Wanita lebih fanatik daripada pria dalam soal pandangan mereka. Hal itu dikarenakan tabiatnya memang demikian. Wanita lebih mudah terpengaruh dengan kejadian-kejadian yang dialaminya dibanding pria. Dia amat terkesan dengannya secara berlebihan, lalu memikirkan dan mengamatinya lebih dari yang semestinya. Berbeda dengan kaum pria, mereka kebanyakan tidak tergetar kecuali oleh kejadian-kejadian besar.
Wanita fanatik selalu nampak goncang dan tidak seimbang. Letih, padahal tidak melakukan apa-apa. Karena diserbu perasaan batin yang hebat luar biasa, yang melelahkan tubuhnya dan sekaligus akalnya, melebihi yang ditimbulkan oleh kerja fisik. Dari sanalah, ia nampak kurang bahagia dari wanita lainnya.
Fanatisme-menurut kesimpulan para psikolog- menimpa wanita yang kurang cerdas. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seorang wanita, ia semakin mampu menjaga keseimbangannya. Karena, ia bisa menyelesaikan masalahnya dengan mudah dan logis, sehingga tidak kehilangan akal ataupun urat sarafnya.
Adapun wanita yang kurang kecerdasannya, ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan mudah, ia tidak bisa berpikir secara cerdas. Pada gilirannya, hatinya menjadi kacau dan semakin fanatik. Ia tidak bisa mengambil jarak dari permasalahannya. Cenderung rapuh dan bergantung pada orang lain.
Demikian pula fanatisme bisa menimpa wanita yang keterlaluan egois, karena dia selalu menginginkan sesuatu selalu berporos pada dirinya. Itu bisa dilihat dari seringnya dia mengulang kata-kata “aku” secara terus menerus. Egoisme kadangkala disebabkan karena kesulitan tidur berhari-hari, buruknya asupan makanan, atau bisa juga karena faktor keturunan.
Bagaimana Mengatasinya?
Syaikh Muhammad Barakat dalam bukunya, Wanita dan Pria Dalam Satu Gerbong memberikan beberapa nasehat untuk mengatasi fanatisme wanita ini;
1. Berhentilah dari kegemaran mengadu dan mengeluh tentang hidup kepada orang lain. Karena, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik fikirkan bagaimana penyelesaiannya antara kamu dan dirimu, dengan cara yang logis dan sehat.
2. Jangan bisikan pada dirimu bahwa kamu teraniaya atau kurang beruntung.
Yakinkan dirimu bahwa hidup itu sederhana dan mudah, kalau kamu menjalaninya dengan pikiran optimis.
3. Jangan memandang orang lain dengan pandangan curiga dalam segala hal, dan jangan berupaya menafsiri sesuatu dengan tafsiran yang rumit.
4. Jangan terlalu serius (menggebu-gebu) menguraikan kepribadianmu, pendapat-pendapatmu, pikiran-pikiranmu, maupun hidupmu. Bersikaplah sewajarnya dan jagalah ketenangan hatimu. []
Sumber: Muslimahzone/vvr/klinikf3cinoling
EmoticonEmoticon