سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Islam mengajarkan kepada kita bagaimana semestinya sebuah hubungan dibangun. Salah satu prinsip yang paling penting, dalam membangun hubungan antar sesama adalah cinta dan benci karena Allah, “..ijtama’a alaihi wa tafarroqo alaihi.. Bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah".
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah maka telah sempurna imannya.”
Inilah prinsip paling penting yang harus kita kedepankan manakala hendak membangun hubungan dengan kerabat, teman, terutama kekasih.
Allah berfirman:
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS.An-Nuur:26).
Prinsip ini juga akan memastikan hubungan kita dengan yang lain, tidak berdasarkan atas KEPENTINGAN PRIBADI atau karena adanya MOTIF TERSEMBUNYI.
Justru manusia sekarang berbuat baik,membantu sesama untuk memdapatkan cinta dari orang yang dibantunya.
Untuk mendapatkan perhatian lebih, pamrih,pujian dan sanjungan atau keuntungan lain dari timbal balik dari apa yang sudah ia berikan.
Bukan atas dasar tulus memberi tanpa embel embel motif dan tujuan tersembunyi.
Menjadi mudharotlah apa yang sudah diberikannya.
Sebagai seorang muslim, tidak boleh sekali-kali berpikir: Apa yang bisa saya dapatkan dari hubungan ini? Karena, hubungan yang dibangun di atas kepentingan sesaat seperti ini, hanya akan bertahan sepanjang ada keuntungan pribadi yang bisa diraih, dan akan berakhir ketika kebutuhannya telah terpenuhi....bahkan tak malu malu untuk meminta atau menjalin hubungan lain dibelakang pasangannya.....Astagfirullah.
Hal ini tentu berbeda dengan hubungan yang didasari cinta karena Allah, pemberian atas nama Allah, yang akan bertahan sepanjang masa,istiqomah pada satu pilihan dan tujuan sampai pada masa Allah mempertemukan dan hingga kematian menjemput memisahkan. Dan apa apa yang sudah diberikan akan menjadi pahala.
Rasulullah SAW bersabda :
"“Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, pada saat tidak ada naungan selain naungan Allah…” dan beliau menyebut salah satunya adalah: “…dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah hanya karena Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya terdapat banyak hak yang dimiliki seorang muslim atas muslim lainya. Hak-hak tersebut, mengarahkan bagaimana suatu hubungan harus dibangun.
Berikut ini beberapa penjelasan singkat mengenai hak dan kewajiban , yang harus menjadi perhatian bagi kita sebagai seorang muslim, dalam membangun hubungan dengan orang lain:
1. Memperhatikan dan membantu kebutuhan finansial.
Setiap muslim memiliki kewajiban dalam men-support kebutuhan finansial saudara atau kekasihnya yang membutuhkan saat ia dalam kesulitan. Akan tetapi, jangan sampai hal ini justru menyebabkan hak pribadi menjadi terabaikan atau memanfaatkan situasi dan rasa sayangnya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya.
Rasulullah memberitahukan kepada kita, bahwa Allah berfirman: “KecintaanKU adalah suatu kewajiban bagi mereka yang saling memberi karena Aku.” :')
2. Menyediakan kebutuhan pangan dan sandang.
Perkataan Abu Sulaiman ad Darani rahimahullah patut menjadi renungan bagi kita. Ia mengatakan: “Jika seluruh kehidupan di dunia ini berisi segenggam makanan yang ada dalam tanganku, lalu seseorang mendatangiku untuk itu, saya bersedia memberikan segenggam makanan itu kepadanya.” Ia juga pernah mengatakan: “Saya akan memasukkan segenggam makanan kepada mulut saudaraku, lalu kemudian merasakannya dalam mulutku.”
Sayang, tidak semua orang bisa berpikir seperti Abu Sulaiman ad Darani ra. Bantuan atau pemberian orang malah justru membuatnya malas untuk ikhtiar,bahkan tak jarang dijadikan tambang emas oleh orang tsb. Naudzubillah...
