Klinik F3 Cinoling Tgk. Sabri MH

Info Sehat

Info Kesehatan {Klinik F3 Cinoling} Tgk. Sabri. MH

Rumah Sehat: Buka Untuk Umum

Mengobati: ☯

* Kanker / Kelenjar / Kista-Meoma (Benjolan),
* Diabetes - Impotensi / Ejakulasi Dini
* Stroke Karena Darah Tinggi, Penyempitan Syaraf
* Hernia - Prostate - Hemorid / Ambeien - Asma
* Alergi / Gatal - Katarak

Menyediakan 
Perlengkapan Alat, Kosmetik dan Obat-obatan Dan Produk HPAI

@ Melayani Therapy BEKAM Steril, dan BIO ENERGI, pen Akupuntur

* Cek Kolesterol
* Asam Urat
* Diabetes

Kunjungi Alamat Kami:

JL. Raya Segog 327, Batununggal
Kec. Cibadak
Kab. Sukabumi, 43351. Jawa Barat.
👉 Hp/WA. 0812 9889 2003.

Praktek: Senin - kamis Jam 08.00 s/d 20.00. Sabtu - Minggu 09.00 s/d 17.00.

Dinkes: 448.13.10.08.11.16.dsb.99

klinikf3cinoling.blogspot.com. ☯

Manfaat Krokot untuk Kesehatan

KROKOT “BUKAN” GULMA!

Allah tidak menciptakan segala sesuatu tanpa manfaat..

Jantung Sembuh Total, Pegal Linu Hilang, Cacingan Terobati, Maag Musnah Sampai Mata Pun Jadi Sehat Berkat Bunga Krokot

Krokot yɑkni tɑnɑmɑn liɑr yɑng mudɑh tumbuh dimɑnɑ sɑjɑ bɑik dilɑdɑng, pinggir jɑlɑn, sɑwɑh, kebun, bɑhkɑn dihɑlɑmɑn tempɑt tinggɑl. Krokot yɑng memiliki nɑmɑ lɑtin Portulɑcɑ Olerɑceɑ L konon yɑkni tɑnɑmɑn yɑng dɑtɑng dɑri ɑmerikɑ Lɑtin yɑng jugɑ gɑmpɑng di ketɑhui di Indonesiɑ.

Untuk sebɑgiɑn petɑni krokot didugɑ sebɑgɑi tɑnɑmɑn gulmɑ yɑng menggɑnggu, oleh kɑrenɑnyɑ krokot kerɑpkɑli dicɑbut dɑn dibuɑng. Tetɑpi tɑhukɑh ɑndɑ ɑpɑbilɑ krokot yɑng dimɑksud tɑnɑmɑn liɑr yɑng disɑngkɑ sebɑgɑi tɑnɑmɑn pengɑnggu memiliki mɑnfɑɑt yɑng sekiɑn pɑling penting untuk kesehɑtɑn tubuh mɑnusiɑ.

Pɑdɑ dɑun krokot sendiri memiliki kɑndungɑn vitɑmin ɑ, B komplek sertɑ C, omegɑ 3, tɑnin, I­norɑdrenɑlin, dopɑ, ɑsɑm linoleɑt, KSO4, KCI, nicotinic ɑcid, sɑponin, dopɑmin, norɑdrenɑlin, dɑn KNO3.

Kɑrenɑnyɑ ɑdɑ bɑnyɑk kɑndungɑn minerɑl dɑn vitɑmin yɑng ɑdɑ pɑdɑ krokot jɑdi tidɑk herɑn jikɑ krokot memiliki fɑedɑh yɑng demikiɑn besɑr untuk menolong menɑngɑni mɑsɑlɑh kesehɑtɑn pɑdɑ bɑdɑn mɑnusiɑ.

Semuɑnyɑ bɑgiɑn dɑri tɑnɑmɑn krokot dɑpɑt dipɑkɑi sebɑgɑi obɑt herbɑl bɑik itu dɑun, bɑtɑng, bungɑ, hinggɑ ɑkɑrnyɑ bɑik dɑlɑm keɑdɑɑn tetɑp mɑsih fresh ɑtɑupun telɑh kering.

Beriku beberɑpɑ fɑedɑh krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng perlu kitɑ ketɑhui:

Menɑngɑni penyɑkit mɑɑg

Cɑrɑnyɑ: Siɑpkɑn krokot yɑng mɑsih fresh lɑntɑs diuɑpkɑn selɑmɑ 5 menit lɑlu dihɑluskɑn dɑn diperɑs. ɑir perɑsɑnnyɑ dɑpɑt diminum 3 kɑli dɑlɑm 1 hɑri.

