Menkes: Kanker Payudara dan Kanker Serviks Nomor 1 di Indonesia


Selain penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya, kanker masuk dalam daftar penyakit yang paling banyak memakan korban jiwa di Indonesia. Kasus kanker juga belakangan mulai mengalami kenaikan, entah karena banyak yang mulai dideteksi atau karena memang jumlah penderitanya bertambah banyak.

"Kanker paling banyak di Indonesia atau yang nomor satu pembunuh di Indonesia adalah kanker payudara dan serviks. Kalau kanker yang paling banyak dialami pria adalah kanker paru-paru dan kanker prostat," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Seminar berjudul 'Cancer: Did You Know' di gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl. H.R. Rasuna Said, Kamis (21/2/2013).


Sedangkan pada anak-anak, Menkes menerangkan bahwa kanker yang paling banyak menyerang adalah leukimia atau kanker darah. Tak hanya itu, kasus kanker saluran pencernaan juga mulai mengalami peningkatan yang signifikan. Untungnya sebagian besar kanker bisa dicegah.


Semenjak diberlakukannya Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), warga yang kurang mampu bisa mendapatkan pengobatan kanker secara gratis di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. Jaminan ini juga akan tercakup dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mulai berlaku di tahun 2014 nanti.


"Jadi mengapa kita membiarkan ada begitu banyak kanker di Indonesia sehingga biaya pengobatan untuk SJSN luar biasa besarnya?" tanya Menkes.


Menkes menjelaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah dengan melakukan hidup bersih dan sehat. Misalnya dibiasakan membersihkan kloset sebelum memakainya, apalagi pada perempuan. Kanker serviks pada usia muda juga bisa disebabkan karena hubungan seks berisiko dan sering gonta-ganti pasangan.


"Virus HPV penyebab kanker serviks itu berdekatan dengan HIV. Jadi melakukan perilaku yang berisiko menularkan HIV juga bisa berisiko menularkan HPV. Upaya pencegahan penyebaran virus HIV juga bisa mencegah penyebaran HPV," terang Menkes.


Pada kanker payudara, tingginya angka kematian disebabkan karena penyakitnya terlambat dikenali. Pengobatan yang akan dilakukan pada akhirnya tidak banyak membantu karena kanker sudah masuk ke tahap lanjut hingga mengalami metastasis atau menyebar.


Diagnosa dini dan pengobatan sedini mungkin bisa menyelamatkan nyawa dan mendapatkan pengobatan secara komprehensif. Beberapa tahun yang lalu mungkin kanker seolah-olah identik dengan vonis mati. Tapi, Menkes menegaskan bahwa kanker bisa diobati.


EmoticonEmoticon