Selain Melahirkan, Ibu Lebih Merasakan Sakit karena Hal Ini

ANUGERAH bagi seorang perempuan ialah melahirkan dan menjadi seorang ibu. Rasa sakitnya ketika melahirkan tidak ia rasakan. Bahkan, ketika anak yang dilahirkannya itu sudah tumbuh dewasa, sang ibu tak pernah menuntut balik atas usaha mengeluarkan ia dari rahimnya.
Tapi, tahukah Anda, ada yang lebih sakit daripada melahirkan bagi seorang ibu. Apakah itu?


Ketika anak tumbuh dewasa, tak jarang anak tidak mementingkan bagaimana pengorbanan seorang ibu. Baik itu ketika melahirkan, merawat dan mengasuhnya hingga tumbuh dewasa.

Kini, cobalah tengok, banyak anak-anak yang tidak lagi patuh dan hormat pada ibunya. Ketika disuruh, mereka menentang. Ketika dinasihati, seolah-olah telinga mereka menjadi tuli. Bahkan, ketika sang ibu ingin bersamanya, ia lebih senang di luar bersama teman-temannya.

Inilah hal yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu. Ibu selalu ingin yang terbaik bagi anaknya. Ia tidak akan menunjukkan rasa sakitnya itu. Ia akan sembunyikan tangisnya dalam diam dan pengaduan terhadap Tuhan. Dikala sepertiga malam, dalam pengaduannya, ia tidak pernah mendoakan anaknya menjadi anak yang buruk. Melainkan, ia tetap berdoa yang terbaik bagi anak, walau hatinya terluka.

Sadarlah, walau kita tak pernah melihat bagaimana sakitnya hati seorang ibu dikala kita membentaknya, acuh padanya dan tak peduli padanya, tapi cobalah lihat perasaannya. Rasa cintanya begitu besar pada kita.

Walau kita selalu berlaku buruk padanya, ia tetap menyayangi dan terus berusaha memberikan kita yang terbaik. Lalu, masihkah kita mengikuti ego, dengan selalu menentang padanya? []

Cemburu pada Suami? Boleh Lho!

Permasalahan rumah tangga begitu banyak, baik dari urusan eknomi, sosial bahkan perasaan yang menyangkut hati sekali pun. Nah, yang paling sering terjadi ialah hadir dari permasalahan perasaan, terutama perasaan istri terhadap suaminya. Perasaan seperti apa yang sering dialami sang istri itu? Perasaan tersebut berupa rasa cemburu.


Cemburu menandakan bahwa istri ta menerima perbuatan dari suaminya, yang membuat hatinya tak nyaman.
Misalnya, ketika jalan bersama, lalu ada wanita lain yang lewat dihadapan mereka, dan seketika itu sang suami memperhatikannya. Maka, ketika istri mulai menunjukkan wajah yang tidak enak untuk dipandang, di saat itulah ia merasa cemburu. Dan terkadang ada pula istri yang langsung mengungkapkan rasa kecemburuannya itu, seperti sikap yang menjadi emosional kepada suami.

Ada yang mengatakan bahwa cemburu berarti cinta. Benarkah? Karena biasanya, orang yang memiliki rasa cemburu, menandakan bahwa ia tak terima jikalau suaminya sampai berpindah ke lain hati. Hal ini sangatlah wajar adanya, bahkan bila tidak memiliki rasa cemburu, patut dipertanyakan juga lho.

Akan tetapi, cemburu juga dapat melahirkan suatu pertentangan di antara dua insan yang saling memadu kasih tersebut. Akibat dari rasa cemburu sang istri yang berlebihan, sampai-sampai sikapnya emosional kepada suami, akan membuat suami memiliki perasaan yang tidak nyaman.

Jika sikap istri terlalu berlebihan dalam mengekspresikan rasa cemburu itu, tak jarang malah suami pergi meninggalkannya.
Oleh karena itu, boleh saja Anda memiliki rasa cemburu kepada suami.

Namun, perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu akan memberikan keburukan bagi diri Anda sendiri, termasuk pada hal cemburu ini.

Ketika Anda merasa perasaan cemburu yang Anda miliki berlebihan, maka cobalah untuk mengubahnya dengan mengendalikan rasa cemburu itu. Anda boleh cemburu, tapi sewajarnya saja. Anda dapat mengekspresikan rasa cemburu itu dengan suatu candaan yang dapat mencairkan suasana yang nyaman. Sehingga, sang suami pun akan terbawa pada kenyamanan tersebut.

Dengan begitu sang suami menyadari bahwa istrinya itu sangat mencintainya dan tak ingin kehilangannya. []

Manfaat Buah Tin Bagi Kesehatan

Klinik F3 Cinoling. Buah tin merupakan salah satu buah istimewa yang ada di dunia. Selain memiliki banyak manfaat, buah tin juga menjadi salah satu nama dalam Al-Quran yaitu surat At-Tin yang terdiri dari 8 ayat. Lantas, apa saja fakta dan manfaat buh tin?

1. Dapat menurunkan berat badan

Buah tin merupakan sumber makanan yang kaya akan serat. Seperti kita tahu, serat merupakan nutrisi yang sulit dicerna aleh lambung. Oleh karenanya, kita akan merasa kenyang lebih lama jika mengonsumsi makanan yang tinggi serat.

2. Membantu menurunkan tekanan darah

Kandungan potasium yang tinggi pada buah tin bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat membebani kinerja jantung. Penyakit satu ini disebabkan karena seringnya mengonsumsi makanan cepat saji dan banyaknya garam yang ditambahkan dalam makanan kita. Memakan buah tin baik yang segar maupun yang kering dapat membantu mengatasi penyakit ini.

3. Mencegah osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang memiliki sifat khas seperti massa tulang yang rendah, berkurangnya struktur jaringan pada tulang, sehingga menimbulkan tulang yang keropos. Seperti telah dibahas sebelumnya, buah tin kaya akan kalsium. Kalsium ini berperan penting untuk membentuk tulang dan mempertahankan kepadatan tulang.

4. Mencegah dan mengobati kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Pengobatannya pun tak mudah. Pasien harus melakukan chemoterapy yang membutuhkan biaya yang tak sedikit. Selain itu, kemoterapi juga dampak buruk bagi sel-sel sehat di dalam tubuh. Karena buah tin mengandung antioksidan kuat, dan nutrisi yang lengkap, maka buah tin cocok dijadikan sebagai terapi untuk mengobati kanker. [ta]

Sumber: Sobat Kebun

Tata Cara Bersuci dari Haidh

Khusus untuk kaum hawa yang baru baligh, jangan merasa kaget jika ada darah yang keluar dari (maaf) kemaluannya. Ini merupakan hal yang wajar dan hal ini bisa kita sebut dengan haidh atau menstruasi. Berapa lama waktu haidh itu berbeda-beda, ada yang hanya satu hari, tiga hari, lima, enam atau tujuh hari bahkan ada yang sampai lima belas hari. Namun pada umumnya lamanya masa haidh itu selama tujuh hari dan paling lama adalah lima belas hari. Adapun lewat dari lima belas hari maka itu bukan darah haidh tapi darah istihadhoh.


Dalam keadaan haidh, kita dilarang untuk shalat, Puasa, tawaf, berhubungan suami istri, memegang Al-Qur’an dan membacanya.

Setelah masa haidh selesai, kita diwajibkan untuk bersuci. Namun sayangnya banyak dari orang-orang kita yang bersuci sealakadarnya saja dan tidak sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Nabi. Mereka beranggapan bahwa mencuci rambut, membasahi seluruh tubuh dengan air dan membersihkan kemaluan dari sisa darah saja sudah cukup. Dan anggapan ini sama sekali tidak benar.

Adapun tatacara bersuci seusai haidh yang sesuai tuntunan Nabi adalah sebagai berikut :

Setelah selesai dari haidh, pertama-tama ambillah kapas lalu lumuri kapas tersebut dengan parfum atau sejenisnya (hindari parfum yang mengandung alcohol agar tidak pedih). Selanjutnya bersihkan kemaluan dengan kapas yang telah dilumuri parfum agar hilang bau darah.

Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Aisyah RA, bahwa “Seorang wanita Anshor bertanya kepada Nabi SAW: “Bagaimana aku mandi dari haid? Beliau menjawab: “Ambillah sepotong kapas yang dilumuri dengan minyak wangi lalu bersihkan dengan itu. Ia bertanya lagi, “Bagaimana aku membersihkan dengannya? Beliau menjawab, “Subhanallah, bersihkanlah.” Aisyah RA mengatakan, “Maka aku menariknya kepadaku lalu aku katakan, “Bersihkanlah bekas darah dengannya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Setelah membersihkan kemaluan dengan kapas tadi, maka mandilah dengan tata cara sebagai berikut :

1. Mandi dengan menggunakan air bersih

2. Dimulai dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim

3. Membasuh kedua tangan dengan air

4. Membasuh kemaluan dengan sabun dan sejenisnya

5. Membasuh kedua tangan sekali lagi dengan sabun dan jenisnya

6. Berwudhu dan meninggalkan kedua kakinya

7. Membasuh kepalanya tiga kali dengan air

8. Membasuh tubuh bagian kanan tiga kali dengan air

9/ Membasuh tubuh bagian kiri tiga kali dengan air kemudian berdiri dan membasuh kedua kakinya.