Mencegɑh penyɑkit jɑntung

Kɑndungɑn omegɑ 3 pɑdɑ dɑun krokot yɑng termɑsuk cukup tinggi dɑpɑt mencegɑh penyɑkit jɑntung koroner hinggɑ sroke menyerɑng tubuh kitɑ. Diluɑr itu jugɑ bɑik untuk dikonsumsi oleh ɑnɑk­ ɑnɑk ɑutism untuk membɑntu pergɑntiɑn kecerdɑsɑn otɑk si ɑnɑk.
Lɑngkɑh mengonsumsinyɑ untuk mengcegɑh penyɑkit jɑntung yɑitu semuɑ bɑgiɑn tɑnɑmɑn krokot dibersihkɑn kemudiɑn di tumbuk hɑlus, tɑmbɑhkɑn ɑir lɑntɑs diperɑs dɑn disɑring. Untuk lebih fresh bisɑ ditɑmbɑh dengɑn mɑdu dɑn minum sehɑri 2 kɑli.

Menyehɑtkɑn mɑtɑ

Bɑtɑng sertɑ dɑun krokot mempunyɑi kɑdungɑn vitɑmin A yɑng tinggi dɑri pɑdɑ sɑyurɑn berdɑun hijɑu yɑng lɑin. Vitɑmin A yɑkni ɑnti-oksidɑn yɑng demikiɑn bɑik dɑn ɑlɑmi yɑng pɑling utɑmɑ dɑlɑm membɑntu menyehɑtkɑn pɑndɑngɑn kitɑ selɑin itu vitɑmin A bisɑ pulɑ buɑt perlindungɑn selɑput lendir. Jɑdi dengɑn konsumsi krokot yɑng dɑpɑt jugɑ jɑdikɑn sɑyurɑn ini dɑpɑt membɑntu ɑgɑr mɑtɑ tetɑplɑh sehɑt.

Selɑin itu konsumsi buɑh sertɑ sɑyur yɑng kɑyɑ vitɑmin A di dɑlɑmnyɑ jugɑ sebɑgɑi perlindungɑn tubuh dɑri penyɑkit kɑnker ronggɑ mulut sertɑ pɑru­pɑru.

Menɑngɑni rɑdɑng usus

Memiliki mɑsɑlɑh pɑdɑ usus ɑtɑu rɑdɑng usus bisɑ diɑtɑsi dengɑn obɑt herbɑ dɑri krokot ini. Lɑngkɑh buɑt rɑmuɑnnyɑ cukup mudɑh yɑkni dengɑn mengɑmbil semuɑ bɑgiɑn tɑnɑmɑn krokot yɑkni bɑtɑng, ɑkɑr dɑn dɑun lɑlu ditumbuk hinggɑ hɑlus dɑn diperɑs, jɑngɑn lupɑ disɑring untuk dɑpɑtkɑn ɑir perɑsɑn yɑng bersih. Nɑh, ɑir perɑsɑn itu ditɑmbɑh ɑir mɑsɑk sertɑ minumlɑh 3 kɑli sehɑri.

Mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh

Mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng lɑin yɑitu dɑpɑt menyembuhkɑn disentri, diɑre ɑkut, mengobɑti cɑcingɑn, sesɑk nɑfɑs, dɑn menɑngɑni bɑdɑn yɑng nyeri ɑtɑu pegɑl­ pegɑl. Sebenɑrnyɑ dɑlɑm mengkonsumsi rɑmuɑn ini hɑmpir sɑmɑ yɑitu dengɑn melembutkɑn dɑn diperɑs ɑirnyɑ lɑlu ɑir perɑsɑnnyɑ diminum dɑn jugɑ dɑpɑt dikonsumsi sebɑgɑi sɑyurɑn kesehɑriɑn.

Itulɑh mɑnfɑɑt krokot untuk kesehɑtɑn tubuh yɑng sɑngɑt ɑjɑib, dimɑksud ɑjɑib lɑntɑrɑn sɑtu tɑnɑmɑn yɑng dikirɑ liɑr, penggɑnggu ternyɑtɑ dɑpɑt menɑngɑni berbɑgɑi penyɑkit dɑn memiliki kɑndungɑn vitɑmin dɑn minerɑl yɑng demikiɑn bɑik bɑgi tubuh kitɑ.

Bermuka Dua


Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat penjilat yang sering kali bermuka dua, dapat mengatakan hal yang bertolak belakang, tergantung di hadapan siapa dia berbicara. Tujuan para penjilat sudah jelas hanyalah untuk kepentingan dirinya saja, agar orang lain terutama yang berada di atasnya memandang baik pada dirinya.
Sahabat, sesungguhnya orang yang beriman pada Allah tak mungkin memiliki karakter seorang penjilat, hal ini adalah sebuah kepastian:
“Menjilat bukanlah termasuk karakteristik moral seorang mukmin.” (Kanzul Ummat, hadits 29364)
Meskipun sebagian besar manusia di muka bumi memiliki sifat suka menjilat dan bermuka dua, bahkan dihormati oleh banyak orang karena sifat tersebut, seorang mukmin tetap takkan meninggalkan prinsip kejujuran dan kebenaran.
“Ketika hari pengadilan makin dekat … orang-orang yang paling dihormati pada zaman itu adalah para penjilat dan orang-orang yang suka mencari muka.”
(HR. Bukhari Muslim)
Lalu bagaimanakah cara menghindari sifat suka menjilat dan mencari muka? Berikut ini beberapa cara di antaranya yang bisa kita praktekkan:
1. Menghindari memuji seseorang secara berlebihan
Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, ”Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan.” (Nahjul Balaghah, hikmah 347)
Seorang penjilat biasanya memuji sesuatu secara berlebihan dengan tujuan mendapat perhatian. Ia akan memuji orang-orang kaya, orang-orang berkuasa, orang-orang berilmu, agar mendapat keuntungan dari mereka.
Maka kita perlu menghindari pujian berlebihan terhadap apapun. Karena sesungguhnya segala puji hanyalah bagi Allah.
2. Banyak menghidupkan hati dengan berdzikir pada Allah di kala sendiri dan menjauhi sifat pamer/riya’
”Sesungguhnya orang-orang Munafik itu Menipu Allah, dan Allah akan membalas Tipuan Mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa’: 142)
Seorang penjilat dimasukkan dalam kategori orang munafik, mereka hanya bersemangat beribadah di hadapan orang lain, sedangkan ketika sendirian akan sangat sedikit mengingat dan menyebut Allah.
Maka, selisihilah para penjilat dengan cara menambah semangat beribadah justru di saat sendirian dan tak ada seorang pun yang mengetahui.
3. Tidak meminta jabatan atau kedudukan pada manusia
“Janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah, dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong).” (HR. Bukhari)
Jelas bahwa seorang penjilat suka meminta suatu keuntungan bagi dirinya sendiri, misalnya jabatan, harta, dan lainnya.
4. Meminimalisir ambisi terhadap harta dan kekuasaan
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada rusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi.” (HR. at-Tirmidzi no. 2482, disahihkan asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad, 2/178)
Na’udzubillah. Ambisi terhadap harta benda dan kekuasaan bisa amat merusak, bahkan dapat merusak agama seseorang, yang berarti ia rela meninggalkan nilai-nilai agama hanya untuk mengejar ambisi duniawinya.
5. Jangan merasa takut pada manusia
Sahabat, takut pada manusia adalah salah satu ciri yang dimiliki seorang penjilat. Ia khawatir jika kehilangan jabatan, maka ia takut menyelisihi atasannya, jadilah ia seorang yang ABS (Asal Bos Senang). Ia khawatir akan tersisih dari pergaulan jika menampakkan simbol keagamaan, maka ia pun menanggalkan pakaian taqwanya.
“Maka janganlah kalian takut kepada manusia, tapi takutlah kepada-Ku. Dan jangan pula kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (al-Ma’idah: 44)
6. Integritas antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan
Seorang penjilat biasanya tak peduli apakah perkataan dan perbuatannya selaras atau jauh berbeda. Maka jauhilah sifat seperti ini, lihatlah apakah ucapan dan perilaku kita sudah sesuai.
“Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.” (HR. Ath-Thabrani)
7. Tidak menggunakan dalil agama untuk menyokong kepentingan pribadi
Orang dengan sifat munafik dan suka menjilat bisa memutar-mutar ayat dan hadits serta nilai agama dengan lidahnya untuk kepentingan pribadi. Mereka bisa melakukan berbagai pencitraan agar manusia terkecoh menyangkanya bersahaja, beriman pada Allah, padahal hati mereka tidak demikian.
“Pada Akhir Zaman akan muncul orang-orang yang tidak segan-segan menggunakan agama demi tujuan-tujuan duniawi dan mengenakan shuf (pakaian dari bahan bulu domba) di depan umum untuk memperlihatkan kesahajaan. Lidah mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala.” (HR. Tirmizi)
8. Berani mengatakan hal yang benar sekalipun di hadapan penguasa zhalim
Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zhalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Seorang penjilat tak mungkin berani mengatakan kebenaran di hadapan penguasa zhalim terutama jika kebenaran tersebut bisa menyeretnya menjauh dari kekuasaan dan kenikmatan duniawi. Maka, beranilah memegang prinsip dan mengatakan kebenaran walau pahit!
Sahabat, mudah-mudahan kita terhindar dari sifat munafik, penjilat, serta bermuka dua, seumur hidup kita. Aamiin. (F3). 

Hukum Merusak Rumah Tangga

Tak hanya dalam film yang selalu mengangkat tema perselingkuhan dalam rumah tangga, akan tetapi dalam kehidupan nyata dimana banyak terjadi perselingkuhan dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan mulai dari harta atau karena cinta buta yang sangat mudah terjadi pada orang yang lemah iman. Hal inilah yang menjadikan seseorang tidak segan segan merusak rumah tangga orang lain. Lalu, bagaimana Islam memandang hukum tentang merusak rumah tangga dalam Islam tersebut?, berikut ulasan selengkapnya untuk anda.

Dalam pandangan Islam, berbagai upaya yang dilakukan untuk merusak rumah tangga seseorang adalah haram hukumnya dan bahkan masuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam. Salah satu argumennya adalah khitbah seorang perempuan yang sudah dipinang oleh seorang laki laki saja sudah dilarang untuk mendekati dan merusak seorang wanita dengan suaminya.

Dalam salah satu hadits dikatakan jika Rasulullah SAW bersabda, “Rasulullâh – shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami’”. [Hadîts shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzâr, Ibn Hibbaân, Al-Nasa-i dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi].

Dari penjelasan singkat diatas bisa disimpulkan jika hubungan laki laki dengan perempuan yang statusnya masih suami atau istri orang maka hubungan tersebut sangat terlarang dan bisa berdampak pada status hukum pernikahan dan memperlihatkan ciri ciri istri durhaka terhadap suami.

Imam Al Haitsami juga memasukan perbuatan dosa ini dalam perbuatan dosa yang tak terampuni. Dalam kitab Al Zawajir an Iqtiraf al Kabair disebutkan jika dosa besar pada urutan ke-257 dan juga 258 adalah merusak wanita agar terpisah dari suaminya dan juga merusak suami agar terpisah dari istrinya.

Selain itu, pendapat keras juga diutarakan Madzhab Maliki dimana seorang laki laki yang merusak hubungan istri dengan suaminya harus dibatalkan meski sesudah akad nikah. Pandangan tersebut juga dinukil dari Ibnu Arafah yang menyatakan jika barang siapa yang berusaha untuk memisahkan seorang perempuan dengan suaminya supaya ia dapat menikahi perempuan tersebut, maka tidak mungkin baginya atau tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan tersebut.

Jenis dan Cara Merusak Rumah Tangga

Ada berbagai bentuk dan jenis yang bisa dilakukan seseorang untuk merusak rumah tangga orang lain dan merusak hubungan antara suami dan istri dan diantaranya adalah sebagai berikut.

Berdoa dan memohon pada Allah SWT agar hubungan dari seorang wanita dengan suaminya bisa rusak dan akhirnya timbul perceraian antara kedua orang tersebut.
Berkata kata dengan manis dan melakukan segala cara lahiriah yang baik namun menyimpan maksud merusak hubungan wanita dengan suaminya atau sebaliknya.
Memberikan bisikan dan kata kata yang menipu dan memprovokasi sehingga wanita atau pria akhirnya berpisah dari pasangannya dengan iming iming akan dinikahi olehnya atau orang lain.
Meminta atau menekan dengan terus terang agar wanita meminta cerai pada suaminya atau sebaliknya dengan alasan yang tidak dibenarkan dalam syariat.
Hukum Islam tentang Merusak Rumah tangga
Dalam Islam, terdapat dosa besar dan juga hukum saat merusak rumah tangga orang lain dan beberapa hukuman yang siap untuk diterima tersebut diantaranya adalah:

Hukum Ukhrawi
Dari hadits Nabi Muhammad dan juga para ulama yang sudah bersepakat jika hukum merusak rumah tangga orang lain adalah haram hukumnya. Jika seseorang melakukan perbuatan tersebut, maka akan mendapat dosa dan juga siksaan kelak dalam neraka. Bahkan perbuatan merusak rumah tangga orang lain juga masuk dalam kategori dosa besar oleh Imam Al Haitsami.


Dari hadits juga dijelaskan jika dosa besar yang akan diterima bagi mereka yang sudah merusak rumah tangga orang lain yakni memisahkan suami dari istrinya atau sebaliknya, menurut hadits Nabi yang shahih merupakan perbuatan yang masuk dalam dosa tak terampuni.

Hukum Duniawi
Jika berbicara tentang hukum duniawi yang akan diterima perusak rumah tangga orang lain maka terbagi menjadi dua hukum yang berbeda, yakni:

Hukum Duniawi I


Jika seorang laki laki merusak pernikahan wanita dan suaminya sampai membuat wanita tersebut meminta cerai dari suami dan suaminya mengabulkan permintaan tersebut, atau laki laki yang merusak hubungan wanita dengan suaminya sampai suaminya marah dan meceraikan wanita tersebut. Menurut Jumhur ulama, menikahi janda cerai menurut Islam yang dilakukan laki laki perusak rumah tangga dan wanita yang merupakan istri orang lain tersebut haram untuk dinikahi. Namun, ulama Malikiyyah memiliki pandangan berbeda sebab pernikahan tersebut wajib dibatalkan baik sebelum terjadi pernikahan ataupun sesudah terjadi pernikahan. Berikut ini adalah beberapa alasan Malikiyyah mengenai azab wanita perusak rumah tangga orang lain.

Supaya dijadikan ancaman untuk kasus lain yang serupa dan bertujuan agar laki laki tersebut tidak merusak rumah tangga orang lain sehingga sebuah pernikahan bisa terjaga dengan baik.
Untuk menerapkan hadits dari Nabi Muhammad.
Terhitung dalam kaidah fiqih yang menjelaskan jika siapa yang tergesa gesa memperoleh sesuatu sebelum waktunya maka harus dihukum dengan cara tidak mendapatkan hal tersebut dan ini juga berkaitan dengan hukum pernikahan wanita yang ditinggal mati suaminya.
Hukum Duniawi II

Jika seseorang yang merusak rumah tangga orang lain, maka harus mendapatkan hukuman secara global. Berdasarkan pendapat para ulama, jika ada orang yang melakukan perbuatan terlarang tersebut, maka hakim memiliki wewenang untuk menjatuhkan ta’zir berupa hukuman yang diberikan berdasarkan ketentuan hakim atau penguasa. Hukuman tersebut adalah syarat yang tidak lebih dari 40 kali cambukan.

Namun, ada sebagian pendapat lain yang berkata jika orang tersebut harus mendapat hukuman penjara sampai ia bertaubat atau meninggal dan hal ini diyakini oleh sebagian penganut mazhab Hanafi. Sebagian penganut Mahzab Hanbali berpendapat jika hukumannya berupa cambukan keras dan dilakukan di depan umum sehingga bisa dijadikan peringatan untuk orang lain.

Merusak Rumah Tangga Merupakan Perbuatan Penyihir
Melakukan perbuatan dosa yakni merusak rumah tangga orang lain merupakan perbuatan penyihir berdasarkan dari hadits berikut ini.

“dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya”. [Al-Baqoroh: 102].

Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan jika aktivitas sihir dari Harut dan Marut merupakan sihir untuk memisahkan pasangan. Sihir tersebut kemudian akan membawa ke kufuran dan seperti yang sudah diketahui dalam Islam jika perbuatan sihir masuk ke dalam salah satu dari ketujuh dosa besar dalam Islam dan akan mendapat hukuman bunuh. Dalil tersebut akan semakin menguatkan jika merusak rumah tangga orang lain masuk dalam kaba ir arau dosa besar dan merupakan kemungkaran yang berat.

Mmemisahkan pasangan suami istri dan mengganggu sekaligus merusak rumah tangga juga menjadi pekerjaan utama dari iblis dan tentaranya sehingga bisa menimbulkan fitnah dalam Islam serta kerusakan di dunia.

Imam Muslim meriwayatkan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab: ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Lalu yang lain datang dan berkata: ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Beliau bersabda, “Iblis mendekatinya lalu berkata: ‘Bagus kamu.”[H.R.Muslim].

Dari hadits diatas sudah dijelaskan jika iblis meremehkan apa yang sudah dibuat para tentaranya dalam menimbulkan fitnah dan kerusakan manusia. Akan tetapi saat tentara melakukan kerusakan dalam sebuah rumah tangga menurut Islam, maka iblis akan sangat senangg dan semakin mendekatkan syetan tersebut disisinya sambil memberikan pujian. Dari sini bisa terlihat jika siapa saja yang terlibat dalam kerusakan rumah tangga sebuah pasangan meski ia bersorban besar sekali pun, maka sesungguhnya ia merupakan bagian dari iblis dan mewujudkan pekerjaan iblis sekaligus menjadi antek baik dilakukan secara sadar atau tidak.

Ibnu Taimiyah berkata, “Upaya seseorang untuk memisahkan istri dengan suaminya adalah diantara dosa-dosa berat, termasuk perbuatan tukang sihir, dan sebesar-besar perbuatan Syetan.” [Al-Fatawa Al-Kubra, vol.2 hlm 313].

