Jangan Curhat dengan Suami Orang

Wanita biasanya memiliki sifat selalu ingin didengarkan dan selalu ingin mencurahkan isi hatinya, terkadang curhat kepada orang lain itu terasa lebih lega, padahal kita mempunyai orang tua yang seharusnya menjadi tempat sandaran untuk meminta solusi. lantas bagaimana ketika sudah menikah?

Tentunya, curhat terbaik bagi orang yang sudah menikah ialah pada pasangannya. Terutama sang istri, jangan pernah sungkan membicarakan segala keluh kesahnya pada suami. Hanya saja, seringkali kita temukan suami yang memang tidak bisa diajak curhat. Ia lebih suka menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Alhasil, tak sedikit istri yang malah curhat pada suami orang. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?

Suatu ayat melarang kita untuk tidak mendekati zina karena sesungguhnya zina adalah sutu perbuatan keji dan jalan yang buruk. Di dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa hukum perantara sama dengan hukum tujuannya sehingga hukumilah dengan hukum itu untuk tambahan lainnya. Berdasarkan kedua riwayat tersebut didapatkan kesimpulan bahwa perantara menuju zina pun juga dilarang oleh agama, seperti berdua-duaan.

Ibnu Rabi’ah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa dilarang bagi laki-laki berduaan dengan wanita yang tidak halal untuknya. Karena sesungguhnya, setan adalah orang ketiga di antaranya kecuali jika bersama mahramnya.

Mungkin sebagian besar orang mengira bahwa berduaan hanyalah saat bertemu dan pergi bersama. Padahal, berduaan dapat berupa chating dengan lawan jenis, termasuk dengan curhat pada suami orang. Namun, hal ini masih banyak terjadi di zaman yang modern ini. Oleh karena itu, kita harus tahu apa saja bahaya yang diakibatkan dari kebiasaan ini.

Terdapat berbagai bahaya saat kita curhat pada suami orang lain, baik bertemu langsung ataupun melalui media sosial, seperti BBM, Line, SMS, dan masih banyak lagi. Saat kita sering curhat atau mencurahkan isi hati pada orang lain maka secara otomatis kita akan semakin dekat dengan dirinya karena kita menjadi semakin tahu satu sama lain.

Jika hal ini terjadi pada mahram atau sesama jenis kelamin maka akan berdampak positif karena hati kita menjadi lega dan hubungan satu sama lain. Beda perkara jika orang yang Anda ajak bercerita adalah lawan jenis maka dapat menimbulkan berbagai fitnah.

Maka, akan lebih baik jika kita tidak membiarkan diri kita curhat pada suami orang. Sebab, walau bagaimana pun ia memiliki istri, yang juga tentunya tidak akan suka jika suaminya dekat dengan wanita lain. Hal ini bisa saja menimbulkan masalah yang besar. Bukan menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

Kalau pun suami bersikap dingin, artinya tidak bisa diajak curhat, maka kita bisa terus mendekati dan memahaminya. Coba cari tahu mengapa ia bersikap demikian. Barulah cari solusi terbaik, yang menurut kita bisa meluluhkan suami, sehingga mampu menjadi partner terbaik dalam hidup. Agar keharmonisan dalam rumah tangga pun terjaga. []

Kedahsyatan Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil

Kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil merupakan dzikir pendek, akan tetapi mengandung makna yang luar biasa. Di alam dunia, manusia seringkali merasakan suka dan duka yang silih berganti.

Meski telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa manusia itu akan diuji dengan perasaan gelisah, orang-orang yang beriman akan tetap percaya kalau Allah Swt selalu bersamanya sehingga perasaan galau dan gelisah dapat teratasi.

Kepasrahan mereka menerima takdir Allah Swt, membuat jiwa lebih sabar dan tenteram dalam menghadapi cobaan kerasnya kehidupan.

Bacaan hasbunallah wanikmal wakil adalah dzikir pilihan untuk seluruh umat Muslim. Hati yang dekat dengan Ilahi, memiliki perasaan yang sangat peka terhadap keadaan sekitar, sehingga terhindar dari kejahatan yang mungkin akan dilakukan orang lain terhadapnya. Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya dalam firman-Nya,

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab“. (Ali Imron: 173)

Sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)

Kedahsyatan Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil


Sejarah telah mengatakan, hasbunallah wanikmal wakil adalah salah satu bacaan yang diucapkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, ketika mereka menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat. Kekuatannya melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang yang mengucapkan. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat untuk berserah diri, dan pengakuan bahwa semua makhluk ciptaan-Nya adalah lemah atau tidak abadi.

Bacaan diatas merupakan untaian ayat Al-Quran dengan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajarinya, maka menjadi tahu arti, makna, hikmah, keutamaan, dan kelebihannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus meminta perlindungan kepada-Nya. Berikut ini adalah beberapa kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil:

1. Membaca dzikir hasbunallah wanikmal wakil adalah salah satu bentuk ketaqwaan kita kepada Allah. Bentuk dan rasa tawakal kita kepada Allah dengan sepenuhnya mendekatkan diri kepada Allah. Dengan kalimat ini, kita menyerahkan segenap jiwa dan raga kepada Allah, menyerahkan segala urusan, beban, dan masalah kita kepada Allah karena Allah lah sebaik-baiknya wakil. Tawakal dan ikhlas menyerahkan sepenuhnya urusan kepada Allah Swt.

2. Pada saat dihimpit berbagai problematika kehidupan dunia yang begitu menyesakkan, dirundung duka dan derita, serta masalah-masalah yang berkecamuk, termasuk kesulitan hidup, maka kita hendaknya mengucapkan ayat hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir. Selain itu, merupakan wujud ketergantungan (dependen) manusia kepada Allah Swt, manifestasi permohonan tolong kepada Allah, dan bentuk tawakal untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya.

3. Adapun makna hasbunallah wanikmal wakil secara implisit (tersirat) menyatakan ke-esaan Allah sebagai satu-satunya dzat yang patut kita untuk menyerahkan segala urusan, meminta pertolongan, dan memohon perlindungan. Kita dilarang untuk menyerahkan masalah, meminta pertolongan dan memohon perlindungan kepada selain Allah, karena Dia lah sebaik-baiknya dzat yang patut disembah dan dimintai pertolongan.

Kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil yang memiliki arti dan makna sangat mendalam atas kedekatan dan rasa tawakal kita kepada Allah sebagai Tuhan Sang Pencipta yang Maha Kuasa.

SURAH AL WAQIAH



Ya Allah. Ampuni kami dari segala dosa-dosa kami, ampuni guru-guru kami, orang tua kami, saudara-saudara kami, sahabat-sahabat kami. Bebaskan kami dari siksa api neraka. Jauhkanlah kami dari segala perbuatan maksiat. Ya Allah kabulkanlah doa kami. Limpahkanlah kepada kami rezeki yang banyak, rezeki yang halal, rezeki yang barokah, rezeki yang bisa membuat kami semakin taat kepada-Mu, Ya Allah. Aamiin Yaa Robbal Aalamin.

Jika Berteman Dengan Kaum Wanita Yang Berakhlak Buruk Ini Akibatnya

Klinik F3 Cinoling. Berteman dengan Kaum Wanita yang Berakhlak Buruk. Betapa banyak wanita yang menderita, sedang penderitaannya ini disebabkan oleh teman yang buruk? Juga, betapa banyak wanita yang mengalami kesengsaraan diakhirat karena masuk neraka dalam keadaan tidak mati, tapi tidak juga hidup disebabkan oleh teman yang buruk? Teman itu sangat berpengaruh pada temannya. Ia bisa menuntun orang kepada keridhaan Allah, namun bisa juga menuntun ke neraka dan murka Dzat Yang Maha Perkasa. Karena itu, hendaknya seorang wanita memperhatikan siapa yang akan dijadikan teman dekatnya.


Abu dawud meriwayatkan bahwa Nabi Bersabda :

“Seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya. Maka, hendaknya salah seorang diantara kalian memperhatikan siapa yang akan dijadikan teman dekatnya.”

Al-Mubarakfuri di dalam Tuhfatul Ahwadzi, VII : 49, mengatakan,”Siapa yang kamu ridhai agama dan akhlaknnya, jadikanlah ia sebagai teman. Dan, siapa yang yang tidak demikian, jauhilah dia. Sebab, tabiat
itu dapat memikat, dan persahabatan itu bisa memperbaiki atau merusak keadaan. Tidak salah bila seorang pujangga mengatakan dalam syairnya :

Tentang seseorang, jangan bertanya kepadanya, tapi tanyalah siapa temannya
Karena setiap orang itu mengikuti teman yang menyertainya
Jika kamu berada diantara suatu kaum, maka bersahabatlah yang terbaik diantara mereka

Jangan bersahabat dengan yang buruk , akibatnya kamu pun terpuruk lantaran keburukannya
Tidak diragukan lagi bahwa teman dan sahabat saling mempengaruhi antara yang satu dan lainnya.

Inilah yang ditegaskan oleh Nabi, Imam bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwa Nabi bersabda :

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pande besi. Seseorang penjual minyak wangi  bisa jadi akan memberimu minyak wangi, atau kamu mebelinya, atau pun kamu akan mendapati aroma yang harum darinya. Sedangkan tukang pande besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu, atau bisa pula kamu akan mendapati aroma yang  busuk  darinya,”

Dalam penjelasan hadits ini, Imam Nawawi mengatakan,”Hadits ini mengungkapkan keutamaan berteman dengan orang shlaih, baik, memiliki kepribadian yang luhur, berakhlak yang mulia, bersahaja, berilmu, dan beradab. Juga mengungkapkan larangan berteman dengan orang-orang yang buruk, perilaku bid’ah, dan yang suka membicarakan aib orang lain, atau gemar melakukan kedurhakaan.”

[reportaseterkini.net/klinikf3cinoling]

Info Kesehatan

                      Info Kesehatan {Klinik F3 Cinoling} Mr. Sabri. MH

Rumah Sehat: Buka Untuk Umum

* Kanker / Kelenjar / Kista-Meoma (Benjolan),
* Diabetes - Impotensi / Ejakulasi Dini
* Stroke Karena Darah Tinggi, Penyempitan Syaraf
* Hernia - Prostate - Hemorid / Ambeien - Asma
* Alergi / Gatal - Katarak


Perlengkapan Alat, Kosmetik dan Obat-obatan dan Produk Hpai

@ Melayani Therapy BEKAM Steril, dan BIO ENERGI

* Cek Kolesterol
* Asam Urat
* Diabetes


Kunjungi Alamat Kami:

JL. Raya. Selakopi No. 11. Lembursawah, Kec. Cicantayan, Kab. Sukabumi, 43155. Jawa Barat. Hp. 0812 9889 2003.

Praktek: Senin - kamis Jam 08.00 s/d 20.00. Sabtu - Minggu 09.00 s/d 17.00.

http://www.klinikf3cinoling.blogspot.com.

Kebahagiaan Pernikahan Jangka Panjang Ternyata Tergantung Pada Istri

Dalam sebuah pernikahan yang langgeng, kebahagiaan siapa kah yang paling menentukan kondisi rumah tangga tersebut? Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kebahagiaan istri adalah inti dari sebuah pernikahan yang bahagia.


Dilansir dari EurekAlert, sebuah penelitian dari University of Michigan mengungkapkan bahwa kebahagiaan istri adalah yang paling utama dalam sebuah hubungan pernikahan. Kebahagiaan yang dimiliki oleh istri tersebut dapat memiliki efek jangka panjang terhadap keberlangsungan sebuah hubungan pernikahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai kualitas pernikahan dan kebahagiaan yang dimiliki oleh pasangan manula. Data dari penelitian didapat dari 394 pasangan suami istri pada tahun 2009. Pasangan suami istri ini rata-rata sudah memiliki usia di atas 60 tahun dan telah menikah selama 39 tahun.

Untuk mengukur kualitas pernikahan, partisipan diberi pertanyaan tentang hal-hal yang terjadi selama pernikahan mereka. Selain itu mereka juga diminta menulis sebuah catatan yang berisi tentang kebahagiaan yang mereka alami dalam 24 jam ke belakang. Dari data yang didapat oleh peneliti, partisipan rata-rata menilai hidup mereka termasuk cukup bahagia.