Untuk kaum Hawa mulailah untuk mengamalkan tata cara tersebut setelah bersih dari haidh. Semua akan bernilai pahala jika sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi.
Semoga bermanfaat. []

Kelainan Tulang Belakang Yang Perlu Anda Ketahui

Kelainan tulang belakang adalah kondisi di mana tulang belakang mengalami kelainan dan/atau gangguan dari hal pembentukan, keselarasan, dan bentuk tulang belakang itu sendiri. Berikut beberapa jenis kelainan tulang belakang yang perlu Anda ketahui.

Tulang belakang disusun atas tulang-tulang kecil yang berfungsi mendukung seluruh tubuh bagian atas. Tulang belakang yang sehat bila dilihat dari samping akan terlihat lengkungan yang lembut. Lengkungan tersebut membantu tulang menyerap tekanan dari gerakan tubuh dan gravitasi. Bila dilihat dari belakang, tulang belakang yang normal akan terlihat lurus hingga punggung. Kelainan tulang belakang sendiri terjadi ketika lengkungan tulang belakang nampak tidak sejajar atau berlebihan di daerah tertentu seperti yang terjadi pada kondisi lordosis, kiposis, dan skoliosis. Penyebab utama kelainan tulang belakang sangat beragam, bisa karena faktor genetik atau keturunan, bisa pula karena gangguan atau kondisi tertentu. Umumnya, gejala kelainan tulang belakang sulit terdeteksi pada anak usia dini.


Berikut ini adalah berbagai jenis kelainan tulang belakang yang perlu Anda ketahui:

Lordosis

Lordosis merupakan kelainan tulang belakang yang merujuk pada kondisi di mana tulang punggung bagian bawah seseorang melengkung atau bengkok ke depan. Spondilolistesis atau pergeseran ruas tulang belakang menjadi penyebab lordosis yang paling umum. Kondisi tersebut dapat terjadi karena bawaan lahir atau terjadi setelah melakukan aktivitas olahraga tertentu seperti senam. Pada kasus tertentu, lordosis juga bisa timbul bersamaan dengan terjadinya arthritis atau radang sendi pada tulang belakang.

Penyebab lordosis yang tidak umum, antara lain achondroplasia, yakni gangguan pada pertumbuhan tulang yang selama ini juga dikenal sebagai penyebab umum dwarfisme atau kekerdilan, dan distrofi otot. Di sisi lain, lordosis kerap dikait-kaitkan dengan sikap tubuh yang buruk, terutama saat duduk dan berdiri. Sikap tubuh yang dimaksud adalah sikap duduk atau yang terlalu sering membusungkan dada ke depan. Kondisi ini akan membuat pantat terlihat lebih menonjol, dan saat berbaring akan terlihat di bawah punggung ada ruang kosong, meski seharusnya punggung bisa menempel sempurna di permukaan yang datar seperti lantai.

Kebanyakan kasus lordosis bersifat ringan, artinya akan hilang dengan sendirinya saat seorang anak tumbuh dewasa. Namun bila kasusnya lebih parah, dokter akan memberikan penanganan sesuai usia, riwayat kesehatan anak, dan juga penyebab lordosisnya. Biasanya, tujuan penanganan adalah untuk menghentikan perkembangan lengkungan dan mencegah deformitas.

Kifosis

Kifosis merupakan kelainan tulang belakang berupa tulang punggung bagian atas yang melengkung ke belakang. Biasanya, dengan tingkat kelengkungan lebih dari 50 derajat. Itulah mengapa penderita kifosis biasanya terlihat seperti memiliki punuk di punggungnya. Kifosis dapat terjadi pada semua usia, namun kerap terjadi pada wanita lanjut usia.  Penderita kifosis ringan tidak akan merasakan gejala apa pun, namun pada kasus yang parah dapat memicu nyeri, punggung terasa kaku, bahkan penurunan nafsu makan karena perut tertekan.

Kifosis juga dapat disebabkan karena berbagai hal, di antaranya osteoporosis; arthritis; tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain yang dapat memicu kerusakan sendi; kanker atau tumor jinak yang menimpa tulang belakang dan memaksa tulang keluar dari posisi semula; spina bifida, kondisi yang dapat menyebabkan paralisis atau kelumpuhan seperti cerebral palsy dan polio; penyakit Scheuermann yang terjadi sebelum masa pubertas, terutama pada anak laki-laki. Seiring pertambahan usia, pembungkukan pada pasien penyakit ini biasanya akan makin buruk. Penyebab lainnya yaitu cacat lahir, kondisi ketika tulang belakang bayi tidak terbentuk sempurna sejak dalam kandungan. Sindrom-sindrom tertentu, seperti sindrom Marfan atau Prader-Willi juga bisa menyebabkan kondisi ini.

Penanganannya pun didasarkan pada usia, penyebab kifosis, serta dampaknya pada postur tubuh. Dokter biasanya akan menyarankan untuk mengonsumsi obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol, ibuprofen, atau naproxen. Pada orang tua yang menderita osteoporosis, kifosis dapat diatasi dengan mengonsumsi obat osteoporosis. Selain obat-obatan, kifosis juga dapat diatasi dengan olahraga, menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi vitamin D dan berbagai makanan yang mengandung kalsium tinggi. Namun pada kasus yang buruk, di mana lekukannya sampai memengaruhi saraf di tulang belakang, operasi bisa jadi solusi untuk setidaknya mengurangi tingkat kelengkungan pada tulang belakang penderita. Prosedur yang paling sering dipakai disebut dengan 'spinal fusion'.

Skoliosis

Skoliosis merupakan jenis kelainan tulang belakang di mana kondisi tulang belakang melengkung ke samping secara tidak normal. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas dengan kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Gejala skoliosis meliputi salah satu pinggul tampak lebih menonjol, tubuh penderita skoliosis mungkin condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi, salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol, dan panjang kaki tidak seimbang.

Penyebab skoliosis sering kali tidak dapat ditentukan, namun umumnya, dokter dapat mengidentifikasi pada orang penderita cerebral palsy, gangguan sistem saraf, distrofi otot, kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot, cacat lahir yang memengaruhi tulang belakang bayi, spina bifida, cedera tulang belakang, atau infeksi. Orang dengan riwayat skoliosis pada keluarganya akan lebih mungkin untuk menderita skoliosis. Anak perempuan bahkan lebih cenderung memiliki skoliosis yang lebih parah dibandingkan anak laki-laki.

Skoliosis juga dapat menyebabkan nyeri punggung dan cenderung dialami oleh orang dewasa. Untuk mendiagnosis skoliosis, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan melalui X-ray. Penanganan skoliosis tergantung kepada tingkat keparahan, usia, lokasi dan pola lengkungan, serta jenis kelamin penderita. Penanganan skoliosis umumnya berupa observasi atau pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali, menggunakan penyangga untuk menghentikan lengkungan tulang belakang bertambah parah.

Peradangan Tulang Belakang

Sejumlah masalah lain seperti infeksi, cedera, tumor, dan lain-lain juga dapat mengubah struktur dan mencederai tulang belakang dan jaringan sekitarnya. Penyakit atau kelainan pada tulang belakang umumnya menyebabkan rasa sakit dan kesulitan bergerak seiring perubahan yang terjadi, hal ini disebabkan oleh tekanan pada saraf tulang belakang.  Kondisi seperti di bawah ini juga diketahui sebagai sumber penyebab peradangan tulang belakang.
  • Angkylosing spondylitis atau rematik sistemik merupakan kondisi arthritis pada tulang belakang. Akibat kondisi ini, sendi pada punggung bagian bawah dapat menyatu dan mengakibatkan postur membungkuk. Gejalanya adalah nyeri dan kaku pada punggung bawah, dada, dan leher, serta sendi lainnya termasuk pinggul, bahu, lutut, dan pergelangan kaki.
  • Arachnoiditis, kondisi yang disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada salah satu membran yang mengelilingi dan melindungi saraf tulang belakang. Tidak ada gejala yang jelas dari kondisi ini, namun pada kebanyakan orang gejala yang muncul memengaruhi punggung bawah dan kaki.
  • Discitis adalah inflamasi dan iritasi pada ruang antara diskus tulang belakang. Peradangan ini akan memberikan tekanan pada diskus dan memicu rasa sakit. Kondisi ini umumnya terjadi pada remaja dan anak-anak. Gejala utamanya adalah rasa sakit pada tulang belakang, serta memengaruhi punggung atas dan bawah.
  • Sacroilitis adalah radang sendi yang terjadi di antara punggung bawah dan panggul. Gejala yang muncul biasanya memengaruhi bokong dan juga punggung bawah.
  • Stenosis spinal, adalah kondisi di mana terjadi penyempitan di bagian celah terbuka pada tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan sumsum tulang belakang yang berisi saraf tertekan. Beberapa gejala umum stenosis spinal adalah rasa nyeri pada kaki dan pada punggung bagian bawah.
  • Spina bifida, adalah cacat lahir yang mana ditandai dengan terbentuknya celah pada tulang belakang bayi. Kelainan ini dipicu oleh pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan. Gejala umum spina bifida adalah kelemahan pada otot, persarafan, hingga bisa terjadi hidrosefalus.
Jika terjadi gejala-gejala tersebut Anda harus segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Biasanya dokter akan mendiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Sedangkan pengobatan cenderung bervariasi tergantung penyebab kelainan itu sendiri.  Jika Anda atau keluarga Anda tampak memiliki beberapa gejala kelainan tulang belakang, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Wahai Istri Jangan Pernah Membangkang Pada Suami!

Islam menghendaki setiap keluarga muslim menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Dalam rangka mencapai tujuan mulia itu, Islam mengatur keluarga dengan tatanan yang sesuai fitrah manusia. Suami menjadi pemimpin dalam keluarga yang harus ditaati oleh istrinya.

Begitu besarnya hak seorang suami untuk ditaati istrinya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri)” (QS. An Nisa’ : 34)

Begitu besarnya hak seorang suami untuk ditaati istrinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seandainya boleh aku menyuruh seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan menyuruh seorang wanita bersujud kepada suaminya” (HR. Tirmidzi; shahih)

Demikianlah Islam mengatur; sebagaimana suami dituntut untuk menafkahi dan mengasihi istrinya, istri dituntut untuk mencintai dan mentaati suaminya, tidak boleh membangkang.

Seorang muslimah yang baik tentu memahami tuntunan ini dan tidak akan membangkang pada suaminya. Namun, ada sejumlah sikap membangkang terhadap suami yang seringkali tidak disadari istri dan akhirnya hal itu dilakukan. Kita akan membahas lima di antaranya, berharap semoga sikap ini bisa dihindari.

1. Menolak ‘ajakan’ suami tanpa udzur syar’i

Tidak sedikit istri yang menolak ajakan suaminya untuk berjima’ dengan alasan-alasan yang sebenarnya tidak syar’i. Misalnya ia sebenarnya tidak lelah tapi beralasan lelah, dan itu pun disebabkan oleh aktifitas yang kurang bermanfaat.

Misalnya setelah jalan-jalan belanja bersama teman-teman. Belanjanya tidak banyak dan tidak penting, tetapi jalan-jalannya yang lama sehingga akhirnya terasa agak lelah. Sampai di rumah ia langsung istirahat dan tidak menghiraukan ajakan suami.
Jika sekali dalam setahun, mungkin hal itu bisa dimaklumi. Tetapi jika dilakukan berulang-ulang, tentu menjadi sikap membangkang.

Padahal sekali saja seorang istri tidak memenuhi ajakan suaminya tanpa udzur syar’i, ia dilaknat malaikat sampai pagi. “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjang lantas istri tersebut enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Pergi tanpa ijin suami

Di zaman sekarang, seringkali seorang istri keluar rumah tanpa sepengetahuan dan seijin suaminya. Misalnya saat suaminya kerja, ia keluar bersama teman-temannya untuk sekedar bersenang-senang tanpa meminta ijin kepada suaminya, bahkan memberitahu pun tidak.

Apalagi jika ia keluar bersama dengan teman-teman wanita dan pria yang di dalamnya terjadi ikhtilath, campur baur laki-laki dan perempuan. Misalnya duduk di mobil bersebelahan dengan teman pria.

Kadang tidak disadari bahwa hal tersebut adalah sikap membangkang terhadap suami. Mengapa? Sebab jika suaminya tahu, ia tidak ridha dengan apa yang dilakukan oleh istrinya.

Rasulullah memberikan tuntunan, seorang istri hendaknya meminta ijin kepada suaminya jika keluar rumah. Meskipun tidak selalu hal-hal kecil juga minta ijin satu per satu, namun hal-hal yang tidak biasa hendaklah minta ijin pada suami.
Kalau sekedar pergi ke depan rumah belanja sayur dan suami sudah memberikan ijin secara umum, tentu tidak harus setiap pergi ke depan rumah menelepon suaminya untuk meminta ijin.
“Dan janganlah keluar rumah tanpa ijin suaminya” (HR. Hakim)

3. Banyak mengeluh dan kurang bersyukur

Banyak mengeluh atas kondisi keluarga dan kurang bersyukur terhadap pemberian suami merupakan salah satu bentuk sikap membangkang yang seringkali tidak disadari oleh istri. Hanya punya sepeda pancal, mengeluh. Suami mendapatkan rezeki dan bisa beli motor masih juga mengeluh, inginnya punya mobil.

Umumnya, mengeluh dan kurang bersyukur ini diikuti dengan melupakan kebaikan suami. Meskipun suami sudah bersungguh-sungguh memeras keringat dan membanting tulang, mencurahkan waktu serta kasih sayang, kebaikan-kebaikan itu mudah dilupakan begitu saja saat suaminya berbuat kesalahan.

Sikap ini pula yang membuat banyak wanita masuk neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Ditanyakan kepada beliau, “Mengapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya lagi, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Membuat suaminya sedih

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Hakim, Rasulullah mengingatkan para istri untuk tidak membuat hati suaminya sedih. “Dan janganlah membuat hatinya sedih” (HR. Hakim)

Bentuknya sangat luas. Misalnya istri yang terlalu banyak menuntut, istri yang memaksa jika meminta sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan atau bisa ditunda, hingga sikap meremehkan suami atau bahkan merendahkannya.

5. Membelanjakan nafkah untuk hal yang tidak disukai suami

Kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada istri. Terkait nafkah ini, istri perlu mengelola sebaik-baiknya untuk kebaikan keluarga, terutama jika ekonomi suaminya dalam kondisi ‘terbatas’.

Yang paling utama adalah kebutuhan primernya terpenuhi; untuk makanan bagi keluarga, membeli pakaian yang diperlukan, operasional rumah tangga, dan pendidikan anak.

Istriboleh menyisihkan sebagian nafkah dari suaminya untuk sedekah dan sejenisnya dengan catatan jika tanpa sepengetahuan suaminya, maka separuh pahalanya untuk sang suami. “Setiap infak yang ia keluarkan tanpa ijin suaminya, maka separuh pahalanya diberikan kepada sang suami” (HR. Bukhari)

Istri tidak boleh menggunakan nafkah pemberian suaminya untuk hal-hal yang tidak disukai suaminya. Misalnya digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, atau sekedar dihabiskan untuk bersenang-senang dengan teman, sementara hal-hal yang lebih prioritas malah tidak teranggarkan. []

Sumber: ayyubinews.blogspot.co.id

Wahai Ibu, Jangan Tidur Malam Sebelum Mendoakan Anakmu!

PARA Ibu, mendoakan anak adalah bagian terpenting, karena keberkahan anak tergantung pada ridha dan doa kedua orang tua, termasuk Ibu.
Sudahkah kita membiasakan diri mendoakan anak-anak kita, saat sujud dalam shalat atau sebelum tidur malam misalnya?

Orangtua terutama Ibu perlu menyadari bahwa kesuksesan dan keberkahan hidup anaknya, salah satunya adalah berkat doa orangtuanya.

Jangan selalu salahkan sifat anak yang nakal, introspeksi diri apakah kita selaku orangtua memiliki andil dalam kenakalan anak? Sudahkah kita mendoakan agar sifat anak berubah menjadi baik, atau justru kita malah menyumpahinya?

Banyak kisah anak-anak nakal, dianggap terbelakang, atau dicap masa depan suram justru menjadi tokoh besar di kemudian hari disebabkan doa dan dukungan Ibu yang tidak putus-putusnya.

Tak mengherankan, karena doa orang tua pada anaknya termasuk salah satu doa yang mustajab.

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholim,” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Senantiasa doakan anak-anak kita, agar menjadi generasi gemilang di masa depan, jangan tidur malam di hari itu jika belum mendoakan anak ya,  Allah ridha pada orangtua yang meridhai anak-anaknya. []
 
Sumber:Ummi

Dosakah Jika Seorang Istri Menggugat Cerai Suami?

Assalam’mualaikum

Gus boleh saya bertanya lagi,
Apakah seorang istri menceraikan suami itu dosa?
Tapi seorang suami tidak brsalah, dan suami tidak mahu menceraikan istrinya dikarenakan suami masih sayang, meskipun istri bersi keras MENGGUGAT CERAI SUAMI.

Berdosakah suami bila meninggal kan istri tanpa surat cerai dan tidak memberi nafkah lahir batin walupun belum mempunyai anak?
Tolong dijelaskan Gus Adnan

Saiful Bahtiar (Cakung, Jakarta Timur)
Wassalam’mualaikum
Wa’alaikum salam warohmatullah.
Penanya yang terhormat.
Perceraian adalah perkara halal yang paling dibenci oleh Allah. Perceraian dipilih ketika dibutuhkan saja, yaitu apabila mempertahankan pernikahan akan mengakibatkan mudharat yang lebih besar. Dan jika tidak sangat diperlukan maka perceraian menjadi makruh karena mengakibatkan bahaya yang tidak bisa ditutupi.

Dalam konteks pemtusan hubungan perkawinan, ada tiga metode dan istilah yang dipakai dalam fiqih Islam yaitu cerai talak (talaq), gugat cerai (khuluk), dan fasakh. Cerai talak adalah pemutusan hubungan perkawinan yang dilakukan oleh suami sedangkan gugat cerai adalah permintaan pemutusan hubungan perkawinan yang dilakukan oleh istri.  Dalam literatur kitab fiqih klasik, gugat cerai disebut juga dengan khulu’.

Pertanyaan pertama anda adalah “Apakah seorang istri menceraikan suami itu dosa?

Di dalam islam seorang istri menceraikan suami itu tidak bisa, akan tetapi istri bisa meminta di ceraikan oleh suaminya, dengan istilah Khulu’, yaitu membatalkan pernikahan, caranya, istri meminta kepada suami untuk membatalkan pernikahan mereka dengan memberi tebusan kepada suami seharga mas kawinnya dulu atau setengahnya, atau bahkan tidak membayar (jika suami tidak mahu diberi tebusan) dan itu diperbolehkan apabila seorang suami tidak melakukan kewajibannya, atau istri sangat benci terhadap suaminya sehingga tidak mungkin lagi membangun rumah tangga bersamanya. Akan tetapi, jika tidak ada alasan yang dibenarkan oleh syariat, lalu seorang istri meminta diceraikan itu tidak diperbolehkan, bahkan dihukumi haram (dosa).

Di antara beberapa hadits yang menjelaskan keharamannya adalah:
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 ุฃูŠُّู…ุง ุงู…ุฑุฃุฉٍ ุณุฃู„ุช ุฒูˆุฌَู‡ุง ุทู„ุงู‚ุงً ูِูŠ ุบَูŠุฑ ู…َุง ุจَุฃْุณٍ؛ ูَุญَุฑَุงู…ٌ ุนَู„َูŠْู‡َุง ุฑَุงุฆِุญَุฉُ ุงู„ุฌَู†َّุฉِ

“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187).
Hadits ini menunjukkan ancaman yang sangat keras bagi seorang wanita yang meminta perceraian tanpa ada sebab yang diizinkan oleh syariat.
Dalam Aunul Ma’bud, Syarh sunan Abu Daud dijelaskan makna ‘tanpa kondisi mendesak’,

ุฃูŠ ู„ุบูŠุฑ ุดุฏุฉ ุชู„ุฌุฆู‡ุง ุฅู„ู‰ ุณุคุงู„ ุงู„ู…ูุงุฑู‚ุฉ

“Yaitu tanpa ada kondisi mendesak memaksanya untuk meminta cerai…” (Aunul Ma’bud, 6:220)
Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุงู„ْู…ُู†ْุชَุฒِุนَุงุชُ ูˆَุงู„ْู…ُุฎْุชَู„ِุนَุงุชُ ู‡ُู†َّ ุงู„ْู…ُู†َุงูِู‚َุงุชُ

Para wanita yang berusaha melepaskan dirinya dari suaminya, yang suka khulu’ (gugat cerai) dari suaminya, mereka itulah para wanita munafiq.” (HR. Nasa’i 3461)
Al-Munawi menjelaskan hadis di atas,

ุฃูŠ ุงู„ู„ุงุชูŠ ูŠุจุฐู„ู† ุงู„ุนูˆุถ ุนู„ู‰ ูุฑุงู‚ ุงู„ุฒูˆุฌ ุจู„ุง ุนุฐุฑ ุดุฑุนูŠ

“Yaitu para wanita yang mengeluarkan biaya untuk berpisah dari suaminya tanpa alasan yang dibenarkan secara syariat.’
Beliau juga menjelaskan makna munafiq dalam hadis ini,

ู†ูุงู‚ุงً ุนู…ู„ูŠุงً ูˆุงู„ู…ุฑุงุฏ ุงู„ุฒุฌุฑ ูˆุงู„ุชู‡ูˆูŠู„ ููŠูƒุฑู‡ ู„ู„ู…ุฑุฃุฉ ุทู„ุจ ุงู„ุทู„ุงู‚ ุจู„ุง ุนุฐุฑ ุดุฑุนูŠ

‘Munafiq amali (munafiq kecil). Maksudnya adalah sebagai larangan keras dan ancaman. Karena itu, sangat dibenci bagi wanita meminta cerai tanpa alasan yang dibenarkan secara syariat.’ (At-Taisiir bi Syarh al-Jaami’ as-Shogiir, 1:607).

Ke dua anda bertanya “Berdosakah suami bila meninggal kan istri tanpa surat cerai dan tidak memberi nafkah lahir batin walaupun belum mempunyai anak?

Penanya yang terhormat.
Al-Qur’an memberi batasan bahwa suami tidak boleh meninggalkan istri lebih dari empat bulan.

Mengenai hal ini, Syaikh Utsaimin memberikan pendapat [Fatawa Nir ‘Aladarb Syaikh Utsaimin, hal 17, Majalatul Buhuts 9/60. Durus wa Fatawa Haramul Makky, juz 3 hal.270] :
Pertama : Tidak benar bahwa Al-Qur’an tidak membolehkan suami meninggalkan istri lebih dari empat bulan sebab tidak ada satu ayatpun yang menyebutkan demikian.

Akan tetapi yang terdapat di dalam Al-Qur’an hanyalah pembatasan tentang orang yang ila’ yaitu suami bersumpah tidak akan menggauli istrinya, kemudian Allah memberikan waktu empat bulan kepadanya, sebagaimana firman Allah “Kepada orang-orang yang meng-ilaa istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Al-Baqarah : 226]

Dibolehkan suami pergi meninggalkan istrinya, lebih dari empat bulan, enam bulan, setahun atau dua tahun dengan syarat tempat tinggal istri aman dan rela ditinggalkan, jika tempat tinggalnya tidak aman atau tempat aman tapi istri tidak merelakan, maka dalam kondisi seperti itu, suami tidak boleh meninggalkan istrinya, dan jika dilanggar dapat dihukumi dosa.Wajib bagi setiap suami untuk menggauli istrinya secara baik.

Dari penegasan dan penjelasan di atas timbulah pertanyaan kecil yang erat terhubung dengan pertanyaan anda, yaitu: “Jika suami pergi setelah sekian lama tanpa memberi kabar kepada istrinya (keluarganya), apakah sang suami harus memberikan surat talaq kepada istrinya?

Syaikh Shalih Fauzan memberikan pendapat [Kitabut Muntaqa Syaikh Fauzan, juz 3/242] :
Tidak perlu sang suami mengirimkan surat untuk menjatuhkan talak kepada istrinya, jika dia berhalangan secara syari’at yang mengakibatkan dia tidak bisa pulang. Maka tidak boleh bagi istri menuntut secara paksa terhadap suaminya agar pulang melainkan setelah ada kemampuan.

Dalam kondisi seperti ini istri berhak memilih diantara dua pilihan; bersabar menunggu kedatangan suaminya atau menuntut hak dengan cara mengajukan talak. Dan sebaiknya suami harus tetap bersabar hingga datang kesempatan untuk pulang. Insya Allah jika ikhlas dan bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan jalan keluar dan pertolongan.

Dalam hal ini orang tua sang suami tetap harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap sang istri. (Diterangkan dalam Al-Fatawa Al-Jami’ah Lil Mar’atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita jld-2, hal 111-112 Darul Haq).

Semoga jawaban ini, dapat memberikan solusi terhadap pertanyaan saudara, terima kasih atas pertanyaannya dan semoga Allah melindungi keluarga kita semua. Aamiin..

Wassalamu’alaikum warohmatullah.

Istri Ceraikan Suami, Ada Apa Ini?

Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
lsijatim2012@gmail.com
 
MASIHKAH kita mengingat ijab-qobul dalam pernikahan dengan pernyataan ‘SAH’? Ya, ikatan yang berat dalam mengikat dua insan dalam mahligai pernikahan. Dua insan yang berpasangan tentu ingin mengikat janji seiya-sekata untuk selamanya. Bahkan sehidup-semati. Sayangnya, ikatan itu mulai pudar dan hambar mengingat tingginya tingkat perceraian.

Fenomena perceraian kian menjadi tren dan gaya hidup. Berdasarkan data yang dihimpun dari Pengadilan Agama (PA) Bojonegoro dalam kurun waktu 8 bulan dari Januari hingga Agustus 2016, ada 1.794 orang yang resmi menyandang status janda atau duda. Mereka menjanda atau menduda baik karena bercerai atau ditinggal meninggal.

Selama Agustus 2016 saja, misalnya, berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, pasutri yang mengajukan cerai di Pengadilan Agama (PA) Tuban mencapai 281 perkara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 262 perkara sudah diputus PA. Itu artinya rata-rata per hari, 8-9 perempuan menyandang status single parent. Padahal, pada Juli lalu jumlahnya sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dalam sebulan, hanya 96 perkara. Sebelumnya, pada Juni mencapai 223 perkara.

Miris memang fenomena ini terjadi di tengah Pemprov Jawa Timur memberdayakan ekonomi perempuan. Begitu pula di saat Penguasa Daerah dalam menjaga dan menawarkan Kekayaan Sumber Daya Alamnya ke investor, namun tak mampu menjaga keutuhan rumah tangga rakyatnya. Bukankah rumah tangga adalah pondasi pertama dalam pembangunan daerah?

Sebab demi Sebab
 
Mirisnya, perkara perceraian yang masuk ke PA itu lebih didominasi cerai gugat (permohonan cerai yang diajukan istri). Ini menunjukkan istri paling suka menceraikan suaminya. Tentunya, dengan berbagai alasan untuk meyakinkan majelis hakim. Faktor yang kerap menjadi alasan perceraian adalah ekonomi. Berikutnya, gangguan pihak ketiga dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu, juga ada karena faktor krisis akhlak, cemburu, dan kawin paksa.

