Oleh: Siti Humairoh
Mahasiswi STEI SEBII & Fath Institute
TATA cara mandi junub atau mandi wajib, mungkin bagi sebagian orang sudah mengtahuinya. Tapi ternyata di luar sana, bahkan mungkin diri kita sendiri ini, masih belum memahami gimana sih cara mandi wajib yang benar? Dan apa saja yang menyebabkan seseorang untuk mandi wajib belum banyak yang mengetahuinya.
Nah agar kita selalu dalam perlindungan Allah SWT baik dalam keadaan suci maupun keadaan tidak suci, berikut tata caranya:
PERTAMA, hal–hal yang menyebabkan seseorang (khususnya wanita) untuk mandi wajib.
• Keluarnya mani disertai syahwat, baik ketika tidur ,ataupun ketika terjaga (Bangun).
• Bertemunya dua khitan (jima’) meskipun tidak keluar mani.
• Berhenti dari Haidh dan Nifas
• Wanita kafir yang masuk islam (mualaf)
• Wanita yang meninggal dunia.
Lalu bagaimana cara mandinya? Yuk lanjut simak.
Kedua, hakikat mandi adalah menyiramkan air ke seluruh tubuh dan meratakannya samapai ke sela –sela rambut dan kulit
Sebelum kita melakukan mandi wajib pertama –tama yang kita lakukan adalah pastinya niat. Karena mandi adalah ibadah yang ditetapkan oleh syariat, maka niat adalah syarat sahnya mandi. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW kepada wanita yang bertanya kepada beliau tentang bagaimana ia harus mandi dengan rambut yang dijalin (dikepang). Nabi Muhammad SAW menjawab,
“Engkau cukup membasuh kepalamu dengan tiga kali basuhan, kemudian guyurkan air ke seluruh tubuhmu. Dengan demikian engkau telah suci.”
Ketiga, tata cara mandi wajib. Beberapa hadits telah menerangkan sifat dan cara mandi junub. Di antaranya hadits ‘Aisyah r.a., ia menceritakan bahwa jika Nabi Muhammad SAW mandi junub, beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya, kemudian berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, setelah itu beliau memasukkan jari –jarinya ke dalam air . lalu dengan jari –jarinya itu beliau menyela –nyela rambutnya. Kemudian menciduk air dengan kedua tangannya lalu disiramkan ke atas kepala beliau sebanyak tiga kali. Setelah itu beliau menyiramkan air ke seluruh tubuhnya.
Mandi haidh dan nifas sama dengan mandi junub, hanya saja ada beberapa tambahan, yakni:
• Menggunakan sabun atau bahan pembersih lainnya
• Dianjurkan mengurai (membuka) ikatan rambutnya agar air bisa sampai ke kulit –kulit kepala (akar rambut)
• Setelah mandi, dianjurkan membersihkan tempat keluarnya darah dengan kapas yang telah ditetesi wewangian atau sejenisnya hingga bau amis darahnya hilang.
Dari beberapa hadits dapat disimpulkan tentang sunah –sunah dalam mandi junub, yaitu:
• Mencuci tangan tiga kali
• Mencuci kemaluan dengan tangan kiri. Tidak diharuskan memasukkan air ke dalam kemaluannya. Jika ini wajib, tentu Nabi Muhammad SAW sudah menjelaskannya.
• Berwudhu seperti wudhu sebelum shalat, hanya saja mencuci kaki diakhirkan setelah mandi jika mandinya menggunakan baskom, ember atau dari bak.
• Menuangkan air ke atas kepala tiga kali hingga samapai ke akar rambut.
• Menyiramkan air ke seluruh tubuh, dimulai dengan bagian tubuh sebelah kanan, kemudian sebelah kiri. []
Sumber: Kitab Fiqih Sunnah Wanita karya Abu Malik Kamal bin as –Sayyid Salim.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon