Virus HIV yang menginfeksi seseorang tidak serta-merta langsung menimbulkan gejala-gejala berat. Perlu waktu yang cukup lama hingga infeksi HIV berkembang menjadi kondisi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Seseorang yang terkena HIV akan mengalami tiga tahap infeksi. Tahap paling awal infeksi HIV biasa disebut dengan infeksi akut atau serokonversi, biasanya terjadi dalam rentang waktu 2-6 minggu setelah terpapar. Dalam tahap ini, sistem kekebalan tubuh akan berjuang untuk menaklukkan virus HIV. Gejala yang muncul pun akan mirip dengan gejala-gejala yang timbul akibat serangan virus lainnya, misalnya penyakit flu. Sebanyak 50-90% orang yang terinfeksi HIV mengalami gejala-gejala tersebut. Lama munculnya gejala bisa berlangsung selama 1-2 minggu.
Gejala akut HIV ini kemudian akan menghilang, sementara virus akan benar-benar memasuki tahap infeksi kedua, yaitu tahap nongejala. Setelah tahap kedua, maka selanjutnya status HIV akan memasuki tahap ketiga alias menjadi AIDS.
Yang dimaksud dengan gejala awal HIV adalah gejala-gejala yang biasa muncul pada sekitar enam bulan awal sejak terpapar, termasuk kumpulan gejala akut yang menyerupai penyakit flu atau yang biasa disebut acute retroviral syndrome (ARS). Beberapa kondisi di bawah ini adalah gejala-gejala awal yang mungkin muncul saat seseorang terkena penyakit mengerikan ini.
Demam
Salah satu gejala acute retroviral syndrome (ARS) yang pertama kali muncul biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh mencapai 38,9 derajat Celcius. Gejala awal ini sendiri biasanya datang tidak sendirian karena dapat dibarengi beberapa gejala lain yang menyertainya, seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
Kelelahan
Sistem kekebalan tubuh akan memberikan respon inflamasi terhadap infeksi HIV. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami rasa lelah dan lesu.
Nyeri pada Kelenjar Getah Bening dan Otot
Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening juga dapat menjadi salah satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan saat terjadi infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka ketiak, pangkal paha, dan leher kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu, sama halnya dengan infeksi virus lainnya, gejala awal HIV dapat meliputi nyeri pada sendi dan otot.
Gejala-gejala Lainnya
Sakit kepala, nyeri di tenggorokan, dan munculnya ruam di kulit adalah beberapa gejala lain yang patut diwaspadai. Salah satu gejala awal yang khas pada penderita HIV adalah adanya luka terbuka atau borok di daerah mulut. Gejala ini sendiri biasanya hilang setelah beberapa minggu mendiami mulut.
Gejala-gejala di atas belum tentu menjadi kepastian bahwa seseorang terinfeksi HIV. Sebaliknya, ada sebagian orang yang meski telah mengidap penyakit ini selama bertahun-tahun namun tetap tidak merasakan gejala-gejala awal seperti di atas. Meski tidak muncul gejala, penderita tetap dapat menularkan virus HIV pada orang lain.
Yang terbaik dilakukan saat timbul rasa was-was terkena HIV adalah melakukan tes di rumah sakit. Jika hasil tes tersebut ternyata positif, pastikan untuk berkonsultasi kepada dokter demi mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat.
Bagi siapa pun yang telah merasakan gejala awal HIV dan hasil tesnya positif, selain mencari tahu pengobatan yang tepat, ketahui pula bagaimana cara mencegah penyebaran virus ini kepada orang lain. Ketahuilah langkah-langkah penting apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko menjadi agen penyebar HIV.
EmoticonEmoticon