Program pemerintah dalam pendidikan dan penyiapan bekal pernikahan pun tak ada. Banyak program yang akhirnya salah kaprah tanpa mampu menegah akar masalah. Program lebih sibuk dalam membatasi jumlah penduduk dan memberdayakan perempuan dalam lahan ekonomi. Sementara itu, lupa untuk menguatkan pondasi keluarga dengan bekal akhlak mulia dalam tatanan syariah. Dalam pendidikan sering disebut bahwa keluarga adalah sekolah pertama. Bahkan menjadi kawah candra dimuka untuk menanamkan karakter pada anak yang akan menjadi generasi harapan bangsa.

Jika ditilik dari penyebab utama perceraian adalah faktor ekonomi. Maka hal ini diakibatkan karena negara tidak memberdayakan laki-laki. Sehingga keluarga mampu mewujudkan ketahanan ekonomi keluarga. Ketahanan ekonomi seharusnya diwujudkan negara dengan mempermudah akses lapangan kerja, memurahkan harga barang, menghapus pajak, menggratiskan pendidikan, menyediakan rumah, dan lainnya.

Pemberdayaan yang dilakukan negara kepada perempuan justru menjerumuskan kepada persoalan sosial. Pihak istri didorong bekerja atau berwiraswasta. Negara memfasilitasinya dengan alasan kemandirian ekonomi. Padahal banyak fakta menunjukkan, setelah istri punya banyak uang sendiri melebihi suami, merasa suaminya hanya beban baginya. Sehingga lebih baik diceraikan. Inilah pemberdayaan yang salah arah.

Langkah Yang Ditempuh
 
Perlu peran yang menyeluruh untuk mengatasi fenomena perceraian ini. Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mengatasinya.
Pertama, menanamkan kepada pasangan yang hendak menikah bahwa pernikahan untuk ibadah, bukan main-main. Perceraian memang dibolehkan, tapi itu jalan yang buruk sehingga tidak mudah dijadikan solusi.

Kedua, negara melindungi rakyatnya membendung ide yang merusak keluarga. Misalnya gaya hidup bebas, budaya konsumtif, dan hedonisme. Menutup segala pintu perzinahan dan gaya gaul yang bebas. Budaya materialistik harus diganti ke budaya Islami.

Ketiga, keharmonisan rumah tangga memerlukan peran semua pihak. Individu yang takwa, masyarakat yang takwa, dan negara yang takwa. Sehingga nilai-nilai religius mampu diresapi dalam kehidupan.

Keempat, negara juga harus intropeksi beserta jajajarannya dan stakeholder. Jika angka perceraian terus tinggi, maka wajib merevolusi segala lini.

Semoga ke depan kehidupan rumah tangga keluarga Indonesia lebih baik. Sehingga muncul generasi yang berkualitas dan mampu menjadikan Indonesia berdaulat dan mandiri. []

5 Hal Ini Dapat Merusak Fungsi Hati

Klinik F3 Cinoling - Hallo Pembaca Setia Info Guna Masa Kini, Pada sharing info yang bermanfaat kali ini yang berjudul " 5 Hal Ini Dapat Merusak Fungsi Hati ", saya telah memberikan info terbaru dan yang sedang dibicarakan di jagat sosial media. Semoga isi postingan info yang saya tulis ini dapat bermanfaat untuk kalian semua. okelah, ini dia infonya.

Hati merupakan organ penting bagi tubuh agar sistem metabolisme berfungsi maksimal. Organ ini berperan besar dalam proses detoksifikasi atau penawar dan penetral zat-zat racun di dalam darah. Jika fungsi organ ini terganggu, maka manusia tidak akan lama bertahan hidup. Oleh karena itu banyak hal yang dilakukan orang untuk menjaga organ yang kerap disebut liver ini. Namun hati-hati, tindakan yang biasanya tidak berhubungan dengan hati terkadang malah bisa merusak organ ini. Berikut ini lima hal mengejutkan yang ternyata bisa merusak hati. 

1. Membuat Tato yang Tidak Steril

Siapa yang menyangka bahwa tato ternyata berpotensi menyebabkan gangguan fungsi hati. Membuat tato atau body piercing di tempat yang tidak menjamin kebersihannya, dapat menyebabkan infeksi serius yaitu hepatitis C. Virus penyakit ini bisa menyebar melalui darah dari orang yang terinfeksi yang ditato sebelumnya. Untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya, hal ini yang menyebabkan penyakit hati yang akan sulit disembuhkan seumur hidup.

2. Suplemen Herbal

Umumnya orang menganggap bahwa herbal sebagai alternatif bahan alami untuk obat tradisional. Namun ternyata herbal alami tidak terjamin selalu aman. Beberapa obat-obatan herbal juga telah dilaporkan memiliki efek hepatotoksik. Itulah yang menyebabkan beberapa negara telah melarang atau membatasi rempah. Kelompok berikut disarankan menghindari penggunaan herbal secara umum kecuali diperintahkan oleh penyedia medis mereka, yakni wanita yang sedang hamil atau menyusui, anak-anak, penerima transplantasi organ, orang dengan sirosis hati dekompensasi, dan orang-orang dengan kondisi medis yang serius. 

3. Terlalu Banyak Vitamin A

Vitamin A memang baik untuk memperbaiki penglihatan, menguatkan tulang, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun jika kebanyakan mengkonsumsi vitamin ini, maka berpotensi akan merusak hati. Hindari mengambil suplemen vitamin A sebagai kimia dan sebagai gantinya menggunakan vitamin A yang berasal  dari tanaman. 

4. Gula Tambahan

Terlalu banyak mengkonsumsi gula tidak hanya menyebabkan sakit diabetes dan kerusakan pada gigi saja. Bahan ini juga berpotensi untuk merusak hati. Organ ini menggunakan satu jenis gula, yang disebut fruktosa, untuk membuat lemak. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan penyakit hati. Bahkan, gula dinilai memiliki tingkat bahaya yang sama dengan alkohol dan obesitas.

5. Obesitas

Lemak yang berlebih pada tubuh dengan obesitas biasanya turut membangun sel di hati yang dapat menyebabkan NAFLD. Hal ini dapat menimbulkan pembengkakan hati. Seiring waktu, jaringan parut mengeras dan menggantikan jaringan sehat (dokter menyebutnya sirosis).

Nah sudah tahukan sekarang apa saja yang bisa merusak fungsi hati. Ternyata hal-hal yang tidak diduga sebelumnya berpotensi merusak hati. Semoga informasi ini bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.

sumber: infoyunik.com

Bersama Kekasih Halal di Surga

Mencari pasangan tidak hanya sekedar menghabiskan waktu bersama hingga ajal menjemput. Banyak pasangan yang ingin dipertemukan kembali ketika mereka sudah tidak bisa bersama di dunia. Apalagi kehidupan akhirat yang kekal, tentunya akan sangat indah jika dijalani bersama dengan orang yang dikasihi selama di dunia.


jika dia ingin kembali bersama pasangannya baik di dunia dan di akhirat kelak (Surga Allah).

Dalam islam sendiri masalah dipersatukannya kembali suami istri di dunia sudah di atur sebaik mungkin dan adil. Tapi ada beberapa hal yang wajib diketahui muslim jika dia ingin kembali bersama pasangannya baik di dunia dan di akhirat kelak (Surga Allah).

Sebagaimana firman Allah SWT, “ Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedkitpun pahala amal (kebajikan) mereka.” (QS. Ath Thur: 21).

Allah menceritakan diantara doa malaikat pemikul ‘Arsy, “Ya Rabb kami masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang shalih diantara nenek moyang mereka, istri-istri dan anak keturunan mereka. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ghafir: 8)

Bahkan tidak hanya bersama istri nya saja, Allah SWT akan mengumpulkan kamu dengan keluarga dan cucu-cucumu kelak.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
“Allah SWT akan mengumpulkan mereka berserta anak keturunannya agar menyejukkan pandangan mereka karena berkumpul pada satu kedudukan yang berdekatan.” Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya,

“Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka.”
Namun Ada Beberapa Hal Yang Harus di ketahui baik Suami dan Istri yang ingin berkumpul di surga. Diantaranya :

1. Suami yang Sholeh dan Istri yang Sholehah akan Berkumpul Bersama lagi

Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa seorang wanita yang masuk surga dan belum menikah atau suaminya tidak termasuk kedalam ahli surga maka jika wanita itu masuk surga dan di surga terdapat lelaki dunia yang belum menikah maka seorang dari merekalah yang menikahinya.

Sehingga apabila diantara kedua pasangan tidak beriman dan tidak sholeh, tentu saja mereka berdua tidak akan bisa dipertemukan kembali ketika berada disurga, makanya keduanya juga harus termasuk golongan orang-orang yang beriman.
Karena jika keduanya kafir, di akhirat hanya akan ada permusuhan. Dan jika salah satunya kafir, maka tidak akan berkumpul di akhirat antara orang yang beriman dan yang kafir.

2. Jika Ingin Berkumpul dengan Suami, Ketika Suami Meninggal Jangan Menikah Lagi

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Maimun bin Mihran berkata: Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu melamar istri Abu Darda’, namun dia tidak menerimanya dan berkata: Aku mendengar Abu Darda’ berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Wanita bersama suaminya yang terakhir,”
Dia berkata: dan aku tidak ingin pengganti untuk Abu Darda’ (Hadits shahih dikeluarkan oleh Abu Ali Al-Harrani Al-Qusyairi dalam Tarikhul Riqqah (2/39/3) Silsilah Al-hadits Ash-Shahihah karangan Syaikh Albani 3/25).