Rata-rata partisipan pria memiliki penilaian yang lebih bahagia terhadap penilaian yang mereka alami. Tetapi kebahagiaan pria bisa jadi turun sangat drastis ketika pasangan mereka mengalami sakit atau masalah.

Ketika sedang sakit, istri juga lebih tergantung kepada anak mereka dan bukan pada suami. Dari penilaian tersebut diketahui bahwa kebahagiaan pasangan di usia senja ditentukan oleh keberadaan dan kesehatan seorang istri. Oleh karena itu kebahagiaan suami tidak begitu berpengaruh banyak pada sebuah pernikahan sedangkan pada istri hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar.

Disimpulkan juga dari penelitian tersebut bahwa kualitas pernikahan dapat saling berpengaruh dengan kesehatan dari seseorang terutama ketika dia telah tua. Jadi jika Anda ingin membuat pernikahan lebih bahagia, sering-sering senang kan hati istri Anda.

SUMBER MERDEKA.COM

10 Pertimbangan dalam Memilih Pasangan

MEMILIH pasangan hidup yang baik dan sesuai perintah agama adalah keharus bagi setiap orang. Hanya saja, sedikit dari kita yang mengetahui kriteria apa saja yang harusnya dimiliki oleh kita atau pun calon pasangan kita sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Di dalam banyak kitab fiqih, para ulama menulis beberapa anjuran yang seharusnya juga menjadi bahan pertimbangan merupakan dalam memilih pasangan, karena sunnah Nabi SAW.

1. Kualitas Agama

Masalah kualitas agama adalah perkara fundamental. Idealnya seorang wanita dipilih menjadi istri karena memang terbukti kualitas keagamaan yang dimilikinya itu original, asli dan sudah bawaan dari ‘sononya’.

Sebab semua itu akan sangat membantu dalam menjaga kualitas keagamaan suami dan anak-anak nantinya. Rasulullah SAW bersabda:

Wanita itu dinikahi karena empat perkara : Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena kualitas agamanya. Maka setidaknya pastikan wanita yang punya agama engkau akan beruntung. (HR. Bukhari Muslim)

2. Diutamakan Perawan

Meski Rasulullah SAW menikah rata-rata dengan janda, namun beliau tetap menganjurkan para shahabatnya agar menikah dengan perawan. Dalam sabdanya beliau menegaskan

Hendaklah kalian menikah dengan perawan, karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih ridha dengan yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah)

Ketika Jabir bin Abdillah memberitahu Rasulullah SAW bahwa dirinya akan segera menikah dengan seorang janda, maka Rasulullah SAW sempat mempertanyakan :

Kenapa kamu tidak menikahi perawan saja sehingga kamu bisa bermain-main dengannya dan dia bisa bermain-main denganmu? (HR. Bukhari Muslim)

Namun anjuran menikahi perawan ini tidak bersifat mutlak, sebab selain Rasulullah SAW sendiri lebih banyak menikahi janda dari pada perawan, ketika ada shahabat beliau yang menikah dengan janda dengan alasan yang kuat dan masuk akal, hal itu dibenarkan oleh beliau.

Ketika Jabir dipertanyakan oleh beliau SAW di atas, saat itu jawab Jabir adalah bahwa dirinya menikahi janda dengan pertimbangan bahwa dirinya punya banyak adik perempuan yang masih kecil dan butuh belaian tangan kasih seorang ibu. Maka berharap dengan menikah dengan janda yang tentunya sudah banyak berpengalaman merawat anak-anak kecil, Jabir berpikir akan lebih baik untuk adik-adiknya. Dan hal itu dibenarkan oleh Rasulullah SAW.

3. Belum Punya Anak

Mazhab Al-Hanafiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabila menganjurkan dalam menikahi wanita sebaiknya yang belum pernah punya anak. Kalau pun wanita itu janda, maka yang lebih diutamakan adalah yang belum punya anak. Tujuannya tentu saja agar wanita itu bisa lebih optimal dalam melayani suaminya dan tidak terganggu dengan kewajiban mengurus anak.

