Oleh: Akmal Fauzi Al-Khawarizmi
KETIKA kepercayaan yang diberikan dirusak dengan kebohongan dan
penghianatan, maka kepercayaan itu bagai kertas yang bila dirusak tidak
akan pernah kembali sempurna. Bahkan meskipun seseorang yang dahulu
yakin akan keamanahan dan kesetiaanmu mampu memaafkan atas kebohongan
dan penghianatan yang pernah dirimu perbuat kepadanya, tetap saja
baginya akan sangat sulit untuk mempercaimu sesempurna dulu.Jangan salahkan bila dalam perkataan dan tindakannya kepadamu tidak sebaik dulu. Pun jangan pernah beranggapan bila dia tidak memaafkan bahkan mendendam dirimu. Sebab mampu memaafkan bukan berarti mampu melupakan kenangan menyakitkan karana pengecewaan yang dirimu perbuat padanya.
Demikian karena kekecewaan dan rasa sakit akibat dihianati sangatlah sulit tuk dihapuskan, karena sebelumnya ada kepercayaan yang dengan sebenar yakin dipercayakan. Lalu kepercayaan itu hancur dengan pembohongan dan penghianatan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.
Ada ungkapan bahwa kejujuran yang menyakitkan itu lebih baik daripada pembohongan yang membahagiakan. Sebab hidup dalam kebohongan meskipun membahagiakan itu sama saja hidup di dunia yang tidak nyata, yang bila keyataannya terungkap akan mengubah semua kebahagiaan yang selama ini dirasa menjadi mimpi buruk yang amat sulit dilupakan.
Demikian karena kebahagiaan yang sebelumnya dirasakan tidaklah nyata, tapi hanya tipuan dan kepalsuan balaka.
Sejatinya kejujuran yang bila diungkapkan meskipun akan menyakiti, akan lebih baik daripada kebohongan penghianatan yang terungkap melalui kecurigaan dan penyelidikan pembuktian sendiri. Sebab selalu ada nilai kebaikan dan penghargaan dari keberanian berlaku dan mengatakan kejujuran.
Dari itu jagalah kepercayaan seseorang yang dengan sebenar yakin memberikan kepercayaannya kepadamu terlebih dalam hal cinta. Sebab ketika sekali saja dirimu berbuat tidak jujur terlebih berkhianat, apakah mungkin ada seseorang yang bisa mempercayaimu seperti dia memercayaimu? []
EmoticonEmoticon