Dalam hadits tersebut dijelaskan apabila seorang istri menikah lagi setelah suami pertama meninggal, maka di surga nanti dia akan berkumpul bersama suaminya yang terakhir, sehingga sebanyak apapun dia menikah. Pada akhirnya dia akan bersama suami yang paling terakhir.

Juga berdasarkan perkataan Hudzaifah radhiyallahu anhu kepada istrinya:
Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu berkata kepada istrinya: “Jika kamu ingin menjadi istriku di surga maka jangan menikah lagi sesudahku: karena wanita di surga bersama suaminya yang terakhir di dunia oleh karena itu Allah mengharamkan kepada istri-istri Nabi untuk menikah lagi sesudahnya karena mereka adalah istri-istri Beliau di surga,” (dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Sunannya (7/69-70)).

Jadi jika kamu ingin berkumpul kembali dengan suami kamu, jangan menikah lagi ketika lagi setelah suami meninggal.

3. Apabila Seorang Wanita Belum Menikah, Maka dia Akan dinikahkan, karena tidak ada yang bujang di surga

Dari Muhammad berkata: “Apakah mereka saling berbangga atau saling mengingatkan: kaum laki di surga lebih banyak atau wanita? Maka Abu Hurairah berkata: Bukankah Abul Qasim SAW bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga menyerupai bentuk bulan purnama, kemudian yang berikutnya secerah cahaya bintang di langit, setiap orang di sana memiliki dua orang istri, di mana dia dapat melihat sumsum mereka dari balik dagingnya. Dan di surga tidak ada bujangan” (HR Muslim No. 5062).

Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut belum pernah menikah di dunia maka Allah akan menikahkannya dengan laki-laki yang disukainya di surga. Karena kenikmatan di surga tidak hanya terbatas untuk kaum laki saja, namun juga untuk kaum laki dan wanita, di mana yang termasuk kenikmatan: adalah menikah.” []

Sumber: media.ihram.asia

Pacaran Belum Tentu Zina, Tapi …

MASIH inget kata-kata yang saya tulis di buku
UdahPutusinAja? Karena begitulah alamiahnya pacaran dan semua perbuatan maksiat yang lainnya, maksiat pasti ujungnya sengsara. 

Pacaran itu bukan aktivitas yang bebas nilai, dari segi landasannya sudah maksiat, karena pacaran itu aktivitas lelaki-perempuan yang bukan mahram, berdua-duaan, dan pastinya maksiat. 


Kenapa pasti maksiat? Karena lelaki punya fitrah, wanita juga punya fitrah, kalau sudah nikah ya itu malah bagus, tapi bila belum nikah, fitrah itu yang pasti akibatkan zina.

Sering pelaku maksiat merasa dirinya aman, berbeda dari yang lain yang sudah-sudah kejadian, merasa pacarnya berbeda. Padahal ketentuan Allah ya pasti benar, Allah perintah jauhi, malah didekati.

Tidak ada pacaran yang aman, mau LDR, mau adik-kakak, mau disetujui ortu, yang sudah dilarang Allah, pasti akan menyebabkan musibah bila masih terus dijalani.

Yang mudah, bagi wanita, pikirkan akhirnya, dan akhir dari pacaran yang manapun, tetep nggak enak, tetep merugikan, tetep saja dosa, tetep saja mengerikan.
Untuk memudahkan, ini opsi akhir dari pacaran:

Pertama, Putus. Ini persentase terbanyak, dan apa hasilnya? Kalau nggak diapa-apain, kamu dianggep mantan, bekas, Kalau sudah diapa-apain, kamu bakal sulit nyari lelaki salih lain yang mau menerima fakta itu. Taruhlah kamu sudah tobat, tapi kamu sadar nggak, kamu jual masa depanmu untuk sesuatu yang hanya sesaat.

Sedangkan lelakinya? Dia masih punya masa depan terbentang, luas banget
Kedua, Nikah. Tapi kamu sudah tau, pacarmu dulu berani pegang tanganmu, bisik rayu di telingamu, raba-raba badanmu, padahal belum nikahi kamu. Lalu mengapa dia nggak berani berbuat gitu juga sama wanita lain setelah nikah sama kamu? Coba deh, apa bedanya pacaran sama selingkuh? Sama aja kan? Mikir

Ketiga, Kayak kekinian. Akhirnya dibunuh, membunuh, atau bunuh diri. Namanya syaitan ya begitu, masuk dari yang kecil, kepada kejahatan-kejahatan besar. Tanya ini pada dirimu, “Kira-kira diantara mereka sadar nggak akhirnta bakal dibunuh dengan kejam? Kalau mereka tahu ada kemungkinan sedikiiiit aja begitu, mereka lanjut pacaran nggak?”.

Nah, sekarang kamu sudah tahu, ada kemungkinan begitu, bahkan BANYAK kemungkinan begitu.

Ngomong-ngomong tentang pelecehan wanita, coba lihat, bagian Islam yang mana yang kurang memuliakanmu duhai Muslimah? Dari perintah menutup aurat sampai menjaga kehormatan diri dengan menjauhkan diri dari lelaki sampai datang masanya?
Islam perintahkan lelaki tundukkan pandangan pada dirimu walau sudah berhijab, pun perintahkan dirimu tundukkan pandangan pada lelaki. Islam pilihkan lelaki jantan itu yang berani datangkan dan taklukkan ayahmu untuk menikahkan dirinya dengan dirimu.

Mengapa kamu nggak kunjung sadar juga? Serius masih mau pacaran padahal sudah tahu opsinya? Itu pilihanmu

Tolong sampaikan pada yang lain ya, semua temen-temen kita supaya sadar dan tahu, bahwa masa depan mereka ditunggu oleh kejayaan Islam. UdahPutusinAja []
 
Sumber: Laman FB Felix Siauw

Bahaya Bujangan di Zaman Modern

ZAMAN sekarang memang berat, terutama bagi seorang bujangan. Seorang laki-laki yang membujang harus menanggung beban syahwat yang sangat berat. Apalagi pada masa seperti sekarang ini ketika hampir segala hal memanfaatkan gejolak syahwat untuk mencapai keinginan. Perusahaan-perusaan obat memanfaatkan gambar-gambar wanita untuk menarik pembeli.


Perusahaan-perusaan rokok juga memanfaatkan gadis-gadis muda yang seronok untuk mempromosikan rokoknya di stasiun-stasiun dengan merelakan diri mengambilkan sebatang rokok sekaligus menyalakan apinya ke laki-laki yang sedang lengah ataupun sengaja “melengahkan” diri.

Tidak sekadar sampai di situ, acara-acara TV, radio bahkan artikel-artikel kesehatan dan olahraga di koran dimanfaatkan untuk mengekspos rangsang pornografis demi meningkatkan oplah. Kadang malah acara-acara keislaman yang diselenggarakan organisasi keislaman, tanpa sadar tergelincir untuk untuk ikut memanfaatkan hal-hal semacam ini lantaran ikut-ikutan dengan prosedur protokoler di TV.

Maka, tak semua dapat menahan pikiran dan angan-angannya. Dorongan-dorongan alamiah untuk mempunyai teman hidup yang khusus ini telah menyita konsentrasi. Daya serap terhadap ilmu tidak tajam. Apalagi untuk shalat, sulit merasakan kekhusyukan. Ketika mengucapkan “iyyaKa na’budu wa iyyaKa nasta’in” yang muncul bukan kesadaran mengenai kebesaran Allah yang patut disembah, melainkan bayangan-bayangan kalau suatu saat telah menikah. Malah, sebagian membayangkan pertemuan-pertemuan.

Shalat orang yang masih belum menikah memang sulit mencapai kekhusyukan, apalagi memberi bekas dalam akhlak sehari-hari. Barangkali itu sebabnya Rasulullah SAW menyatakan, “Shalat dua rakaat yang didirikan oleh orang yang menikah lebih baik daripada shalat malam dan berpuasa pada siang harinya yang dilakukan oleh seorang lelaki bujangan.”
 
Maka, bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang-orang yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa di siang hari saja tak bisa disejajarkan dengan derajat shalat dua rakaat mereka yang telah didampingi istri. Padahal mereka yang telah mencapai ketenangan batin, penyejuk mata dan ketenteraman jiwa dengan seorang istri yang sangat besar cintanya, bisa jadi melakukan shalat sunnah yang jauh lebih banyak dibandingkan yang belum menikah. Maka, apa yang bisa mengangkat seorang bujangan kepada kemuliaan di akhirat?
Alhasil, membujang rasanya lebih dekat dengan kehinaan, sekalipun jenggot yang lebat telah membungkus kefasihan mengucapkan dalil-dalil suci Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah, “Orang meninggal di antara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan.” Bujangan. Tanpa seorang pendamping yang dapat membantunya bertakwa kepada Allah, hati dapat terombang-ambing oleh gharizah (instink) untuk memenuhi panggilan biologis.

Oleh kerinduan untuk mempunyai sahabat khusus yang hanya kepadanya kita bisa menceritakan sisi-sisi hati yang paling sakral, serta oleh panjangnya angan-angan yang sulit sekali memangkasnya.