Demikian ulasan dari kami tentang hukum merusak rumah tangga orang lain dalam Islam yang haram hukumnya apapun alasan dibalik melakukan hal tersebut. Semoga kita semua bisa terhindar dari perbuatan tercela semacam ini.🙏😇

Ciri-ciri Isteri Durhaka


Tentu setiap orang menginginkan dapat membina sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, di mana terdapat keharmonisan serta kebahagian dalam hubungan yang terjalin di dalam rumah tangga tersebut, sehingga besar kemungkinan keluarga yang mereka bina akan langgeng. Salah satu faktor pendorong terciptanya keluarga yang harmonis adalah hadirnya seorang istri yang selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, salah satunya adalah taat kepada perintah suaminya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :


لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Artinya “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi, banyak dari para istri yang kurang memahami tentang arti pentingnya hal itu, bahkan baik disadari ataupun tidak mereka justru melakukan hal-hal yang mendurhakai suaminya. Hal-hal tersebut di antaranya :

Tidak taat pada suami
Ciri ciri istri durhaka pada suami yang pertama adalah istri tidak taat pada perintah suami. Seorang istri yang baik dan shalihah adalah istri yang senantiasa taat pada suami dalam keadaan dan kondisi apapun. Dengan taat pada suami, hal itu akan dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kesetiaan suami kepada istrinya. Akan tetapi sebaliknya, jika istri tidak taat pada suami, maka besar kemungkinan rasa kasih sayang, rasa cinta, serta kesetiaan suami akan  hilang.


Islam menyebut perbuatan seorang istri yang tidak taat kepada suaminya sebagai nusyus yang artinya sikap membangkang. Artinya, istri yang melakukan nusyus adalah istri yang melawan dan melanggar perintah suami (tidak taat pada suami), serta tidak ridho atas kedudukan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ


Artinya:

 “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

Dalam hadist yang lain, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :


إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Artinya:

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dari dua hadist di atas kita bisa tahu bahwa seorang istri yang taat pada suami adalah salah satu ciri wanita yang baik, dan bagi wanita seperti itu, maka Allah SWT menjanjikan surga bagi mereka. Akan tetapi kenyataannya banyak para wanita yang tidak paham akan arti pentingnya mentaati perintah suami. Banyak alasan yang menyebabkannya seperti status sosial serta latar belakang pendidikan yang dimiliki istri lebih tinggi dari suami, dan lain sebagainya.

Banyak sekali perbuatan-perbuatan yang menjurus pada ketidaktaatan seorang istri kepada suami, seperti :

Keluar rumah tanpa seizin dari suami
Berkata-kata yang menyakiti hati suami
Membuka rahasia suami pada orang lain
Membelanjakan uang suami secara berlebihan tidak pada tempatnya
Menghianati suami, misalnya berselingkuh dengan pria lain
Lalai atau tidak mau melayani suami, baik secara terang-terangan maupun secara samar.
2. Menuntut adanya kesempurnaan dalam rumah tangga

Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak sempurna, termasuk sebuah rumah tangga. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Ketika seorang wanita melihat film atau dengan membaca novel yang mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga yang dianggapnya sempurna, maka ia pun berangan ingin memiliki hal yang sama.

Dan ketika telah menikah, kemungkinan besar ia akan kaget dan bisa jadi tidak bisa menerima dengan kehidupan berkeluarga yang dijalaninya, di mana kehidupan tersebut tidak sama dengan apa yang ia angankan sebelumnya. Lalu ia pun menuntut suami agar memenuhi kesmpurnaan yang ia inginkan tanpa menyadari bahwa semua hal itu tidak sama, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, termasuk dalam sebuah keluarga.

3. Mengingkari segala bentuk kebaikan yang dilakukan suami kepadanya

Islam sangat memuliakan seorang wanita, bahkan dalam islam seorang ibu memiliki tiga kali lipat hak untuk lebih dihormati daripada seorang ayah dan surga berada di bawah telapak kaki seorang ibu. Akan tetapi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam perban mengatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah para wanit. Mengapa bisa seperti itu?

Salah sat penyebab seorang wanita menjadi penghuni neraka adalah karena kekufurannya atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini adalah karena mereka mengingkari semua kebaikan yang telah dilakukan oleh suami kepada mereka.

Misalnya saja, seorang suami selalu berusaha melakukan kebaikan terhadap istrinya, akan tetapi istri melihat sesuatu yang tidak disenangi dari suami, maka ia pun mengatakan bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan yang bisa ia lihat dari sang suami.

4. Tidak suka pada keluarga suami

Hubungan pernikahan tidak hanya bertujuan untuk menyatukan dua insan yaitu lelaki dan perempuan ke dalam hubungan yang sah, akan tetapi suatu pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Kecintaan, kasih sayang, dan penghormatan seorang suami akan semakin bertambah apabila istrinya mampu menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga si suami.

