"BISAKAH KITA MENGUBAH TAQDIR.....?



سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Meski tidak semua taqdir bis kita rubah sesuai apa yang kita inginkan.....
Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan. Tetapi kebanyakan manusia sekarang justru menyalahi taqdir dengan sengaja merubah taqdir yang sudah dikodratkan kepadanya, contoh : merubah penampilan wajah atau jenis kelamin, dari laki-laki ke perempuan, dari perempuan ke laki-laki,atau hidung yang kecil dioperasi plastik menjadi mancung, dsb.....

Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir disini ialah mengubah takdir dimasa mendatang.

Kita sering menyatakan atas suatu kejadian: “Ah- itu semuanya adalah Takdir, ketentuan Allah yang tidak bisa dirubah”. Betulkah semua bentuk takdir tak dapat dirubah? Atau bisakah kita merubah taqdir Allah dengan kemampuan terbatas kita sebagai manusia ?

Dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam yang dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni; TAKDIR MUBROM dan TAKDIR MU’ALLAQ,

I. TAKDIR MUBROM (TETAP)
1.Takdir Dalam Ilmu Alloh.

Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:
لاَيَهْلِكُ اللهُ إلاَّ هَالِكًا

“Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, (yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.)”

2.Takdir Dalam Kandungan.
Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut.
Maka takdir ini termasuk takdir yang tak dapat dirubah sesuai kelanjutan dari hadist tersebut. Takdir ini sebetulnya termasuk takdir dari Ilmu Alloh seperti no I/1 diatas yang telah digariskan dalam tubuh sang jabang bayi. (Dalam ilmu pengetahuan Genetika modern mungkin dapat digambarkan pada unsur DNA?)

II.TAKDIR MU’ALLAQ (TAKDIR YANG TERGANTUNG)
1. Takdir Dalam Lauh Mahfudh.

Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berbunyi:

يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ

“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).”

Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam do’anya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”.

2.Takdir Yang Diikuti Sebab Akibat
Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu DAN HAL- HAL yang telah ditentukan. Gambarannya: “Seandainya hambaku berdo’a atau bersilaturrahmi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka Aku jadikan dia begini, jika dia tak berdo’a dan tidak bersilaturrahmi serta durhaka kepada kedua orang tua, maka ia Aku jadikan seperti ini..”

Takdir ini juga dapat diubah sebagaimana hadits yang menyatakan:

“Sesungguhnya sedekah dan silaturrahim dapat menolak kematian yang jelek dan mengubah menjadi bahagia.”

Dalam salah satu hadits lain Nabi Muhammad saw pernah bersabda;

إنَّ الدُّعَاءَ وَالبَلاَءَ بَيْنَ السَّمَاءِ والاَرْضِ يَقْتَتِلاَنِ وَيَدْفَعُ الدُّعَاءُ البَلاَءَ قَبْلَ أنْ يَنْزِلَ

“Sesungguhnya doa dan bencana itu diantara langit dan bumi, keduanya berperang; dan doa dapat menolak bencana, sebelum bencana tersebut turun.”

Khalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke Syam ( Yordania, Palestina, Suriah dan sekitarnya). pada saat itu di Syam sedang berjangkit penyakit menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembatalan tersebut didengar oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah ?”. Umar pun menjawab: “Aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik”.

Hal senada itu juga dialami oleh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah?”. Ali menjawab bahwa rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit dan sebagainya adalah hokum dan Sunnatulloh. Maka apabila seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia berusaha menghindar dan luput dari bahayanya, itu juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH MENGANUGRAH KAN MANUSIA, kemampuan memilah dan memilih, dan kemampuan berusaha dan berikhtiyar. Kemampuan itu juga takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Bahkan Rasululloh sebagai tauladan tertinggi, saat Hijroh dan dikejar musuh, beliau bersembunyi di gua Tsaur sebagai bentuk Ikhtiyar, bukan karena takut atau lari dari Takdir, dan Allah telah mentakdirkan seekor burung dan seekor laba- laba bersarang disana, dan Alloh pun telah mentaqdirkan beliau akan selamat sampai di Madinah dan telah menraqdirkan pula Islam sebagai agama dunia.

Syekh K.H. A.Rifa’i menulis dan menuqil dari Tuhfatul Murid Syarah Jauhar – At Tauhid dalam Kitab Ri’ayatul Himmah, demikian:

ﻮﻋﻨﺪﻨﺎ ﻟﻟﻌﺑﺪ ﻜﺴﺐ ﻜﻟﻔﺎ # ﺑﻪ ﻮﻟﻜﻦ ﻻ ﻴﺆﺛﺭ ﻔﺎﻋﺭﻔﺎ

“Dan bagi kita kaum Ahlussunnah, kita diwajibkan ber- usaha dan ber- ikhtiyar seraya kita harus berkeyakinan bahwa kita TIDAK BOLEH MEMASTIKAN BERHASILNYA USAHA DAN IKHTIYAR yang kita lakukan itu”.

Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir? Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.

Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silahkan simak hadist berikut:

Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Jika Anda ditakdirkan lahir dari keluarga miskin, itu memang tidak bisa diubah. Masa lalu sampai saat ini miskin, itu pun tidak bisa diubah. Namun, Anda bisa menolak takdir menjadi orang miskin terus dengan do’a.

@ Cara Mengubah Takdir
1. Mengubah Takdir Dengan Berdo’a.

Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.

Silahkan berdo’a, saya juga terus berdo’a untuk hidup yang lebih baik di dunia dan mengharapkan kebaikan juga di akhirat. Berdo’a itu penting dan harus dilakukan serius, jangan asal. Luangkan waktu dan hati untuk benar-benar bedo’a, bukan hanya komat kamit sekilas tanpa menghadirkan hati bahkan tidak memahami apa yang dikatakan.

Do’a tanpa tindakan percuma? Tidak, kadang ada kondisi dimana kita tidak bisa bertindak lagi, maka bedo’alah. Kadang, kita bingung mau bertindak apa? Berdo’alah. Anda sudah berusaha dan sedang bertindak, maka berdo’alah. Mudah-mudahan Allah membimbing langkah kita. Termasuk membuka pikiran untuk melakukan sesuatu.

2. Cara Kedua adalah bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)

Bisa jadi Anda akan celaka atau mengalami kerugian, namun bisa jadi tidak terjadi karena Anda melakukan sedekah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan sedekah, mudah-mudahan kita terhindar dari takdir-takdir yang tidak kita sukai dan diubah oleh Allah menjadi takdir yang menambah kebaikan bagi kita.

3. Cara Ketiga adalah bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :

“Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?  Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).

Yuk kita amalkan, sempat setelah melaksanakan shalat, selipkan disela-sela do’a kita. jadikan dzikir harian.

4. Cara keempat ialah dengan bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)

Punya kesedihan, teruslah bershalawat. Rasulullah SAW pastilah menjadi orang yang mendapatkan keselamatan, namun balasan karena kita rajin bershalawat akan kembali kepada kita, diantaranya dilenyapkannya kesedihan kita.

Shalawat juga sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.

Tidak ada lagi alasan, semua kelemahan, kesedihan, dan kemiskinan adalah sudah menjadi takdir. Mungkin, yang lalu biarlah berlalu, itu sudah takdir kita. Sekarang, kita masih memiliki harapan agar Allah mengubah takdir pahit menjadi takdir manis.

Oleh karena itu marilah kita banyak berdo’a, bersodaqoh,bersilaturrahmi, birrul Walidain serta mengamalkan kebaikan- kebaikan lainnya serta berusaha dan berikhtiyar tanpa henti, mudah- mudahan ada bagian takdir buruk kita yang bisa dihapuskan dan digantikan Allah tersebab amaliyah- maliyah dan segala ikhtiyar kita tersebut serta menggantinya dengan kebaikan- kebaikan dan keberhasilan. Jangan pernah putus asa atau pesimis jika kita merasa " Taqdir tak bisa kita pahami atau mengapa taqdir tak berpihak baik kepada kita."

Tak menutup kekurangan diri,bahwa saya pun terkadang merasa taqdir saya koq begini buruk sebab ujian dan cobaan yang terjadi bertubi-tubi menerpa hidup saya, dan saya merasa lelah untuk berjuang dan bangkit kembali dari keterpurukan, merasa diri lemah dan sial, tapi kembali saya berpikir jernih bahwa apa yang sudah Allah tuliskan dan Allah timpakan kepada saya adalah bukti kasih sayang dan perhatianNya kepada saya. Bahwa Allah tak membiarkan saya menjalani hidup ini semaunya, bahwa Allah mempercyai saya sanggup jalani dan hadapi setiap masalah dan persoalan hidup meski saya ditaqdirkan sebagai wanita biasa saja.
wawlahu...... InshaAllah.
Teruntukmu, janganlah jadikan persoalan dan kendala itu sebagai senjata menyayat hati atau kepesimisanmu untuk terus ikhtiar dan berusaha menjadi insan yang lebih baik lagi dari segi ibadah dan usaha mencari rejekiNya.
آمِيّنْ آمِيّنْ آمِيّنْ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن


EmoticonEmoticon