Dalam keadaan demikian, agaknya sedikit sekali yang sempat merasakan khusyuknya shalat dan tenangnya hati karena zikir. Dalam keadaan demikian, kita bisa disibukkan oleh maksiat yang terus-menerus. Sesekali dapat melepaskan diri dari maksiat memandang wanita ajnabi (bukan muhrim), tetapi masuk kepada maksiat lainnya. Pikiran disibukkan oleh hal-hal yang kurang maslahat, sedang mulut mengucapkan kalimat-kalimat yang memiriskan hati.

Di saat seperti ini, kita dapat merenungkan sekali lagi peringatan Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dzar, Rasulullah SAW. menegaskan:
“Orang yang paling buruk di antara kalian ialah yang melajang (membujang), dan seburuk-buruk mayat (di antara) kalian ialah yang melajang (membujang).” (HR Imam Ahmad).

Biasanya Islam memberikan penghormatan yang tinggi untuk hal-hal yang merupakan kebalikannya. Kalau membujang sangat tidak disukai, kita mendapati bahwa menikah mendekatkan manusia kepada surga-Nya.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah SWT., seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.” (HR. Thabrani).

Sumber: Kupinang dengan Hamdallah/Muhammad Fauzhiel Adhiem

Waspada Ternyata Ini Gejala Awal HIV

Virus HIV yang menginfeksi seseorang tidak serta-merta langsung menimbulkan gejala-gejala berat. Perlu waktu yang cukup lama hingga infeksi HIV berkembang menjadi kondisi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Seseorang yang terkena HIV akan mengalami tiga tahap infeksi. Tahap paling awal infeksi HIV biasa disebut dengan infeksi akut atau serokonversi, biasanya terjadi dalam rentang waktu 2-6 minggu setelah terpapar. Dalam tahap ini, sistem kekebalan tubuh akan berjuang untuk menaklukkan virus HIV. Gejala yang muncul pun akan mirip dengan gejala-gejala yang timbul akibat serangan virus lainnya, misalnya penyakit flu. Sebanyak 50-90% orang yang terinfeksi HIV mengalami gejala-gejala tersebut. Lama munculnya gejala bisa berlangsung selama 1-2 minggu.


Gejala akut HIV ini kemudian akan menghilang, sementara virus akan benar-benar memasuki tahap infeksi kedua, yaitu tahap nongejala. Setelah tahap kedua, maka selanjutnya status HIV akan memasuki tahap ketiga alias menjadi AIDS.

Yang dimaksud dengan gejala awal HIV adalah gejala-gejala yang biasa muncul pada sekitar enam bulan awal sejak terpapar, termasuk kumpulan gejala akut yang menyerupai penyakit flu atau yang biasa disebut acute retroviral syndrome (ARS). Beberapa kondisi di bawah ini adalah gejala-gejala awal yang mungkin muncul saat seseorang terkena penyakit mengerikan ini.

Demam

Salah satu gejala acute retroviral syndrome (ARS) yang pertama kali muncul biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh mencapai 38,9 derajat Celcius. Gejala awal ini sendiri biasanya datang tidak sendirian karena dapat dibarengi beberapa gejala lain yang menyertainya, seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

Kelelahan

Sistem kekebalan tubuh akan memberikan respon inflamasi terhadap infeksi HIV. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami rasa lelah dan lesu.

Nyeri pada Kelenjar Getah Bening dan Otot

Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening juga dapat menjadi salah satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan saat terjadi infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka ketiak, pangkal paha, dan leher kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu, sama halnya dengan infeksi virus lainnya, gejala awal HIV dapat meliputi nyeri pada sendi dan otot.

 Gejala-gejala Lainnya

Sakit kepala, nyeri di tenggorokan, dan munculnya ruam di kulit adalah beberapa gejala lain yang patut diwaspadai. Salah satu gejala awal yang khas pada penderita HIV adalah adanya luka terbuka atau borok di daerah mulut. Gejala ini sendiri biasanya hilang setelah beberapa minggu mendiami mulut.

Gejala-gejala di atas belum tentu menjadi kepastian bahwa seseorang terinfeksi HIV. Sebaliknya, ada sebagian orang yang meski telah mengidap penyakit ini selama bertahun-tahun namun tetap tidak merasakan gejala-gejala awal seperti di atas. Meski tidak muncul gejala, penderita tetap dapat menularkan virus HIV pada orang lain.
Yang terbaik dilakukan saat timbul rasa was-was terkena HIV adalah melakukan tes di rumah sakit. Jika hasil tes tersebut ternyata positif, pastikan untuk berkonsultasi kepada dokter demi mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat.

Bagi siapa pun yang telah merasakan gejala awal HIV dan hasil tesnya positif, selain mencari tahu pengobatan yang tepat, ketahui pula bagaimana cara mencegah penyebaran virus ini kepada orang lain. Ketahuilah langkah-langkah penting apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko menjadi agen penyebar HIV.

Mau Menikah, Carilah Pasangan yang …

Seseorang yang pemalu di dunia nyata, bisa jadi berubah menjadi agresif dan perayu di dunia maya. 

Banyak fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang ini, yang memiriskan hati. Betapa banyak pasangan yang bercerai bahkan di saat pernikahan baru seumur jagung atau sebaliknya, telah amat lama. Sebagaimana kasus perceraian beberapa artis senior di negri ini. Beragam penyebab yang melatarbelakangi perceraian mulai dari perselingkuhan hingga alasan klasik kondisi ekonomi.


Kondisi pergaulan bebas saat ini, tak ada sekat dalam interaksi antar lawan jenis ikut menjadi penyumbang besar sebagai penyebab perceraian.

Apalagi di era digital seperti sekarang, dimana interaksi tak terbatas  hanya di dunia nyata saja, tapi juga dunia maya. Interaksi dunia maya yang cenderung lebih aman, privasi dan tersembunyi dari pasangannya sekalipun, telah semakin memperparah keadaan. Lihat saja kasus di Kutai, Kaltim, kasus perceraian meningkat karena hubungan di jejaring sosial facebook.

Dalam dunia maya, interaksi antar lawan jenis memungkinkan lebih mudah dilakukannya pelanggaran atas aturan Islam. Bahkan hanya ada aku dan dia. Materi interaksi juga tidak terbatas dalam hal-hal yang diperbolehkan oleh syara, yaitu dalam hal pendidikan, pengobatan dan jual beli. Aturan Islam yang demikian sempurna tercampakkan dengan lebih gampang, kadang tanpa sadar, toh tidak ada yang tahu, tidak ada yang melihat.

Seseorang yang pemalu di dunia nyata, bisa jadi berubah menjadi agresif dan perayu di dunia maya. Sekali lagi karena hanya ada aku dan dia, apalagi ketika permainan hati telah dimulai. Permainan penuh sensasi, penuh khayalan, angan, fantasi dan membawa terbang tinggi siapapun yang terlibat di dalamnya. Permainan yang bisa berubah menjadi candu. Akibatnya, orang orang tercinta di dunia nyata terabaikan.

Bangun tidur sampai tidur lagi hanya dumay yang langsung diingatnya. Maka mulai muncul berbagai persoalan di dunia nyata sebagai akibat interaksi di dunia maya. Suami atau istri yang jatuh cinta lagi dengan teman teman dumay, atau dengan mantan pasangan dosanya di masa lalu bersemi kembali.

Begitu sempurnanya Islam, mengatur dan menuntun kehidupan manusia agar manusia merasa tentram, damai, dan bahagia. Semua telah ada tuntunannya. Dan ketika tuntunan itu dilanggar, maka suatu keniscayaan bila berbagai persoalan dan permasalahan melilit manusia. Pun dalam kehidupan suami istri.

Dari awal sebelum terjadinya pernikahan, Islam telah memberikan arahan bagaimana memilih pasangan. Islam juga menuntun agar niat pernikahan adalah semata ibadah karena Alloh, bukan yang lain. Islam juga mengatur bagaimana pergaulan antar lawan jenis yang benar.

Tidak campur baur dan interaksi tidak dalam segala hal atau permasalahan. Niat untuk menikah semata karena ibadah pun tidak lantas mengabaikan aspek bagaimana memilih pasangan seperti yang diajarkan rosulullah. Nabi bersabda, pilihlah pasangan karena empat hal yaitu karena kecantikan, kekayaan, keturunan keluarga dan agamanya. Pilihlah karena agamanya niscaya akan beruntung. []

5 Perbuatan Ini Dicatat Zina

PERBUATAN zina kini kian merebak. Jumlahnya tidak bisa terhitung lagi. Bahkan, kini perbuatan itu tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Secara terang-terangan pun para pelaku zina berani. Mengingat, di beberapa negara tertentu, perbuatan ini tidaklah menerima hukuman yang begitu berat. Sehingga, tak bisa dipungkiri lagi, perbuatan ini akan terus menerus menyebar luas. 

Selain zina dalam pengertian yang sebenarnya, ada pula sejumlah perbuatan yang membuat wanita seakan-akan melakukan zina atau memikul dosa seperti dosanya berzina. Apalagi di zaman yang penuh dengan fitnah ini maka perbuatan tersebut semakin terbuka dan celakanya banyak yang tidak sadar melakukannya. Beberapa perbuatan yang masuk kategori zina antara lain sebagai berikut, seperti disitat dari Percikan Iman:
Memakai parfum agar laki-laki mencium baunya
Agaknya perbuatan ini sangat marak dilakukan oleh para wanita di zaman modern ini. Mereka memakai parfum saat keluar rumah sehingga baunya tercium oleh kaum laki-laki yang bukan mahramnya. Mereka terkadang tidak menyadari atau malah memang disengaja,dari bau yang menarik tersebut akhirnya laki-laki bisa tertarik dan syahwatnya bisa tergoda.