3. Menolong dengan bantuan fisik.
Sudah seharusnya kita senantiasa bersedia mengulurkan tangan kita dan melakukan sesuatu bagi oranglain. Perkataan menarik diucapkan oleh Muhammad bin Ja’far rahimahullah.
Beliau mengatakan: “Aku akan segera melakukan apa yang diinginkan oleh musuh-musuhku, karena aku benci mereka kecewa kepadaku.” Subhanallah....
Jika kepada musuh saja seperti ini, lalu bagaimana seharusnya sikap kita kepada keluarga,teman atau kekasih kita yang sudah banyak membantu baik secara fisik dan materi ?
Tak sedikit dari kita mudah melupakan jasa jasa dan kebaikan yang sudah orang lain berikan kepada kita, kasarnya: "dikasih hati minta jantung !, tak tahu berterima kasih !"
4. Menunjukkan itikad baik.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu mencintai seseorang, biarkanlah ia mengatakannya.”
Menjadi kewajiban kita pula untuk mempertahankan kehormatan saudara kita, ketika ada seseorang yang berbicara buruk tentangnya,berburuk sangka atau mendzaliminya.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya, maka Allah akan membelanya agar terhindar dari siksa neraka pada hari kiamat.”
Tapi kadang hal ini jadi terbalik, yang baik dizalimi yang bersikap buruk dibela...MasyaAllah.
5. Memberikan maaf dan pemakluman atas kesalahan dan kekurangan.
Kesalahan-kesalahan yang ada mungkin karena kekurangannya akan pemahaman agama, etika sikap serta cara pandang dan pola pikir yang terbatas. Ketika kesalahan dan kekurangnya pemahaman membuat ia bersikap buruk tentu dibutuhkan pengertian besar kita untuk memaklumi,memberi saran,nasehat dan maaf.
Sebuah pelajaran berharga dari kehidupan para salafushshalih,ketika salah satu dari mereka berbuat salah dan dosa. Salah seorang berkata : berkata: “Dia membutuhkanku dalam menghadapi cobaan ini, lebih dari sebelumnya. Aku harus menolongnya dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan ia ke jalan yang seharusnya.”
Sikap atau perlakuan yang keliru dari saudara kita mungkin pernah kita alami. Tetapi, kita tidak boleh membalasnya dengan sikap yang sama. Sebaliknya, kita harus memaafkannya dan mesti selalu ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita tidak bisa mengharapkan dari seseorang agar tidak bersikap buruk kepada kita.
Lantas, sudah mampukah kita memaafkan kesalahan orang yang sudah menyakiti hati kita dengan iklas...?
Meski rasa sakit itu masih melekat dihati dan pikiran kita...!
6. Mendoakannya baik ketika masih hidup maupun ketika sudah meninggal.
Rasulullah bersabda: "“Doa seorang muslim untuk saudaranya (yang dilakukan) tidak di hadapannya, akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada Malaikat yang ditugaskan (menjaganya), setiap kali dia berdoa memohonkan kebaikan untuk saudaranya, maka Malaikat yang bertugas menjaga tersebut berkata, “Aamiin, serta (semoga) bagimu juga mendapatkan demikian.”” (HR. Muslim).
7. Setia menjalani hubungan.
Kesetiaan kepada saudara kita harus senantiasa berlanjut, meskipun ketika saudara kita telah dijemput malaikat Maut. Kesetiaan dan rasa cinta yang kita miliki, kita buktikan dengan memperhatikan keadaan keluarga yang ditinggalkan.
Dan yang lebih penting lagi, kecintaan kita kepada seseorang harus diniatkan pula untuk kepentingan ukhrawi. Karena, kalau cinta tersebut berhenti saat dia meninggal, maka itu hanyalah cinta sesaat. Kesetiaan setelah kematian meski itu kecil, lebih berharga dibanding kesetiaan yang besar selama hidup.