Oleh karena itulah ketika pada awalnya Ummu Salamah radhiyallahuanha menolak pinangan Rasulullah SAW, alasannya karena beliau adalah wanita janda yang sudah punya anak. Beliau khawatir tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada Rasulullah SAW.

Namun karena Rasulullah SAW diperintah dengan wahyu, maka pernikahan beliau dengan Ummu Salamah tetap berlangsung.

4. Keturunan

Islam bukan agama feodal yang mementingkan darah dan keningratan. Maka ketika agama Islam menganjurkan untuk memperhatikan masalah keturunan, tentunya bukan dari segi keningratan, darah biru atau tingkat status sosial.

Pertimbangan masalah keturunan ini lebih menyoal kepada keshalihan dan kualitas implementasi agama dari kedua orang tua dan keluarga si calon istri. Barangkali dalam bahasa yang sederhana, seberapa kiyai-kah keluarga calon istri. Atau seberapa ulama-kah keluarganya.

Sebab ada hadits yang bicara tentang tidak bolehnya seorang wanita dinikahi lantaran karena semata-mata ketinggian martabat (keningratan) keluarganya secara duniawi.
Siapa yang menikahi wanita karena semata-mata dari segi keningratannya, Allah tidak menambahkan kepadanya kecuali kerendahan. (HR. At-Thabarani)

5. Kesuburan

Di antara salah satu pertimbangan penting tentang calon istri yang ideal untuk dipilih adalah mereka yang terbukti kuat punya tingkat kesuburan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari berbagai indikator, di antaranya kesuburan saudari-saudarinya yang sudah menikah, atau para wanita lainnya dalam keluarganya.

Sebab salah satu tujuan pernikahan di dalam agama Islam adalah untuk mendapatkan dan memperbanyak keturunan, dimana secara lebih makro, Rasulullah SAW berujar tentang lomba dengan para nabi yang lain tentang jumlah umat Islam.

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Nikahilah wanita yang pengasih dan subur, karena aku berlomba dengan umat lain dengan jumlah kalian.” (HR. Ahmad)

Di antar hikmah beranak banyak di masa sekarang ini adalah seorang wanita akan berpikir seribu kali kalau minta bercerai dari suaminya. Jauh berbeda antara istri yang sudah punya anak 12 dengan yang belum punya anak. Yang belum punya anak akan lebih mudah minta cerai kepada suaminya.

Hal yang sama juga terjadi pada suami, ketika 10 tahun pernikahan istri tidak juga punya anak, sulit ditepis dari benak suami untuk tidak menikah lagi dengan wanita lain, meski tidak pernah diungkapkan kepada istrinya.

Dan kisah Nabi Ibrahim alahissalam dan istrinya, Sarah, yang bertahun-tahun membina rumah tangga tanpa segera menerima kehadiran anak, barangkali bisa dijadikan contoh kasus.

Namun ada juga kisah orang yang sedemikian sabar karena belum punya anak juga, meski usia pernikahan sudah lebih ari 50 tahun. Salah satunya adalah kisah Nabi Zakaria yang kerjanya siang malam berdoa agar punya anak, sampai dirinya jadi tua dan seluruh rambutnya berkobar dengan uban.

(Zakaria) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (QS. Maryam : 4-6)

Akhirnya Allah SWT memberi kabar gembira kepada hamba-Nya bahwa dia akan segera beroleh seorang anak yang namanya Yahya. Zakaria sempat herannya juga dan malah balik bertanya,”Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.

Maka Allah berfirman hal itu mudah bagi-Nya dan lahirlah sang anak, ketika keduanya sudah tua renta atas mukjizat Allah.

Buat kita kisah ini sekedar mukjizat buat nabi, tentu keliru kalau orang ingin punya anak lalu malah menikahi nenek-nenek yang sudah berusia 99 tahun 11 bulan 29 hari, sambil berharap datangnya mukjizat seperti Nabi Zakaria. Sebab Nabi Zakaria sendiri tidak pernah menikahi nenek-nenek, istrinya yang sudah tua renta itu dulu waktu dinikahi adalah perawan ting-ting 100%. Namun terlambatnya dapat anak karena Allah SWT ingin menguji pasangan itu.

6. Kecantikan dan Kepatuhan

Tentu keliru kalau pertimbangan paling utama ketika menikah seorang wanita semata-mata hanya faktor kecantikan. Tetapi juga keliru kalau faktor kecantikan tidak boleh dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan. Jadi yang tepat adalah posisi di antara kedua. Rasulullah SAW sendiri pernah ditanya tentang pertimbangan menikahi seorang wanita, dan ternyata beliau menjawab salah satunya karena faktor kecantikan.

Ya Rasulallah, wanita yang baik itu yang bagaimana? Beliau SAW menjawab,”Kalau kamu melihatnya, kamu bergembira, tapi dia patuh kepadamu kalau kamu perintah. (HR. An-Nasai’)

Sedangkan wanita yang terlalu bangga dengan kecantikannya, sehingga dia merasa bisa menaklukkan laki-laki hanya dengan kerlingan sudut matanya, jelas bukan termasuk dalam kategori ini.

Sebab kriteria itu menyebutkan bahwa wanita itu patuh kepada suaminya bila diperintah, tanpa cemberut atau bermuka masam. Dan bukan wanita yang membuat suaminya jadi takut kepada istri, dikarenakan suaminya merasa tidak percaya diri lantaran berwajah jelek.

Dan kecantikan adalah sebuah penilaian yang sifatnya sangat relatif. Dimana tiap peradaban dan zaman punya konsep yang berbeda tentang kecantikan. Di abad 21 ini, umumnya orang punya pandangan kecantikan adalah boneka Berbie, yang putih kulitnya, tinggi, kurus, semampai. Sehingga para wanita sedunia terobsesi dengan bentuk tubuh boneka itu, meski sesungguhnya tidak lebih dari propaganda produk kosmetik.

Siapa sangka bahwa di masa lalu, konsep kecantikan justru terbaik 180 derajat. Salah satunya ratu kecantikan Mesir, Cleopatra. Meski dalam film Cleopatra selalu digambarkan sebagai sosok yang rupawan, para ahli sejarah justru mengatakan bahwa bentuk kecantikan Cleopatra itu aneh bin ajaib bila diukur di masa kini.

Betapa tidak, ternyata sang ratu yang diperebutkan oleh dua pemimpin besar kala itu, Julius Caesar dan Mark Antonius, konon malah memiliki leher yang gemuk, dahi mendatar, hidungnya lancip bengkok, telinganya panjang, dagunya mencuat, tinggi tubuhnya pun hanya 1,5 meter, bertubuh agak montok dan tidak menekankan pada kecantikannya. Satu lagi, ternyata Cleopatra berdarah Afrika yang kulitnya hitam legam.

7. Berakal dan Berakhlaq Baik

Amat dianjurkan menikahi wanita yang berakal dan bukan wanita yang bodoh, pandir, kurang akal dan ideot. Demikian juga sangat dihindari wanita yang kurang baik tabiat, jelek perangainya, rendah akhlaqnya, dan bermasalah dalam perilakunya.
Di dalam kitab-kitab fiqih seringkali disebutkan nasehat untuk menjauhkan diri dari menikahi tipe wanita seperti tersebut di atas.

Jauhilah wanita yang bodoh, karena kalau punya anak tidak ada artinya dan melayaninya menjadi bala’.

8. Bukan Kerabat Dekat

Secara aturan syar’i, Islam membolehkan seorang laki-laki menikahi wanita yang masih keluarganya sendiri yang bukan mahram. Akan tetapi bila ada banyak piliham ada anjuran dari para ulama untuk sebaiknya mencari wanita yang agak lebih jauh hubungan keluarganya.

Hikmahnya antara lain agar hubungan antara keluarga semakin luas, tidak hanya sebatas kerabat dekat, tetapi juga antara kerabat yang jauh, bahkan berbeda suku dan kebangsaan. Allah SWT berfirman :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.(QS. Al-Hujurat : 13)

9. Mahar Yang Seimbang

Di antara sunnah dalam menikahi wanita adalah yang maharnya seimbang, tidak terlalu mahal sehingga menjadi beban yang berat, tetapi juga tidak harus terlalu murah, sehingga menjadi tidak ada harganya.