Namun ironisnya, parfum itu justru hanya dipakai saat keluar rumah sehingga laki-laki lain menikmati wanginya sementara ketika mereka berduaan dengan suaminya justru tidak memakai wewangian tersebut.

Rasulullah menyebut wanita yang memakai parfum saat keluar rumah sehingga laki-laki lain mencium baunya dengan sebutan wanita pezina seperti dalam bersabdanya:

“Wanita mana saja yang memakai parfum kemudian lewat pada suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum itu maka perempuan itu telah berzina” (HR. An Nasa’i)
Dalam hadis yang lain Rasulullah Saw juga bersabda:

“Wanita mana saja yang memakai parfum lalu melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum itu maka perempuan itu telah berzina” (HR. Ahmad)
Melakukan riba dan memakan harta riba
 
Di zaman sekarang, praktik riba marak terjadi bahkan bukan hanya dilakukan individu melainkan dibungkus dengan menggunakan lembaga keuangan seperti bank,koperasi dan sebagainya. Banyak orang merasa tak berdosa bergelimang dengan riba karena alasannya menolong orang yang kesusahan. Bukan hanya kaum laki-laki, kaum wanita juga tidak sedikit yang terlibat dalam praktik riba. Entah sebagai pelaku, pencatat, marketing, maupun pengguna riba.

Padahal, riba merupakan dosa besar yang dosanya lebih berat daripada dosa zina. Satu dirham yang dimakan dari hasil riba lebih besar daripada zina 36 kali. Sedangkan dosa riba yang paling kecil, jika dilakukan laki-laki, seperti berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Sebaliknya, dapat diqiyaskan jika riba itu dilakukan oleh wanita, dosanya seperti berzina dengan ayah kandungnya sendiri. Hal ini dipertegas dengan hadis Rasulullah Saw:

“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Atau dalam hadisnya yang lain Rasulullah Saw bersabda:
“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)
Bersentuhan kulit dengan laki-laki yang bukan mahramnya

Di zaman sekarang dalam beberapa acara atau kegiatan laki-laki dan wanita membaur (ikhtilat) tanpa ada pembatas . Hal ini membuka peluang atau terbuka untuk saling bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Bersentuhan kulit dengan laki-laki yang bukan mahramnya sering kali dianggap biasa. Padahal itu termasuk dalam kategori zina tangan (kulit),baik persentuhan, apalagi jika saling raba.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh)” (HR. Muslim)
Begitu hebatnya dosa persentuhan laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya ini hingga oleh Rasulullah disabdakan lebih baik seseorang ditusuk dengan jarum besi.
“Seseorang yang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani)

Lesbi
Belakang ini marak dan ramai dibahas tentang Lesbian,Gay,Biseksual dan Transgender (LGBT) yang kesemuanya masuk dalam dosa besar. Dalam kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’, Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan salah satu penyakit dalam kategori kesucian diri adalah perbuatan lesbi.

“Disebutkan dalam sebagian atsar yang marfu’: Jika seorang wanita mendatangi wanita yang lain maka keduanya adalah pezina” tulis Ibnu Qayyim.
Menurut Ibnu Qayyim, lesbi tidak bisa disamakan atau diqiyaskan dengan homoseks karena dalam lesbi tidak ada kemaluan yang masuk. Sehingga tidak ada hukuman hadd atas perbuatan tersebut. Meskipun demikian, ia termasuk dalam kategori zina secara umum sebagaimana zina mata, zina tangan, zina kaki dan zina mulut.
Zina mata dan anggota tubuh lainnya
 
Mungkin perbuatan ini lebih ringan daripada perbuatan-perbuatan pada poin sebelumnya. Namun ia juga disebut sebagai bagian dari zina.
Zina mata misalnya memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, berlama-lama menikmati melihat wajah dan tubuh lawan jenis, apalagi jika sampai melotot dan kemudian terbayang-bayang ketika sudah berpisah. Zina telinga misalnya mendengar perkataan-perkataan yang membangkitkan syahwat.

Zina lisan misalnya mengucapkan kata-kata yang tak senonoh dan memancing syahwat. Melembut-lembutkan suara di depan lawan jenis sehingga memancing ketertarikan. Berbicara mendayu-dayu dan merayu, serta sejenisnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim). []

Jika usul istrinya baik dan diamalkan oleh suami, maka pahala kebaikan tersebut akan mengalir kepadanya.

Coba kita lihat juga perjanjian Hudaibiyah, Ummu Salamah ra. ikut memberikan pendapatnya kepada suaminya yaitu Rasulullah saw. demi kemaslahatan kaum muslimin. Sebaliknya, jangan menjadi seperti istri Abu Lahab la’natullah alaiha yang ikut memberikan usulan-usulan kepada suaminya dalam memusuhi Islam. Semoga Allah swt. merahmati pasangan yang senantiasa bekerja sama saling mengingatkan dalam urusan agama.


Jika usul istrinya baik dan diamalkan oleh suami, maka pahala kebaikan tersebut akan mengalir kepadanya. Sebaliknya, jika usul tersebut buruk untuk agama dan diamalkan oleh suami, maka dosanya pun akan ditanggung berdua.

Beliau juga mensifati istri para sahabat ra., yaitu dengan ungkapan: Mereka selalu mendorong suaminya untuk keluar di jalan Allah menyambut seruan jihad.

Sang istri melepaskannya sambil memohon kepada Allah swt. agar suaminya diberi anugerah salah satu dari dua kebaikan; kemenangan atau mati syahid, sekalipun pada waktu malam pengantin, malam milik mereka berdua, yang paling indah, sebagaimana kisah Hanzhalah bin Abi Amir ra., sang syuhada yang dimandikan oleh para malaikat, karena ia berangkat ke medan pertempuran dalam keadaan junub.

Mereka, para istri sahabat, selalu mengangkat moral suami dan menyirnakan kekhawatiran dirinya dan anak-anaknya dengan menyebut sebuah ayat: “Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman.” “Allah adalah Pelindungku, Pelindungmu, dan Pelindung anak-anak kita dan kita tidak memiliki kekuasaan atas urusan kita. Allah telah menjaga saat-saat kepergianmu lebih ketat daripada saat-saat engkau ada.

Maka bertawakallah kepada Allah. Jangan sibukkan benakmu memikirkan rezeki. Aku melihatmu sebagai tukang makan dan bukan sebagai Pemberi rezeki.  Maka bila si tukang makan tiada, sang Pemberi rezeki akan tetap hidup.”

Jika suami keluar dari rumahnya, maka istrinya atau anak perempuannya berkata kepadanya, “Hati-hatilah terhadap usaha yang haram. Sesungguhnya kami sabar terhadap lapar dan kesulitan dan kami tidak sabar terhadap neraka.”

Suami istri adalah da’i Allah swt., keduanya bertanggung jawab atas kehidupan agama dalam sebuah rumah tangga khususnya dan umumnya di seluruh alam ini. Wanita shalihah senantiasa siap memperingatkan suami apabila ia lalai menafkahi istri dan keluarganya dengan nafkah agama, karena memberi nafkah agama kepada keluarga pun adalah kewajiban seorang kepala keluarga. Jika istri membiarkan kejelekan berkeliaran dalam rumah tangganya, maka berarti telah membiarkan penyakit menular dan berbahaya bertebaran di dalam rumah tangganya.

Suatu ketika Nabi saw. bertanya kepada Ali ra., “Bagaimanakah engkau mendapati pasanganmu?” Ali ra. menjawab, “Aku mendapati Fatimah sebagai pendorong yang terbaik dalam menyembah Allah.” Nabi saw. pun bertanya kepada Fatimah ra. tentang Ali, ia menjawab, “Dia adalah suami yang terbaik.”

Dalam kitab Shifatush Shajwah, dinukilkan bahwa Abu Ja’far As-Sa’ih berkata, “Ada berita yang sampai kepada kami, bahwa ada seorang wanita yang selalu rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah, berkata kepada suaminya, “Celaka engkau! Bangunlah, sampai kapan engkau tidur saja? sampai kapan engkau dalam keadaan lalai? Aku akan bersumpah demi engkau. Janganlah mencari penghasilan kecuali dengan cara yang halal.

Dan aku akan bersumpah demi engkau, janganlah masuk neraka hanya karena diriku. Berbuat baiklah kepada ibumu, sambunglah silaturahmi, janganlah memutuskan tali persaudaraan dengan mereka, sehingga Allah akan memutuskan dengan dirimu[] 

Sumber: moonrarea

10 Tahun Aku Membenci Suamiku

Kisah di bawah ini beredar di berbagai forum, fanpage facebook, dan blog. Entah siapa yang menuliskannya, namun satu hal yang pasti, kita bisa memetik pelajaran sangat banyak darinya. Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki.

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas.

Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat, kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon.

Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi.

Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “Selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.

Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan saksama.
Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat.

Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai.

Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu.

Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.

Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikanny a, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah
karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas.

Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya.

Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya , tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikanny a atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus. []

SUMBER: https://www.facebook.com/notes/yolanda-yuwita-sari/kisah-inspirasi-untuk-para-pasangan/10150409291865021

Kategori

Kategori