Mirisnya orang lebih menyukai PENGHIANATAN dari pada menjaga Kesetiaan...!
8. Bersikap tidak berlebihan ketika menjalin hubungan dan tidak berharap terlalu banyak.
Sebenarnya tidak baik ketika kita berharap atau memberikan beban yang berlebihan, yang justru akan menyusahkan saudara kita. Imam al Fudhail ra pernah berkata: “Seringkali, seseorang meninggalkan saudaranya, dikarenakan beban besar yang diletakkan di pundak saudaranya tersebut.” Ketika hubungan yang ada dibangun tidak berlebihan, dijalani secara mudah dan tidak ada sikap memaksa satu sama lain, maka hal ini akan menyuburkan rasa cinta yang telah bersemayam di hati.
Jodohmu, teman temanmu adalah cerminan dari dirimu sendiri, apa yang kau tanam itulah yang bakal kau tuai. Cepat atau lambat apa yang sudah kau lakukan yang baik atau buruk,kelak akan kamu dapati dan rasakan akibatnya....
Jika dia jodoh kita,jika dia teman kita Allah akan selalu menunjukan buktiNya. Bahwa tak ada yang sia sia Allah mempertemukan dan memisahkan kita dengan orang orang yang kita anggap BERARTI.
Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan untuk bisa mengamalkan prinsip-prinsip mulia nan agung ini dalam kehidupan kita. Semoga Allah menambah kecintaan kita kepada keluarga,saudara,teman dan kekasih, demi meraih ridha-Nya.
Wallahu a’lam.....
Semoga bermanfaat, izin tag....
Bagi yang tak menyukai silahkan remove tag or unfriend :)
(Diadaptasi dari artikel berjudul How We Should Treat Each Other karya Syaikh Khalid As Saq’abi)
Islam mengajarkan kepada kita bagaimana semestinya sebuah hubungan dibangun. Salah satu prinsip yang paling penting, dalam membangun hubungan antar sesama adalah cinta dan benci karena Allah, “..ijtama’a alaihi wa tafarroqo alaihi.. Bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah".
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah maka telah sempurna imannya.”
Inilah prinsip paling penting yang harus kita kedepankan manakala hendak membangun hubungan dengan kerabat, teman, terutama kekasih.
Allah berfirman:
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS.An-Nuur:26).
Prinsip ini juga akan memastikan hubungan kita dengan yang lain, tidak berdasarkan atas KEPENTINGAN PRIBADI atau karena adanya MOTIF TERSEMBUNYI.
Justru manusia sekarang berbuat baik,membantu sesama untuk memdapatkan cinta dari orang yang dibantunya.
Untuk mendapatkan perhatian lebih, pamrih,pujian dan sanjungan atau keuntungan lain dari timbal balik dari apa yang sudah ia berikan.
Bukan atas dasar tulus memberi tanpa embel embel motif dan tujuan tersembunyi.
Menjadi mudharotlah apa yang sudah diberikannya.
Sebagai seorang muslim, tidak boleh sekali-kali berpikir: Apa yang bisa saya dapatkan dari hubungan ini? Karena, hubungan yang dibangun di atas kepentingan sesaat seperti ini, hanya akan bertahan sepanjang ada keuntungan pribadi yang bisa diraih, dan akan berakhir ketika kebutuhannya telah terpenuhi....bahkan tak malu malu untuk meminta atau menjalin hubungan lain dibelakang pasangannya.....Astagfirullah.
Hal ini tentu berbeda dengan hubungan yang didasari cinta karena Allah, pemberian atas nama Allah, yang akan bertahan sepanjang masa,istiqomah pada satu pilihan dan tujuan sampai pada masa Allah mempertemukan dan hingga kematian menjemput memisahkan. Dan apa apa yang sudah diberikan akan menjadi pahala.
