Renungan filosofi kopi #UNTUK_RUMAH_TANGGA

Berumah tangga itu ibarat ngopi, takaran nya tidak selalu pas. Terkadang manis nya lebih terasa dan suatu waktu pahit nya pun dominan...

Jangan kita biar kan atau di buang, nikmati saja sehingga suatu saat kita terbiasa. Ketika rumah tangga kita sudah menjadi candu bagi kita, maka percaya lah bahwa tidak ada kenikmatan yang lebih nikmat di luar sana lagi...

Berumah tangga itu ibarat ngopi, harga kopi di kafe tentu beda dengan harga kopi di warung, meski rasa nya sama, karena yang di beli sebenar nya bukan semata-mata kopi nya, melainkan suasana nya, karena itu mahal kan lah suasana rumah tangga kita dan buat lah berkualitas setiap waktu dalam kebersamaan...

Berumah tangga itu ibarat ngopi, jika kita hanya mau manis nya saja, jangan ngopi, tapi minum lah sirup, karena sirup adalah rasa manis yang dinikmati oleh mereka yang memutus kan pilihan hidup single...

Tidak ada pilihan lain selain manis, memang manis, tapi tentu saja tidak senikmat kopi.
Demikian pula jika kita hanya menikmati sensasi pahit nya saja. Jangan ngopi, tapi minum lah jamu. Nah itu lah jomblo...

Berumah tangga itu ibarat ngopi, para pengopi adalah orang-orang yang terlatih dalam menakar hidup...

Istri memasak air dan kopi nya, suami penikmat nya, di butuh kan kerja sama yang cermat mulai dari proses hingga hasil...

Orang-orang hanya boleh melihat asap yang mengepul dan aroma yang wangi, tanpa perlu tau bagaimana berantakan nya dapur sang istri...

Berumah tangga itu ibarat ngopi, soal rasa yang utama dan nikmat nya ada di permukaan serta ampas nya cukup kita sembunyi kan, jika perlu endap kan hingga ke dasar terdalam gelas kita...

Jangan kita umbar pada siapapun bahkan ke orang-orang terdekat kita, jika rumah tangga kita ibarat kafe besar, tentu saja konyol membagi rahasia racikan kita...

Berumah tangga itu ibarat ngopi, kadang kala ada pihak ke tiga yang datang mencampuri, otomatis menambah gurih, tapi bisa pula sebalik nya. Taruh lah seperti krimer atau susu, jika krimer atau susu nya kebanyak kan, maka berpotensi mengurangi kenikmatan...

Krimer itu bisa berwujud saudara atau ipar-ipar, sementara susu itu anggap saja mertua.
Campuran lain yang mematikan adalah sianida. Kalau yang ini sudah pasti mantan, maka buang jauh-jauh, pasti kan gelas nya bersih sebelum menuang kopi yang baru...

Berumah tangga itu ibarat ngopi kita tentu tidak sudi jika ada orang yang mencoba mengaduk kopi di gelas istri kita...

Tapi sebaik nya kembalikan juga pada diri kita apa kita yakin tidak pernah menikmati adukan kopi dari orang lain ???...

Demikian lah rasa cemburu, akar nya adalah ketidak nyamanan dan jangan sepelekan selingkuh-selingkuh kecil, karena dia adalah awal pengkhianatan terhadap kasih sayang...

Berumah tangga itu ibarat ngopi dan jangan berharap kesempurnaan pada segelas kopi yang murahan dan jangan menuntut berlebihan, jika kita sendiri main belakang...

Kita menanam kan itu pada istri kita definisi dari setia, sementara kita sibuk menjempol foto profil wanita lain.
Jika bersama, kita bermanja-manja dan jika dia tidak ada, kita berasyik masyuk dengan bigo live, lalu kesetiaan mana yang kita maksud ?

Berumah tangga itu ibarat ngopi, kebanyak kan ngopi di kafe, niscaya akan membuat kita merasa hambar pada kopi di rumah...

Kebanyakan urusan di luar, biasa nya akan membuat kita tidak peka pada masalah internal...

Jika istri kita bermuka masam, cari tau jangan hanya diam, mungkin dia lelah, mungkin pula kita ada salah...

Sekali-sekali, rangkul lah dia dari belakang, belai rambut nya dan bisik kan lembut di telinga nya :

"Sayang, postingan tas yang waktu itu kamu jempol di olshop, sekarang sudah pre order loh, mau aku transferin ?"

Happy family every day.
Kopi boleh pahit, rumah tangga kita jangan pahit, nikmati lah hidup ini dalam kebersamaan yang ceria tanpa rasa pahit...


EmoticonEmoticon