Meski begitu, faktor kesehatan pikiran juga tidak kalah penting. Jika tubuh memerlukan makanan bernutrisi untuk menjaga kesehatan, maka pikiran juga membutuhkan ‘asupan bergizi’ agar Anda selalu merasa semangat, tenang, dan damai dalam menjalani hidup.
‘Makanan’ untuk Kesehatan Jiwa
Berbeda dengan sesuatu yang kita kunyah dan telan, ‘makanan’ untuk menyehatkan pikiran dan jiwa tidak berbentuk bahan-bahan makanan yang diolah di dalam metabolisme tubuh. Anda dapat menyimak asupan bagi pikiran demi menunjang kesehatan jiwa di bawah ini.
Lakukan sesuatu dengan perasaan senang
Cobalah
untuk menikmati tiap momen yang Anda alami dengan ketulusan dan
perasaan senang. Momen ini tidak harus besar atau istimewa. Hal-hal
sederhana seperti ketika Anda mencoba resep masakan baru dan berhasil
disukai seluruh anggota keluarga, anak yang bersikap manis karena
meletakkan sepatu di raknya, pasangan yang saling memberikan perhatian,
adalah momen-momen yang patut dirayakan dengan perasaan senang.
Mensyukuri semua yang kita miliki
Bersyukur
berarti Anda menyadari bahwa segala sesuatu yang Anda dapatkan adalah
anugerah dari Tuhan yang belum tentu didapatkan oleh orang lain juga.
Dengan bersyukur, Anda menjadi merasa istimewa sekaligus menyadari bahwa
masih banyak orang lain yang tidak seberuntung Anda. Merasa bersyukur
juga akan memelihara pikiran Anda untuk tetap positif. Cobalah
perhatikan hal-hal sederhana yang Anda miliki. Bisa menghirup udara
segar dengan bebas, berjalan kaki dengan nyaman tiap hari, dan terbangun
dari tidur dalam keadaan sehat adalah hal-hal kecil yang sebenarnya
luar biasa. Satu hal lagi, sadarilah bahwa di tempat lain ada
orang-orang yang mendambakan sesuatu yang Anda miliki saat ini, tetapi
tidak bisa menikmati bahkan satu pun dari itu semua.
Tertawa lepas tanpa harus ada yang lucu
Aktivitas
tertawa bukan hanya dapat meredakan ketegangan, tetapi juga bermanfaat
dalam melemaskan otot-otot wajah, memperlancar aliran darah, serta
memperbaiki kualitas tidur. Meski terdengar tidak masuk akal, tertawa
secara rutin dapat memberikan tubuh kemampuan untuk memulihkan diri
sendiri. Cobalah menyempatkan diri untuk tertawa lepas, tidak perlu
menunggu momen-momen tertentu, demi menjaga kesehatan jiwa Anda.
Memberikan apresiasi kepada hal-hal kecil
Pernahkah
Anda menyadari bahwa angin yang bertiup membuat kulit Anda merasa segar
dan nyaman? Mulai detik ini juga, cobalah untuk memberikan apresiasi
kepada apa pun yang Anda temukan atau rasakan. Sinar matahari yang
berjasa membuat jemuran Anda kering, rasa pedas pada makanan yang
membuat Anda merasa lebih berselera makan, aroma harum lantai yang baru
saja dibersihkan, dan lain-lain. Memberikan apresiasi kepada apa pun
akan membuat semua hal menjadi lebih bernilai. Dengan sendirinya, hidup
Anda pun menjadi lebih bermakna.
Mencintai diri sendiri dan orang lain
Sudah
menjadi sifat dasar manusia untuk ingin dicintai dan mencintai. Sebelum
mencintai orang lain, cintailah diri sendiri dahulu. Ada banyak cara
dalam menerapkan perasaan cinta kepada diri sendiri, misalnya memenuhi
kebutuhan pribadi, menjalani hobi, berkumpul bersama teman-teman,
mentraktir diri sendiri dengan menyantap makanan kesukaan. Setelah
sukses mencintai diri sendiri, maka Anda dapat menyampaikan perasaan
cinta kepada orang lain. Sampaikan kecintaan Anda kepada anak, pasangan,
teman, atau orang-orang terdekat lainnya. Perasaan mencintai diri
sendiri dan orang lain akan membuat kesehatan jiwa makin baik.
Sesibuk Apa Pun Anda, Pekerjaan Tetap Bukanlah Segala-galanyaBagi sebagian orang, mungkin termasuk Anda, kesuksesan dalam bekerja adalah cara terbaik dan utama untuk mencapai kepuasan diri. Anda pun berusaha sekuat tenaga untuk mencapai titik tertentu sampai mendapatkan posisi atau prestasi yang Anda incar.
Tidak ada salahnya untuk mengejar karier, tetapi Anda pun perlu mengingat untuk tetap memerhatikan kesehatan jiwa. Jangan sampai Anda hanya terfokus kepada karier karena takutnya jika target Anda terlalu tinggi dan tidak berhasil mencapainya, maka sudah pasti akan timbul stres. Ujung-ujungnya hanya akan merugikan diri sendiri dan mungkin keluarga dan teman pun akan terkena imbasnya.
Meski begitu bukan berarti pekerjaan adalah sesuatu yang bisa disepelekan juga. Tetaplah fokus bekerja, namun kali ini usahakan untuk diimbangi pula dengan strategi, misalnya:
Membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga
Jika
selama ini Anda nyaris bekerja selama lebih dari delapan jam per hari,
mulailah untuk membagi waktu. Jalanilah pekerjaan di tempat dan waktu
bekerja yang ditentukan. Di luar itu, hindari melakukan berbagai macam
terkait pekerjaan ketika Anda sedang berkumpul bersama keluarga.
Selanjutnya, fokuslah untuk berinteraksi dan memberi perhatian penuh
kepada keluarga saat di rumah. Kalau perlu, matikan ponsel atau batasi
panggilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sering kali kesehatan jiwa
dapat dipertahankan ketika Anda berhasil mengatur waktu antara urusan
pekerjaan dan urusan pribadi.
Hentikan kebiasaan menyia-nyiakan waktu
Bergosip
dengan teman sekantor, berlama-lama berdandan di toilet, terlalu lama
membaca media sosial atau melakukan hal tidak penting lainnya sama saja
dengan membuang waktu Anda yang sangat berharga. Jika sering melakukan
hal ini, Anda akan cenderung merasa kekurangan waktu dan pada akhirnya
mungkin saja mengalami stres karena banyak pekerjaan yang belum
terselesaikan. Lagi-lagi kesehatan jiwa menjadi taruhannya. Agar waktu
Anda tidak terbuang sia-sia, hindari melakukan kegiatan-kegiatan kurang
penting yang hanya membuang-buang waktu.
Delegasikan pekerjaan Anda
Anda
merasa aktivitas di rumah tidak habis-habis? Mungkin karena Anda
mengerjakan nyaris semua itu sendirian. Cobalah pertimbangkan untuk
mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada orang lain. Misalnya, memesan
berbagai keperluan secara online sehingga Anda tidak perlu keluar rumah, menggunakan jasa laundry
untuk mencuci dan menyeterika pakaian, atau menyewa jasa asisten rumah
tangga untuk merapikan tanaman di halaman dan membersihkan rumah.
Mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain akan membuat pikiran Anda terasa lebih tenang.
Memelihara kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan
fisik. Satu hal yang bisa Anda renungkan, penyembuhan pada gangguan
fisik jauh lebih cepat daripada gangguan jiwa. Karenanya, jagalah agar
kesehatan jiwa Anda tetap stabil.
EmoticonEmoticon