Rasulullah SAW bersabda :
"“Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, pada saat tidak ada naungan selain naungan Allah…” dan beliau menyebut salah satunya adalah: “…dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah hanya karena Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya terdapat banyak hak yang dimiliki seorang muslim atas muslim lainya. Hak-hak tersebut, mengarahkan bagaimana suatu hubungan harus dibangun.
Berikut ini beberapa penjelasan singkat mengenai hak dan kewajiban , yang harus menjadi perhatian bagi kita sebagai seorang muslim, dalam membangun hubungan dengan orang lain:
1. Memperhatikan dan membantu kebutuhan finansial.
Setiap muslim memiliki kewajiban dalam men-support kebutuhan finansial saudara atau kekasihnya yang membutuhkan saat ia dalam kesulitan. Akan tetapi, jangan sampai hal ini justru menyebabkan hak pribadi menjadi terabaikan atau memanfaatkan situasi dan rasa sayangnya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya.
Rasulullah memberitahukan kepada kita, bahwa Allah berfirman: “KecintaanKU adalah suatu kewajiban bagi mereka yang saling memberi karena Aku.” :')
2. Menyediakan kebutuhan pangan dan sandang.
Perkataan Abu Sulaiman ad Darani rahimahullah patut menjadi renungan bagi kita. Ia mengatakan: “Jika seluruh kehidupan di dunia ini berisi segenggam makanan yang ada dalam tanganku, lalu seseorang mendatangiku untuk itu, saya bersedia memberikan segenggam makanan itu kepadanya.” Ia juga pernah mengatakan: “Saya akan memasukkan segenggam makanan kepada mulut saudaraku, lalu kemudian merasakannya dalam mulutku.”
Sayang, tidak semua orang bisa berpikir seperti Abu Sulaiman ad Darani ra. Bantuan atau pemberian orang malah justru membuatnya malas untuk ikhtiar,bahkan tak jarang dijadikan tambang emas oleh orang tsb. Naudzubillah...
3. Menolong dengan bantuan fisik.
Sudah seharusnya kita senantiasa bersedia mengulurkan tangan kita dan melakukan sesuatu bagi oranglain. Perkataan menarik diucapkan oleh Muhammad bin Ja’far rahimahullah.
Beliau mengatakan: “Aku akan segera melakukan apa yang diinginkan oleh musuh-musuhku, karena aku benci mereka kecewa kepadaku.” Subhanallah....
Jika kepada musuh saja seperti ini, lalu bagaimana seharusnya sikap kita kepada keluarga,teman atau kekasih kita yang sudah banyak membantu baik secara fisik dan materi ?
Tak sedikit dari kita mudah melupakan jasa jasa dan kebaikan yang sudah orang lain berikan kepada kita, kasarnya: "dikasih hati minta jantung !, tak tahu berterima kasih !"
4. Menunjukkan itikad baik.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu mencintai seseorang, biarkanlah ia mengatakannya.”
Menjadi kewajiban kita pula untuk mempertahankan kehormatan saudara kita, ketika ada seseorang yang berbicara buruk tentangnya,berburuk sangka atau mendzaliminya.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya, maka Allah akan membelanya agar terhindar dari siksa neraka pada hari kiamat.”
Tapi kadang hal ini jadi terbalik, yang baik dizalimi yang bersikap buruk dibela...MasyaAllah.
5. Memberikan maaf dan pemakluman atas kesalahan dan kekurangan.
Kesalahan-kesalahan yang ada mungkin karena kekurangannya akan pemahaman agama, etika sikap serta cara pandang dan pola pikir yang terbatas. Ketika kesalahan dan kekurangnya pemahaman membuat ia bersikap buruk tentu dibutuhkan pengertian besar kita untuk memaklumi,memberi saran,nasehat dan maaf.