Aisyah ummul mukminin radhiyallahuanha pernah meriwayatkan sabda Rasulullah SAW :

Diantara keberkahan seorang wanita adalah mudah melamarnya, sedikit mas kawinnya dan mudah mendapatkan kasih sayangnya. (HR. Ahmad)

Namun kalau kita bahas nilai sedikit atau banyak nilai mahar, tentu kita harus sesuaikan dengan budaya lokal dimana seseorang berada.

Budaya lokal kita memang nyaris 180 derajat berbeda dengan budaya negeri lain, khususnya budaya Arab. Urusan nilai mahar di negeri kita nyaris tidak pernah menjadi persoalan, sebab umumnya para wanita tidak terlalu peduli dengan nilainya.

Adalah sudah menjadi ‘urf (kebiasaan) buat para wanita di negeri kita untuk berbahagia menerima mahar berupa mushaf Al-Quran atau sekedar mukana dan sejadah shalat yang harganya tidak lebih mahal dari 100 ribu perak. Tidak ada yang merasa dirugikan, apalagi tersinggung.

Malah terkadang maharnya hanya berupa dibacakan surat Al-Fatihah, atau ayat-ayat tertentu. Sama sekali tidak ada nilainya dari sisi harta benda. Itulah budaya kita, bangsa Indonesia.

Tetapi lain halnya dengan budaya Arab, baik di masa sekarang apalagi di masa Nabi SAW dahulu. Nilai mahar setara dengan nilai martabat keluarga dan kehormatannya. Kalau menikahi wanita dari kalangan kaya dan terhormat, maka maharnya harus sesuai dengan keadaan mereka. Dan bila nilainya dirasa kurang cocok, pernikahan bisa saja dibatalkan.

Ketika khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahanhu berupaya memberikan batasan tertinggi atas nilai mahar, beliau pun diprotes dan diingatkan oleh para wanita. Intinya, bahwa mahar itu adalah hak para wanita, kenapa Umar berani-beraninya membatasi, padahal Allah SWT tidak membatasinya. Rasulullah SAW dan Abu Bakar radhiyallahuanhu juga tidak pernah membatasinya.

Maka ukuran mahal dan murahnya nilai mahar harus diukur sesuai dengan ukuran yang berlaku di suatu tempat budaya. Sebagai perbandingan, sepuluh ekor unta untuk mahar barangkali sangat mahal untuk ukuran Indonesia, meski di kalangan orang kaya sekalipun. Namun 10 ekor unta itu sebuah mahar yang ‘biasa-biasa’ saja untuk ukuran laki-laki usia 25 tahun yang menikahi janda usia 40 tahun.

Adalah Rasulullah SAW ketika menikahi Khadijah diriwayatkan memberi mahar 10 atau 20 ekor unta. Sebagian riwayat malah menyebutkan 100 ekor unta, sesuai dengan perbedaan periwayatan yang kita terima.

10. Bukan Wanita Yang Diceraikan

Mazhab Asy-Syafi’iyah menyebutkan bahwa sebaiknya wanita yang dinikahi itu bukan wanita yang dicerai atau ditalak oleh suaminya dalam keadaan dia masih mencintai suaminya.

Barangkali di antara hikmahnya karena bisa saja wanita itu tidak bisa melupakan mantan suaminya dalam waktu yang cukup lama.

Dengan menikah dengan janda yang masih hidup suaminya, maka masih terbuka kemungkinan untuk kembali lagi. Bahkan boleh jadi kembalinya mereka sesungguhnya lebih baik demi kemaslahatan dan keutuhan keluarga mereka. Apalagi misalnya masih ada anak-anak yang membutuhkan bersatunya kedua orang tua mereka.

Lain halnya bila suaminya telah meninggal dunia, maka putuslah harapannya untuk kembali kepada suaminya. Dan lebih besar harapannya untuk menikah dengan suami baru, tanpa ada resiko yang kurang diharapkan.[]

Sumber: rumahfiqih.

