Waspada 4 Jenis Hernia pada Wanita

Penyakit hernia biasa disebut dengan turun berok. Kondisi ini terjadi akibat adanya kelemahan atau kelainan pada otot sehingga organ tubuh tidak tersangga pada tempat sebenarnya.  

Jenis penyakit hernia sendiri ada banyak. Ada jenis hernia yang lebih sering ditemukan pada pria. Tapi ada juga beberapa jenis yang justru lebih sering ditemui pada tubuh wanita. Apa saja jenis hernia yang sering hinggap pada kaum wanita?


Hernia sendiri adalah kondisi ketika organ pada tubuh berada di luar dari posisi yang semestinya. Hal tersebut dikarenakan otot-otot yang melemah sehingga tidak kuat menahan organ tersebut. Sebagai akibatnya, organ dalam tubuh akan keluar melalui celah-celah otot yang melemah hingga terus menjalar ke bagian dalam kulit dan membentuk tonjolan jika dilihat dari permukaan luar kulit.

Ada empat jenis hernia yang dapat ditemui pada wanita. Jenis-jenis hernia itu adalah hernia fermoralis, hernia hiatus, hernia umbilikus, dan hernia inguinalis tidak langsung.

Hernia fermoralis. 

Kondisi ini terjadi ketika usus mencuat ke bagian paha atas atau selangkangan. Hasilnya Anda akan melihat adanya tonjolan pada area tersebut. Risiko wanita tiga kali lebih tinggi terkena hernia jenis ini dibandingkan pada pria. Risiko ini menjadi lebih tinggi jika Anda mengalami obesitas atau sedang hamil. Terkadang hernia ini kerap disangka hernia inguinalis karena tonjolannya muncul pada tempat yang sama, yaitu di selangkangan.
Hernia jenis ini sulit terlihat ketika ukurannya masih kecil. Penderita pun umumnya tidak merasakan sakit pada area paha atas atau selangkangan. Namun tonjolan dan rasa sakit akan mencuat ketika ukuran hernia sudah membesar. Rasa sakit itu bisa terasa ketika Anda berdiri atau mengangkat benda berat.

Hernia hiatus. 

Anda dikatakan memiliki hernia jenis ini ketika ada tonjolan pada daerah rongga dada. Tonjolan itu muncul karena ada bagian dari perut yang naik ke atas dan melalui diafragma, sebuah kubah otot yang memisahkan rongga dada dari perut. Kondisi lebih sering terjadi pada wanita. Risiko yang dihadapi akan lebih tinggi jika Anda mengalami obesitas dan berusia di atas 50 tahun.
Sama seperti hernia fermoralis, hernia jenis ini juga tidak memberikan tanda-tanda pada tubuh, terutama ketika ukurannya masih kecil. Tapi kehadirannya baru terasa ketika sudah membesar. Anda akan merasakan hal-hal seperti nyeri pada dada atau perut, sering bersendawa, asam lambung naik, dan sulit menelan.
Hernia umbilikus. 

Kondisi ini terjadi ketika ada usus, lemak, atau cairan yang mencuat ke dinding rongga perut dekat pusar. Hasilnya ada tonjolan pada sekitar pusar Anda. Hernia jenis ini sering menimpa wanita, terutama yang obesitas atau memiliki banyak anak.
Hernia inguinalis tidak langsung. 

Ini adalah salah satu jenis hernia inguinalis. Hernia inguinalis pada umumnya lebih banyak menimpa kaum pria, namun untuk jenis tidak langsung ini lebih sering ditemui pada wanita. Jika Anda memiliki hernia jenis ini, maka akan terlihat tonjolan pada selangkangan Anda. Hal ini terjadi karena adanya ketidaknormalan pada cincin inguinal internal. Risiko yang lebih tinggi bisa terjadi pada ibu hamil.
Tonjolan pada selangkangan itu bisa menimbulkan rasa sakit, terutama ketika batuk, sedang membungkuk, atau mengangkat benda berat.
Risiko Anda terkena hernia lebih tinggi lagi jika Anda sering mengangkat benda-benda berat tanpa menstabilkan otot-otot perut, menderita batuk yang tidak kunjung sembuh, mengalami konstipasi, suka merokok, atau kurang gizi.

Jika Anda Terkena Hernia

Jika Anda merasa ada tonjolan pada area pusar, paha atas, atau selangkangan, jangan ragu untuk mengonsultasikannya kepada dokter. Untuk mengetahui apakah itu hernia atau bukan, dokter akan melakukan tes fisik. Anda akan disuruh berdiri, batuk, atau mengejan agar tonjolan itu bisa terlihat dan diperiksa. Selain itu, dokter juga bisa menganjurkan tes medis menggunakan teknik ultrasound atau X-ray.Khusus untuk mengecek kehadiran hernia hiatus, dokter akan melakukan tes yang berbeda, yaitu tes darah, tes endoskopi, tes manometri, atau tes esophagram.
  • Tes darah. Sebagian penderita hernia hiatus mengalami muntah darah akibat adanya pendarahan dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu tes darah diperlukan untuk mengetahui jika penderita mengalami anemia atau tidak.
  • Tes endoskopi. Melalui tes ini dokter akan menerawang lambung Anda dengan cara memasukkan alat khusus (tabung yang dilengkapi kamera) melalui kerongkongan.
  • Tes manometri. Berbeda dengan endoskopi, pada tes ini sebuah alat khusus (kateter) akan dimasukkan melalui hidung, lalu turun ke kerongkongan, dan berakhir di lambung. Tes ini berguna untuk mengukur tekanan dan gerakan dalam kerongkongan.
  • Tes esophagram. Anda akan menjalani tes X-ray sambil meminum cairan mengandung barium kapur. Cairan ini bisa memberikan gambaran jelas tentang kondisi kerongkongan, perut, dan bagian atas usus kecil Anda.
Dengan melakukan pengecekan ke dokter, Anda bisa mengetahui apakah Anda terkena hernia atau tidak. Jika dokter mendiagnosis Anda mengidap hernia, Anda bisa mencegah kondisi hernia menjadi makin parah dengan melakukan perawatan medis.Hernia yang tidak ditangani berpotensi mengalami komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa Anda.

Namun bagi para wanita yang bebas dari hernia, Anda masih bisa mencegah kehadirannya dengan cara rajin mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah atau sayur. Melakukan olahraga secara teratur dan senantiasa menjaga berat tubuh yang sehat juga akan membantu mencegah kondisi ini.

Hindari mengangkat benda-benda yang berat. Namun jika Anda harus mengangkat benda-benda berat, pastikan Anda menekuk lutut Anda, bukan pinggang.
Selain itu, menjauhi rokok juga bisa mengurangi risiko Anda terkena hernia.


EmoticonEmoticon