Sebuah pelajaran berharga dari kehidupan para salafushshalih,ketika salah satu dari mereka berbuat salah dan dosa. Salah seorang berkata : berkata: “Dia membutuhkanku dalam menghadapi cobaan ini, lebih dari sebelumnya. Aku harus menolongnya dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan ia ke jalan yang seharusnya.”
Sikap atau perlakuan yang keliru dari saudara kita mungkin pernah kita alami. Tetapi, kita tidak boleh membalasnya dengan sikap yang sama. Sebaliknya, kita harus memaafkannya dan mesti selalu ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita tidak bisa mengharapkan dari seseorang agar tidak bersikap buruk kepada kita.
Lantas, sudah mampukah kita memaafkan kesalahan orang yang sudah menyakiti hati kita dengan iklas...?
Meski rasa sakit itu masih melekat dihati dan pikiran kita...!
6. Mendoakannya baik ketika masih hidup maupun ketika sudah meninggal.
Rasulullah bersabda: "“Doa seorang muslim untuk saudaranya (yang dilakukan) tidak di hadapannya, akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada Malaikat yang ditugaskan (menjaganya), setiap kali dia berdoa memohonkan kebaikan untuk saudaranya, maka Malaikat yang bertugas menjaga tersebut berkata, “Aamiin, serta (semoga) bagimu juga mendapatkan demikian.”” (HR. Muslim).
7. Setia menjalani hubungan.
Kesetiaan kepada saudara kita harus senantiasa berlanjut, meskipun ketika saudara kita telah dijemput malaikat Maut. Kesetiaan dan rasa cinta yang kita miliki, kita buktikan dengan memperhatikan keadaan keluarga yang ditinggalkan.
Dan yang lebih penting lagi, kecintaan kita kepada seseorang harus diniatkan pula untuk kepentingan ukhrawi. Karena, kalau cinta tersebut berhenti saat dia meninggal, maka itu hanyalah cinta sesaat. Kesetiaan setelah kematian meski itu kecil, lebih berharga dibanding kesetiaan yang besar selama hidup.
Mirisnya orang lebih menyukai PENGHIANATAN dari pada menjaga Kesetiaan...!
8. Bersikap tidak berlebihan ketika menjalin hubungan dan tidak berharap terlalu banyak.
Sebenarnya tidak baik ketika kita berharap atau memberikan beban yang berlebihan, yang justru akan menyusahkan saudara kita. Imam al Fudhail ra pernah berkata: “Seringkali, seseorang meninggalkan saudaranya, dikarenakan beban besar yang diletakkan di pundak saudaranya tersebut.” Ketika hubungan yang ada dibangun tidak berlebihan, dijalani secara mudah dan tidak ada sikap memaksa satu sama lain, maka hal ini akan menyuburkan rasa cinta yang telah bersemayam di hati.
Jodohmu, teman temanmu adalah cerminan dari dirimu sendiri, apa yang kau tanam itulah yang bakal kau tuai. Cepat atau lambat apa yang sudah kau lakukan yang baik atau buruk,kelak akan kamu dapati dan rasakan akibatnya....
Jika dia jodoh kita,jika dia teman kita Allah akan selalu menunjukan buktiNya. Bahwa tak ada yang sia sia Allah mempertemukan dan memisahkan kita dengan orang orang yang kita anggap BERARTI.
Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan untuk bisa mengamalkan prinsip-prinsip mulia nan agung ini dalam kehidupan kita. Semoga Allah menambah kecintaan kita kepada keluarga,saudara,teman dan kekasih, demi meraih ridha-Nya.
Wallahu a’lam.....
Semoga bermanfaat, izin tag....
Bagi yang tak menyukai silahkan remove tag or unfriend :)
(Diadaptasi dari artikel berjudul How We Should Treat Each Other karya Syaikh Khalid As Saq’abi)
1 komentar:
Obat Keputihan
Obat Keputihan
EmoticonEmoticon