Akan tetapi terkadang seorang istri menuntut agar perhatian dan kasih sayang suami hanya ditujukan padanya saja, tanpa menyadari bahwa suami juga memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orangtuanya. Hal inilah yang sering menyebabkan kecemburuan istri pada keluarga suami dan berupaya untuk menjauhkan suami dari keluarganya.

5. Hilangnya rasa Qona’ah dan ridho istri terhadap apa yang diberikan suami

Terkadang, messkipun suami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi keinginan sang istri, akan tetapi ketika keinginan tersebut tidak terwujud, justru apa yang ia lakukan tadi dianggap sia-sia oleh istrinya. Kenapa? Karena istri menganggap bahwa upaya yang dilakukan suami kurang, bahkan hanya dianggap main-main. Ia tidak mampu memahami bahwa setiap orang, termasuk suaminya memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan sesuatu.

6. Mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang, termasuk seorang istri pernah melakukan kebaikan, meskipun hanya sebiji kurma. Akan tetapi akan menjadi sebuah bentuk kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang telah ia lakukan terhadap suami atau keluarganya, bahkan menganggap bahwa kebaikan yang dilakukan suami terhadapnya tidak lebih besar dari kebaikan yang ia lakukan. Hal ini tentu akan menyakiti perasaan sang suami.

7. Cemburu yang berlebihan

Ciri ciri istri durhaka terhadap suami selanjutnya terletak pada rasa kecemburuan, hal ini banyak tak disadari oleh para istri. Salah satu sifat alami manusia, terutama kaum hawa adalah cemburu. Cemburu boleh saja, asal memiliki dasar dan masih berada dalam batas kewajaran. Rasa cemburu seorang istri terhadap suaminya menurut syariat islam adalah apabila suami melakukan kemaksiatan seperti berzina, mendzalimi istri, mengurangi hak-hak istri, dan lain sebagainya.

Rasa cemburu seorang istri akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan terhadap suami apabila cemburu tersebut tidak memiliki dasar berupa fakta atau bukti dan cemburu yang terlalu berlebihan (cemburu buta).

8. Kurang atau tidak bisa menjaga perasaan suami

Seorang istri yang baik harus selalu berusaha menyenangkan suaminya, seperti menunjukkan wajah yang ramah, tidak mermuka masam, serta sejuk ketika suami memandangnya. Selain itu, istri juga harus selalu menjaga perbuatan dan ucapannya agar tidak menyakiti hati suami, misalnya tidak mencaci, suka mengkritik, berkata-kata keras, maupun sering memojokkan suami. Hal ini akan membuat perasaan suami terluka.

9. Terlalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah

Tidak ada salahnya jika sorang istri memiliki kegiatan di luar rumah, akan tetapi setiap kali melakukan aktivitas tersebut, istri harus mendapatkan ijin dari suami dan tidak boleh mengabaikan tugas serta tanggungjawabnya di rumah.

10. Kurang atau tidak bisa menjaga penampilan

Seorang istri harus bisa menjaga penampilannya di depan suami, tidak hanya ketika ia sedang bepergian ke luar rumah. Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan bau ketika berada di hadapan suami, maka tidak heran jika lama kelamaan suami akan menjadi tidak betah di rumah. Akan tetapi juga merupakan hal yang tidak baik apabila seorang istri terlalu sibuk berdandan sehingga lupa akan kewajibannya sebagai istri.
🙏🙏😇

Sikap Suami Durhaka pada Isteri.!



DALAM Al-Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 34 disebutkan, bahwasannya kaum lelaki (suami) adalah pemimpin bagi kaum wanita (istrinya). Seorang suami dituntut untuk bisa mendidik, melindungi, serta selalu menegakkan kebenaran dalam kehidupan rumah tangganya.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik akhlaknya atau perlakuannya terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi tak jarang kita dengar dan saksikan hadirnya seorang suami yang mendurhakai istrinya. Daripada melindungi, mereka justru memilih tindakan atau perbuatan yang dalam islam digolongkan ke dalam perbuatan dzalim terhadap istri. Perbuatan-perbuatan tersebut di antaranya :

1.    Menelantarkan untuk memberikan nafkah pada istri
Ciri-ciri suami durhaka terhadap suami yang pertama terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Ath- Thabrani, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:

“Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.”

Hadist tersebut menggambarkan betapa berdosanya seorang suami yang melalaikan kewajibannya terhadap istri dan anaknya.

2. Melimpahkan tanggungjawab suami kepada istri
Suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Ia berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin bagi keluarganya. Lalu bagaimana jika suami melimpahkan kewajiban seperti mencari nafkah dan mengatur segala urusan rumah tangga kepada sang istri?

Hal ini tentu saja bertentangan dengan syariat islam, dan keluarga tersebut digolongkan menjadi keluarga yang tidak beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.“ (HR.Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Jika tanggung jawab menjadi pemimpin diambil alih oleh istri, maka tentu saja kewibawaan suami akan hilang, dan hal itu bisa menjerumuskan istri pada perbuatan durhaka pada suami.

3. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri
Jika seorang suami memutuskan untuk menceraikan istrinya, maka ia berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan layak kepada istri yang hendak diceraikan selama masa iddah. Kewajiban lain yang tidak boleh dilupakan suami adalah bahwa ia harus tetap memberikan nafkah kepada istri yang hendak ia cerai sebagaimana biasanya.

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS Ath- Thalaaq: 6)

4. Tidak mau melunasi mahar
Seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya, maka itu berarti suami telah menipu istrinya dan ia akan mempertanggungjawabkannya di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq.” (HR.Thabarani)


5. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri
Islam memandang mahar suatu perkawinan dengan tujuan untuk menghormati kedudukan istri serta untuk pertanda  atau lambang kekuasaan seorang wanita atas laki-laki yang menikahinya. Seorang pria yang apabila ia berniat menceraikan istrinya lalu meminta atau mengambil kembali mahar yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri, maka itu adalah perbuatan yang tercela, dan Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan tersebut.

6. Menuduh istri berzina tanpa adanya bukti yang kuat

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An- Nuur ayat 6-7)

BACA JUGA: Jangan Jadi Suami Durhaka, Ini Tandanya

7. Menganiaya serta merendahkan martabat istri
Rasulullah SAW melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan istri dengan wanita lain dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri baik di hadapannya sendiri atau di hadapan orang lain.

Sebagaimana sabda Beliau SAW dalam sebuah hadist,

”Saya pernah datang kepada Rasulullah SAW, ’saya lalu bertanya: ’Ya Rosulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami? ’Beliau bersabda: ‘janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.” (HR. Abu Dawud)

8. Memeras dan mengajak istri untuk berbuat dosa
Ini salah satu hal yang tidak dibenarkan dalam islam. Seorang suami haruslah selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk istri dan anak-anaknya, seperti mengajari dan mengajak mereka untuk shalat, mengaji, atau melakukan hal-hal yang dapat memberikan motivasi bagi istri dan anak untuk beramal ibadah.

Seorang suami yang memeras istri dan memaksanya untuk berbuat dosa, maka di akhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban dari Allah SWT atas apa yang pernah ia lakukan tersebut.

9. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri
Selalu curiga terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat kurang baik yang harus dihindari oleh para suami. Ketika seorang suami curiga kepada istrinya, maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya tersebut. Hal itu akhirnya bisa menimbulkan pertengkaran di antara keduanya.

10. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i
Seorang suami yang sudah bosan dengan istri karena berbagai alasan seperti memiliki wanita idaman lain, bisa saja selalu berusaha mencari-cari jalan agar ia segera dapat bercerai dari istrinya. Misalnya saja dengan menuduh istri tanpa adanya bukti yang jelas. []

SUMBER: DALAMISLAM.COM

🌸 Carilah Calon Istri yang Paham Agama dan Mau Ngaji 🌸



Berbicara masalah calon pendamping hidup tentu setiap orang mempunyai kriteria masing-masing. Apalagi bagi kami kaum cowok, sudah barang tentu wanita yang berkulit putih, tinggi, cantik atau bahkan mengidamkan gadis secantik Miss Indonesia dan beberapa kriteria lainnya sudah ada dipikiran kami.

Sah-sah saja sebenarnya mempunyai kriteria tersebut, tapi alangkah baiknya jika istri kamu kelak paham agama karena kedamaianlah yang akan kamu dapatkan dalam rumah tangga. Istri yang baik dalam agamanya tentu tahu cara memperlakukan suami dengan baik dan pandai bersyukur.

Jangan memilihnya hanya karena dasar cantik semata, bila tidak maka tingkahnya akan menggelitikmu dalam derita.

Dalam memilih pendamping hidupmu juga, pilihlah dia yang baik akhlak dan tata kramanya, agar dalam menjaga rumah tangga ia akan selalu menggunakan syariat. Dan jangan pula kamu lupa bahwa dalam memilih kriteria harus seiman dengan kamu.

Jika hanya fisik semata yang kamu agungkan, damai dalam berumah tangga belum tentu kamu peroleh. Jadi jangan salah pilih, pilihlah dia yang baik agamanya, akhlaknya, tata kramanya, dan bahkan pintar ngajinya, maka sudah pasti ia akan selalu bisa mengkaji apapun yang terjadi dalam hidup bersama dengan bijaksana.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber Artikel : hipwee/Klinik

Kategori

Kategori