Ayah, Maafkan Aku

Oleh: Lia Lestari
lialestari99mts@gmail.com

AYAH…

Maaf, maafkan aku
Aku mengaku menyaingimu
Aku mengaku mencintaimu
Aku mengaku mengagumkanmu
Tapi aku justru yang menyebabkanmu ke neraka

Ayah…

Maaf, maafkan aku
Aku berkata kau segalanya bagi ku
Aku berkata aku sedih ditinggalkan mu
Namun aku justru bahagia tanpa memikirkan mu

Ayah…

Maaf, maafkan aku
Aku yang memperberat hisab mu
Sungguh aku malu ayah..

Ayah…

Bukan, bukan salah mu tak pernah memberiku lebih tentang ilmu agama
Bukankah waktu yang memang tak sempat kita miliki,

Ayah…

Taukah engkau?
Hatiku terkikis, batin ku menjerit
Air mata ku mengalir, tubuhku melemas

Ayah…

Sudah, aku sudah membacanya
Aku malu ayah, aku mengaku menyayangi mu
Tapi lagi lagi justru aku yang memperberat hisab mu

Ayah…

Dengan bangganya aku mengaplod foto ku tanpa menutup aurat
Dengan bangganya aku mengagumkan pria lain selain mu
Namun dengan tanpa sadar hati mu ter -iris karena ulahku

Ayah…

Maaf, aku baru menyadari nya
Tidakah bodoh diriku ini?
Mengaku menyayangi mu
Tapi justru aku yang memperberat hisab mu

Ayah…

Kini aku sudah tumbuh dewasa,
Aku sudah langkahkan hijrahku
Semua untukmu
Berharap bisa meringankan hisab mu kini,

Ayah…

Jangan menangis jangan bersedih lagi
Aku mengerti, aku malu sekali ayah
Ayah maafkan aku.

Ya Allah,
Maaf, maafkan aku..
Jangan salahkan ayah ku
Jangan hukum ia
Ini salahku
Ini ulah ku
Jangan perberat hukumannya
Jangan perberat hisabnya
Hukum saja aku,
Aku yang salah.. Jangan dia
Aku ikhlas…

Untuk ayah, silahkan hitung berapa banyak daun yang ada di muka bumi ini, tidaklah engkau bisa menghitungnya karena Allah, maka sebanyak itu pula rinduku padamu karena Allah. []

Ternyata, Jomblo Dan Telat Nikah Pun Jadi Sebab Penyakit Maag!

Salah satu penyakit yang menimpa Dr Ryan Thamrin–seperti yang diberitakan banyak media–adalah Maag. Pun begitu, jika kita menilik kepada masyarakat umum, seringkali kita menyaksikan banyak yang menderita penyakit lambung atau pencernaan ini. Hingga tak kenal status dan umur.


Penyakit ini membuat tidak nyaman pada perut, serangan maag juga kerap kali disertai sensasi perih pada dada dan perut serta rasa mual-mual.

Lalu, Apa hubungannya maag dengan status seseorang–seperti jomblo?

Dr. Juwita sendiri menyebutkan jika dalam pengalamannya menangani pasien, Ia kerap menemukan keluhan pasien berusia 20an yang mengalami sakit maag yang disebabkan oleh masalah Jodoh, masalah pekerjaan, atau masalah akademis yang memang bisa memicu stres.

Pakar kesehatan lainnya, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, dari FK Universitas Indonesia, menyebutkan jika stress memang berperan besar pada munculnya penyakit maag.

Menurut beliau, tak hanya bagi mereka yang jomblo atau belum menikah, orang tua dari anak yang tak kunjung juga menikah atau mendapatkan pasangan juga diketahui bisa mengalami serangan maag, meskipun memang kasusnya cukup jarang.

Jika Anda termasuk orang yang mudah terkena serangan maag dan belum memiliki pasangan hidup, mungkin mulai mempertimbangkan untuk mendapatkan pasangan sesegera mungkin–hanya rekomendasi. []

Sumber: dokter sehat

Kategori

Kategori