah, yang perlu kita lakukan adalah
berusaha untuk bersabar dan ikhlas. Yakinlah bahwa dibalik musibah ada
sesuatu yang tidak kita ketahui di balik musibah tersebut. Sesungguhnya
para Nabi dan orang sholeh dahulu juga telah mendapatkan musibah
sebagaimana yang kita peroleh.
Lalu kenapa kita harus bersedih, mengeluh dan marah? Bahkan orang
sholeh dahulu -sesuai dengan tingkatan keimanan mereka-, mereka malah
memperoleh ujian lebih berat. Cobalah kita perhatikan perkataan ulama
berikut:
Al Manawi mengatakan, “Barangsiapa yang menyangka bahwa apabila seorang
hamba ditimpa ujian yang berat, itu adalah suatu kehinaan; maka sungguh
akalnya telah hilang dan hatinya telah buta (tertutupi). Betapa banyak
orang sholih (ulama besar) yang mendapatkan berbagai ujian yang
menyulitkan. Tidakkah kita melihat mengenai kisah disembelihnya Nabi
Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga Khulafa’ur Rosyidin,
terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Ibnu Jabir. Begitu juga tidakkah
kita perhatikan kisah Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di dalam
buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya
ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang
disiksa hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup.”
(Faidhul Qodhir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/518, Asy Syamilah)
Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar ketika menghadapi musibah, baik dengan hati lisan. (klinikf3cinoling)
Sumber Utama: Syarh Qowaidil Arba, Syaikh Sholih bin ‘Abdillah Al Fauzan, Rumaysho.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon